Melted

62 7 0
                                    

Sepasang kekasih itu tengah berbaring miring dan saling berhadapan. Mereka saling memandangi satu sama lain. Si gadis perlahan memejamkan kedua matanya dan menikmati lagu dari earphone, sedangkan si pria membelai punggung telanjang kekasihnya itu sesekali menyentuh mata indahnya.

"Berhentilah memandangiku seperti itu!"

"Kau masih malu, setelah Kita sama-sama telanjang? "

"Dasar mesum!!"

"Sejak kapan Kau mulai merasakan sakit itu? ", ujar Taeyong sembari memainkan anak rambut sang kekasih.

"Kira-kira setelah insiden buruk di masa laluku"

"Bagaimana rasanya?"

"Rasa takut yang dapat menghantui mu kapanpun ia mau. Rasa seolah diriku tak berarti apa-apa, ketakutan yang terus melahapmu, rasa bersalah yang mengiris setiap lukamu, dan Jantungmu yang berdetak kian cepat ketika halusinasi dan delusi menyertainya. Semua hal menakutkan mengejarmu dan seolah-olah seluruh inderamu dapat merasakannya. Aku tahu itu semua hanyalah bias imaji, tapi tetap saja merasa takut"

"Sekarang kau punya Aku Yui" ujar Taeyong lalu merengkuh lelakinya.

Sang lelaki lalu membenamkan dirinya pada dada bidang sang kekasih. Ia bertanya apakah dirinya boleh memberikan tanda kepemilikan pada tubuhnya setelah kekasihnya itu juga memberikan tanda pada tubuhnya pada saat memadu kasih. Sang kekasih pun mengizinkan lelaki itu berbuat sesuatu pada tubuhnya, ia pun melenguh ketika lelakinya mulai menggigit tulang selangka dan puting kirinya.

Untung saja, Taeyong dapat mengendalikan dirinya. Ia memeluk tubuh lelakinya, namun tiba-tiba lelakinya memberontak.

"Ada apa Yui? "

"Aku mau kembali ke studio ku"

Taeyong berpikir mengapa lelakinya memutuskan pergi secepat itu.

"Lebih baik Aku kembali sebelum fajar datang. Itu lebih baik, kau lanjutkan saja tidurmu"

Yuta pun kemudian memunguti pakaian dalamnya yang berserakan di atas lantai lalu pergi ke toilet untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat dan cairan cintanya dengan sang kekasih semalam. Ia berhenti sejenak memandangi dadanya yang terdapat tanda kepemilikan yang diciptakan oleh sang kekasih.

Tiba-tiba, ia menggaruk bekas itu dengan kasar hingga nyaris berdarah.

"Apa Aku pantas dicintai? ", ujarnya kepada pantulan dirinya.

Setelah membersihkan diri, kemudian lelaki itu memakai pakaian milik Taeyong karena tidak mungkin ia memakai pakaian yang sama pada hari selanjutnya. Setelah lengkap mengenakan pakaian, gadis itu memunguti pakaian miliknya dan milik sang kekasih yang masih tergeletak di atas karpet, ia lalu meletakkannya pada keranjang pakaian Kotor di pojok ruangan. Yuta menghampiri sang kekasih yang sedang berbaring dan duduk di tepi ranjang sembari memegangi pipi sang kekasih dengan buku-buku jarinya. Sedangkan, sang kekasih meresponnya dengan membelai punggung tangan dan membelai wajahnya pada saat yang sama seolah berharap tak berpisah.

"Taeyong-ssi, terimakasih sudah memberikan keberanian dalam jiwaku yang telah mati ini"

Taeyong pun bangkit memeluk kekasihnya dengan tubuh polosnya, meski sisanya masih tertupi oleh selimut. Ia mencium pipi lelaki itu singkat.

"Yui, Aku akan terus mencintaimu", bisik Taeyong sembari memandangi netra kekasihnya dengan kedua manik bobanya.

Dalam diri Yuta tiba-tiba terdapat sebuah pergolakan, ia masih tak mampu untuk menunjukkan ekspresi bahagia yang seharusnya ia tujukan kepada sang kekasih yang teramat ia cintai. Yuta hanya bisa tersenyum palsu untuk sementara, sesuatu dalam dirinya terus mengucapkan kata-kata buruk jika kekasihnya kelak akan meninggalkannya seorang diri di dunia ini.

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang