SELESAI

4.9K 251 24
                                    

Kelima remaja itu sudah memakan habis masakan Loli. Piring-piring yang tadinya penuh dengan berbagai lauk dan sayur kini sudah bersih. Hanya terdapat sisa-sisa noda saja.

Galang bersendawa kecil. "Kenyang banget gue, masakan Loli emang the best!"

"Asli enak banget masakan lo, Li. Gue aja sampe nambah tiga kali," sahut Aldi.

"Enak apa kelaperan?" ledek Reyga.

"Dua-duanya sih," celetuk Aldi asal.

"Thank you guys, gue seneng banget kalau kalian suka sama masakan gue. Sering-sering main ke sini biar gue masakin lagi," ujar Loli.

"Ngerepotin lo yang ada," balas Reyga tidak enak.

"Gak ada yang namanya ngerepotin. Gue suka kok." Loli tersenyum kepada Reyga.

"Oh iya gue beresin dulu piring kotornya." Loli menumpuk piring-piring kotor itu.

"Sini gue bantu," ucap Galang kemudian membawakan tumpukan piring tersebut.

"Gue juga mau bantu," serobot Reyga.

"Gue juga," timpal Aldi.

Aldi dan Reyga berdiri dan disusul oleh Angga. Cowok itu juga ingin membantu Loli. Deringan ponsel membuat Angga mengurungkan niatnya.

Empat orang yang berada di sana langsung menoleh ke arah Angga karena suara yang ditimbulkan ponsel Angga.

"Mamah," ucap Angga membari tahu teman-temannya. Mereka semua mengangguk paham.

"Halo, kenapa Mah?" tanya Angga.

"Halo, Sayang. Kamu bisa ke hotel Indah Permata sekarang gak?" ucap Karina.

"Emang kenapa, Mah?" Angga mengerutkan keningnya bingung. Keempat temannya juga bingung mendengar pembicaraannya.

"Om Rudy sakit, kita udah pulang dari luar negeri."

Angga semakin bingung, ia tidak mengerti penuturan dari Karina. "Om Rudy sakit? Kok dibawa ke hotel bukan ke rumah sakit?"

Aldi, Reyga, Galang, dan Loli saling tatap bergantian. Mereka malah ikut bingung.

"Gak sempet ke rumah sakit. Kita ke sini karena mendadak," jawab Karina.

"Ya udah Angga susulin ke situ, Mah." Angga lantas mematikan panggilan teleponnya sepihak. Sebenarnya Angga kurang percaya kalau Rudy sakit. Tapi lebih baik menurut daripada menyesal akhirnya.

"Om Rudy sakit, gue mau nyusulin ke hotel. Gue duluan, ya?" ucap Angga berpamitan.

Loli mengangguk. "Hati-hati."

Angga menghampiri Loli dan mengecup dahi Loli lembut. "Makasih ya buat semuanya."

"Iya sama-sama."

Angga beralih ke tiga temannya. Ia bertos kepada mereka. "Gue duluan."

"Hati-hati," balas ketiga cowok itu bersamaan.

Angga mengangguk lalu buru-buru pergi. Reyga mengerutkan keningnya, seperti ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Tapi apa?

Reyga membulatkan matanya. "Li, kenapa lo gak ikut?"

"Emang gue harus ikut?" tanya Loli.

Aldi dan Galang langsung mengerti maksud Reyga. "WAJIB!" kata ketiga cowok itu serempak.

"Tapi Angga udah pergi, besok-besok aja deh." Loli malah melanjutkan mencuci piring.

"Gak bisa, Li. Harus sekarang, ayo gue anter," ujar Reyga memaksa.

ERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang