Jungwoo View

39 6 0
                                    

"Hari ini Kau sudah meminum obat mu teratur? "

Dor

Dor

Dor

"Hmm. Aish sialan, kenapa Kau menembak tim kita huh? Bego banget"

"Maaf tadi tembakan ku meleset. Jadi, bagaimana harimu hari ini? "

"Cukup menyenangkan Bubu, tadi Aku pergi ke Sanpo makan odeng sama minum.. Lumayan menghibur hatiku, Mr. Joong menghubungiku hari ini hehe. Eh eh lihat maps nya"

"Mr. Joong itu siapa? "

"Oh Dia satu-satunya sahabatku, kami berteman sejak sebelum jadi trainee. Orangnya baik, dia selalu cerita bahwa dirinya mempunyai seorang putera dan ia sangat menyayangi puteranya. Kapan-kapan akan ku kenalkan dirimu padanya. Yak help me Bubu anjim ada dua musuh menuju ke arah ku"

"Aish Bubu sialan kenapa Kau nggak bantu Aku. Kita kalah woiii, Kau merusak moodku sekarang. Bye bye"

PiP

.

Seulas senyuman terukir di bibir Yuta. Sejujurnya saat Yuta hanya berusaha untuk bersikap jual mahal untuk membuat kekasihnya kelimpungan. Benar saja, di lain tempat, pria yang dianggap sebagai kekasihnya itu sedang frustasi sendiri di dalam studionya karena mengira sang kekasih sedang marah padanya karena telat membantu sang kekasih sewaktu sang kekasih sedang disergap oleh banyak musuh saat bermain game online.

Kedua orang yang sedang dilanda kasmaran ini memiliki cara sedikit aneh. Memang, keduanya jarang bertemu namun mereka sering bertemu secara online saat bermain game. Lagipula keduanya juga merasa nyaman dengan cara aneh seperti itu agar mereka tetap saling terhubung meski sesekali mereka bertemu secara nyata hanya untuk makan bersama, berjalan-jalan, bermanja ria, atau pun saling melepaskan rindu untuk saling menyentuh.Yuta dan Taeyong bisa menjadi diri mereka sebelum berpacaran seperti layaknya sepasang sahabat saat bermain game, bahkan keduanya tak malu untuk saling mengumpat, mengeluh, dan bergosip.

Bagi Yuta menjadi sahabat sekaligus menjadi kekasih pria berwajah karakter manhwa itu membuat malamnya menjadi lebih indah. Namun, ia tak tahu Taeyong akan menganggapnya demikian. Pikiran-pikiran negatif terkait hubungan dirinya dengannya membuat nya selalu merasakan sakit sewaktu bertemu.

"Bubu bisakah kau mencintaiku setulus hati? ", gumamnya sembari memegangi pagar pembatas balkon.









Tok tok tok

Yuta membuka pintu dengan setengah tertutup. Ia memandang datar sosok leadernya yang tengah menatap matanya lembut. Namun, nyatanya ia sangat membenci kehadirannya entah karena apa.

Lelaki di hadapannya itu berbicara dengan nada pelan, dan memintanya untuk bergabung ke meja makan. Yuta pun melirik ke arah meja makan, memperhatikan adik-adiknya yang sedang menyiapkan makanan yang telah ia beli. Meski, raut mereka terlihat tidak begitu mengenakkan di matanya.

Yuta berjalan mengekori leadernya, sontak kedatangannya membuat adiknya semakin menunduk dan hanya Jungwoo yang membuang muka di hadapannya.

Yuta memejamkan matanya. Berusaha meraih sendok dan garpu yang terletak di hadapannya.

"Kalau Kalian tidak enak denganku yang telah membeli makanan, mending kalian buang saja ke tempat sampah", ujar Yuta singkat lalu meraih beberapa sendok suapan dan pergi berlalu menuju kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar, ia pun meraih sebotol vodka yang terletak di samping kaki ranjang lalu meminumnya dan tidur diantara botol-botol minuman beralkohol kosong yang sengaja ia susun dan kumpulkan semenjak ia mendapat kamar pribadi sekitar dua tahun tahun lalu.

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang