Dia yang melarang

595 72 18
                                    

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Masih menjadi misteri, kenapa pemuda itu dengan berani menolak tawaranku. Bahkan dirinya juga tidak terlihat takut atau tahu tentang siapa aku ini.

Aku Kim, anak bungsu dari tiga bersaudara masih mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya dipikirkan oleh pemuda desa itu.

                                 ♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Dua hari setelah rapat dan pertemuan antara keluarga utama dan cabang, uncle Gun dan 'Pa setuju untuk mengambil alih salah satu wilayah selatan paling ujung yang belum tersentuh seluruhnya.

Menurut data yang diberikan oleh Arm, ada satu wilayah selatan yang sedikit terpencil dengan sumber bumi yang melimpah. Tanah yang subur, pertambangan, dan terlebih lagi minyak bumi. Oh, ayolah, siapa orang gila yang mau membuang kesempatan ini?

Hanya satu kurangnya, tempat ini juga terkenal dengan wilayah maut. Setidaknya setiap tahun akan ada kecelakaan yang memakan korban jiwa, tidak hanya sekali namun berkali-kali.

"Big, apa sumber ini bisa dipercaya?" Big, salah satu pengawal pribadi yang telah lama menemaniku. Ia juga merupakan orang yang aku percaya untuk mencari informasi, selain Arm tentunya.

Big tidak langsung menjawab, namun ia meminta padaku untuk memberikan tablet yang sedari tadi aku pakai. "Sebenarnya, ada miss informasi tentang tempat ini. Arm menemukan tempat ini dalam kurun waktu yang tidak sebentar, dalam data yang ia berikan dituliskan; jika wilayah ini tidak berpenghuni dan masih terabaikan. Namun..."

"Namun?"

Big memberikan kembali tablet-nya padaku, ia menunjukkan data terbaru yang ia punya. "Wilayah ini sudah memiliki pemilik, pemilik sah atas wilayah selatan ini."

Oke, itu adalah informasi baru yang aku ketahui. Lalu, kenapa Arm tidak mengatakannya semalam? Apa ia lupa atau ini disengaja?

"Tuan Kim tidak perlu memasang raut wajah seperi itu, Arm tidaklah salah karena itu data yang ia miliki beberapa bulan yang lalu. Yang mana data-data tersebut sudah tidak akurat seratus persen."

Big mengusap rambutnya yang rapih, "Data ini baru saja saya terima dini hari tadi, tidak mudah untuk mendapatkan informasi tentang ini soalnya."

Aku mengangguk mendengar setiap kalimat yang Big katakan, jujur saja ini sedikit membuatku bingung. Jika Arm menemukan tempat ini tanpa pemilik, lalu bagaimana bisa hanya dalam beberapa bulan wilayah itu sudah memiliki kepemilikan yang sah?

"Dari mana kau tahu?"

"Katakan saja ini dari kenalanku, dia bersama pasangannya hidup di wilayah tersebut sudah sekitar dua bulan. Rata-rata yang tinggal di sana kebanyakan adalah 'mereka yang terbuang', saya juga kurang paham maksud dari kalimat tersebut, tapi keadaan di sana bisa terbilang sangat baik."

Mendengar penuturan Big, aku hanya bisa diam sembari memikirkan setiap informasi yang baru saja aku dengar. Ini tidak biasa, seolah-seolah wilayah selatan itu memiliki rahasianya sendiri. Bisa jadi kenalan yang dimaksud Big hanya membual, tapi Big bukanlah orang yang mudah percaya begitu saja pada orang lain dan aku yakin jika Big percaya pada orang itu, maka bisa dipastikan informasi ini benar adanya.

"Lalu, bagaimana mereka bisa berada di wilayah tersebut? Apa mereka juga orang 'terbuang'?"

Big menggeleng, ia mendekat padaku dan menggulir halaman hingga akhir. Terlihat beberapa foto pria tua berusia awal empat puluh, tubuhnya yang kecil berbanding terbalik dengan seorang pria muda di sampingnya. Keningku mengkerut dalam saat melihat foto ini, apa ini foto yang tadi aku lihat? Rasanya aku belum pernah melihatnya.

11:11 [KIMCHAY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang