Born As Whore Son

44 5 0
                                    

Aktivitas grupnya diliburkan selama dua hari. Yuta ragu, apakah dirinya harus kembali ke dorm, berjalan-jalan, berlatih, atau menciptakan sesuatu di studionya. Sejujurnya Yuta lebih menyukai jadwalnya padat dibanding libur.

Karena bimbang dalam memilih keputusan, akhirnya ia memilih semua opsi. Tak lupa, ia menelfon seseorang yang menjadi lebih dekat dengannya akhir-akhir ini. Seseorang yang memiliki perbandingan usia yang terpaut jauh darinya. Tenang saja, ini bukanlah hubungan asmara. Ini adalah persahabatan lintas generasi. Entah mengapa, ketika Yuta merasa resah, pria itu selalu memberikan segudang solusi untuk memecahkan jalan buntu yang sedang menghadangnya. Mereka membuat sebuah perjanjian untuk tidak menanyakan layar belakang pribadi. Namun, suatu waktu pria paruh baya itu pernah bercerita jika ia memiliki Putra yang seusia dengannya.

"Mr. Joong, hari ini sebelum kita pergi ke agensi. Antarkan aku ke tempat minum tanpa ada orang yang mengenaliku, minimal tempatnya harus tenang. Di luar Seoul pun tidak apa-apa"

Sepanjang perjalanan ia berfokus mendengarkan lagu dan memejamkan mata. Rangsangan visual dan audio sangatlah mengganggunya, mereka akan terus berputar seperti pita film abadi jika Songhi tak melakukan sesuatu atau setidaknya meringankannya dengan antipsikotik.

"Kenapa Mr. Joong selalu tahu sih apa yang kuinginkan. Wow sangat indah", ujarnya sembari meninggalkan mobil. Sedangkan orang yang ia panggil Mr. Joong hanya tersenyum memandangi nya.

"Halo, Bibi"

****

"Terimakasih Mr. Joong sudah mengantarku ke tempat yang kuinginkan", ujar Yuta sembari membungkuk sementara Mr. Joong mengacak rambutnya asal.

Yuta sengaja datang sebelum jam makan malam tiba. Ia sengaja untuk lebih awal pulang, karena sedang rindu dengan para member. Meskipun, dari luar ia terlihat sangat tidak peduli dengan para member. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya ia menyayangi mereka.









"Apa-apaan sih dengan Kak Yuta itu sih, seenaknya dia kabur begitu saja waktu kita pesta. Itu membuat kita jadi terlihat seperti penindas"

"Kau tak boleh berkata seperti itu Kak Jungwoo, meskipun begitu kita tak pernah melakukan hal-hal buruk padanya. Kau tahu kan, kata manajer kita Kak Sungchan sedang sakit psikisnya. Biarkan dia menyendiri, kalau itu lebih baik"

"Kalau sudah tahu sakit jiwa kenapa tidak pergi ke RSJ sana, sudah tahu gila kenapa masih ingin menjadi idol? Bikin beban grup saja. Aku tak mengerti jalan pikiran Choi bajingan itu mau mendebutkan cowok gila sepertinya, apa jangan-jangan ia menjadi simpanan nya? "

"Yak Woo-ah, kalau tidak ada dia kita tidak bakal menjadi seperti saat ini. Grup kita beruntung karena punya rapper berbakat sepertinya"

"Berbakat tapi tidak populer apa gunanya? Bahkan, di luar sana banyak yang bakatnya sampah tapi banyak yang populer tuh... Dia mungkin terlahir menjadi pecundang kikikiki"

"Pssst Pssst"

Salah seorang di antara mereka menjadi membatu sewaktu melihat Yuta tengah berdiri di dekat ambang pintu apartemennya. Yuta menjaga dirinya agar tetap bertahan.

Ia meletakkan kantung belanjaan yang berisi makanan ke dapur. Sepertinya ia tak bernafsu makan hari ini.

"Ada apa dengan lehermu Kak, apa Kau habis bercinta dengan Choi-ssi?"

Mendengar ucapan kasar Jungwoo, Yuta tak mampu menjaga dirinya. Ia menampar lelaki itu, lalu pergi tanpa berucap kata.









'Mengapa semua orang menganggap ku jalang? '

'Mengapa semua orang menuduhku melakukan perbuatan yang tidak kulakukan'

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang