Dia yang ketakutan

358 55 7
                                    

"Big, aku ingin pergi sarapan di luar. Jangan ikuti," Aku berucap pada Big yang baru saja selesai dengan latihan menembaknya. Ia sedikit terlihat kelimpungan tapi aku tidak peduli.

Tanpa menunggu Big merespon, aku segera berjalan keluar dari tempat penginapan dan mencari tempat makan di sekitar sini. Waktu masih menunjukkan jam sembilan pagi, tapi indung semangku sudah berteriak untuk segera minta diisi.

Beruntung aku bisa menemukan tempat makan sesuai seleraku. Di tempat penginapan yang sekarang, aku kurang suka untuk menyantap makanannya. Mungkin bagi orang lain ini sama saja tapi bagiku, seleraku untuk makan itu sedikit berbeda.

Omong-omong, kenapa sosok anak itu terlintas begitu saja di kepalaku?

Yah, tidak salah juga sih, soalnya dia menarik. Menarik karena begitu banyak hal yang ia sembunyikan pada tubuhnya yang kecil itu. Dari luar ia terlihat seperti anak rapuh yang akan menangis jika diganggu, tapi di dalamnya, entah apa yang akan kami temukan jika melihat ke dalam jiwanya yang sangat kuat.

Berbeda dengan rekan bisnis yang pernah aku temui, Porchay—yang memang bukan rekan bisnis—tidak terlihat sekalipun tertarik dengan diriku atau tahu tentang siapa aku. Ia terlihat lebih peduli dengan pria tua yang kami datangi pertama dan berbicara omong kosong tentang kutukan, hal yang sampai sekarang membuatku terheran-heran.

Ini sudah jaman modern dan berbicara tentang kutukan, apa pria tua itu sedang membicarakan salah satu tokoh terkenal di serial HP? Jika iya, maka itu sangatlah konyol. Tapi di saat bersamaan, itu adalah hal yang lucu.

Terima kasih pada rekan dari Big, karena mereka pula aku bisa mendapatkan informasi lebih tentang Porchay. Tidak banyak tapi sedikit membantu, mungkin karena itulah aku bisa mempercayai Big.

"Mari kita lihat," jariku menggulir layar tablet dengan perlahan. Aku tidak bisa tidak terpukau saat melihat prestasi yang dimiliki oleh anak itu, atau mungkin karena Porchay itu salah satu dari sekian puluh anak yang jenius.

Gerakan tanganku berhenti pada salah satu foto, ada kemungkinan jika ini adalah foto baru yang entah diambil kapan. Sebenarnya hanya foto biasa dengan Porchay yang berdiri memegang papan luncur, tapi yang membuatku lebih tertarik adalah sosok seseorang yang ada di sampingnya.

Wajahnya terlihat tidak asing membuatku mengingat tentangnya, seseorang yang telah lama hilang dari sisi keluarga minor. Untuk sesaat aku bisa merasakan jantungku berpacu sangat cepat, dengan jari yang gemetar, aku memperbesar foto tersebut guna meyakinkan diri sendiri.

Jika ingatanku benar, maka orang ini memanglah orang yang telah lama dicari. Walaupun aku tidak sering bertemu dengannya, tapi aku suka mendengar cerita tentangnya. Tentang adik dari Vegas yang telah lama hilang—Macau, yang menghilang saat ia berusia sepuluh tahun. Tentang dirinya yang telah lama dikira meninggal akibat badai di tengah laut, tapi jika itu benar adanya, siapa pria yang berada di samping Porchay?

Hantunya? Tidak mungkin hantu berpijak pada tanah dan lagi—

"Wajah memelasmu sudah tidak mempan padaku."

Aku sontak menoleh, mataku membulat saat mengetahui siapa orang yang baru saja lewat di sampingku barusan. Pikiran iseng tercipta begitu saja, mereka datang berdua dan ada seseorang yang aku curigai sebagai Macau berdiri tepat di sampingnya.

Baiklah, kita akan cari tahu kebenarannya.

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Big datang sepuluh menit kemudian. Ia terlihat tidak begitu baik dengan setelan kerjanya, hal itu membuatku mengkerut heran karena itu bukan seperti Big yang aku kenal. Tapi aku tidak ambil pusing, aku bukan Kinn yang menuntut kerapihan atau formalitas. Atau Khunn yang terlalu cerewet dengan permintaan konyolnya.

11:11 [KIMCHAY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang