.
.
Suara ketukan pintu menggema di dalam toilet dengan keras, menyiratkan keadaan yang mencengkram. Suasana yang sunyi, menandakan bahwa tidak ada orang disekitar sana.
Suara tangisan terdengar jelas, seorang gadis yang berada di dalam toilet itu terduduk lemas tubuhnya mulai melemah, ada hawa dingin yang memasuki benaknya. Kepalanya sedikit berputar, pusing. Tiba-tiba saja penglihatannya menjadi buram dan gelap. Gadis itu pingsan.
Seseorang datang secara kasar, berusaha menggebrak pintu itu tapi nyatanya itu tak bisa. Kemudian ia mengetuk-ngetuk pintu kencang dengan raut wajah yang sangat khawatir.
"Ra! Namra!"teriak Suhyeok dengan nada khawatir nya berusaha memanggil Namra tetapi tidak ada sautan sama sekali,
"Choi Namra! Lo denger gue kan?!"
"Ra!"
"Namra!"
"Choi Namra!!"
"Lu tenang dulu teka jangan teriak-teriak macem gini"
Woojin berusaha menenangkan Suhyeok, tapi di lawan oleh suara yang lantang dengan tersulut nya emosi
"Namra di dalem jin mana bisa gue tenang!!"
"Iya gua tau lu khawatir, tapi coba lu pikir dengan cara lu kayak gini, teriak-teriak manggil Namra emang lu bisa buka ini pintu hah?"ujar Woojin dan itu membuat Suhyeok tersadar
"Akhh!! Bangsat!"umpat Suhyeok, mengepalkan tangannya kuat-kuat kemudian pergi keluar toilet dengan amarah di benaknya
Woojin yang udah pusing liat kelakuan sahabatnya kayak gitu pengen pingsan aja, berharap gak terjadi apa-apa dan Coba aja hari ini dia gak masuk sekolah udah tentram rebahan di kasur.
"Suteka!"
"Tek!"
"Teka!!"
"Woii mau kemana sih!!"
"Pelan-pelan napa kalau jalan"
"Astaga, gue dicuekin. Suteka!!"
Begitulah kira-kira panggilan dari seorang Woojin untuk Suhyeok yang sama sekali di hiraukannya, suruh siapa ngikut-ngikut kan.
Kaki jenjang seorang Suhyeok pun akhirnya berhenti dan itu membuat Woojin lega karena kalau terus saja ia mengekori Suhyeok itu akan membuatnya mati
Iya, mati Suhyeok jalannya kek Cheetah cepet pake banget, Woojin juga sampai ngos-ngosan.
Disaat Woojin mengatur napasnya, ia bertanya-tanya melihat sekelilingnya dengan tatapan semua orang tertuju pada mereka berdua.
Batin Woojin 'bentar-bentar kok kantin, oh apa Suhyeok mau beliin gue minum ya? Wah si Suhyeok emang the best lah tau aja kalau lagi haus tapi kok Suhyeok gak pesen ya malah belok ke meja Cheong--san.'
Astaga! Gawat Suhyeok membogem pipi Cheongsan kuat mengangkat kerah bajunya dan membogem lagi. Habis lo Woojin
"Berani nya lu ngunci Namra di toilet"suara agem dari seorang Suhyeok terdengar jelas di telinga Cheongsan, senyuman terangkat di mukanya meremehkan sang lawan, Suhyeok
"Baru ada nyali lo"
"Siniin kunci nya"Suhyeok menekan di setiap katanya dengan amarah yang menggebu
"Gak segampang itu"
Suhyeok tak sanggup lagi menahan amarahnya dia mulai membogem Cheongsan lagi untuk mengajaknya berkelahi dan Cheongsan dengan senang hati membalasnya.
Gyeongsu, Daesu, Woojin, Onjo, Nayeon, Ji-min dan yang lainnya yang menyaksikan itu mencekik nyilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rectangle
RandomChoi Namra seorang ketua kelas yang dingin yang memiliki trauma untuk berbaur dan memilih menyendiri tanpa seorang teman. Suhyeok namja terganteng di SMA HYOSAN, cowok yang atletis dan pintar berbaur itu memendam lama perasaannya selama satu tahun...