Penolakan

72 2 1
                                    

Ardan POV

"hahaha gak bg saya gada pacar. Kalau begitu saya permisi ya" katanya.

Ternyata Belinda masih single. pikirku dalam hati..

"Belinda...." panggilku, entah setan apa yg berbisak di telingaku saat itu

"iya..?" jawabnya

"Mau gak makan siang denganku?" tanya ku.

Ahhh sepertinya setan yang membisikiku semakin menjadi2, tapi sejujurnya pemberitahuan Belinda bahwa dia msh single adalah hal pertama yang membuat aku merasa berani utk mengajak dia, karena bagaimana pun aku tidak mau menjadi perusak hubungan orang.

..

"emng gapapa ya?" jawab Belinda dengan jeda waktu yang agak lama.

"ya gapapa sih kalau kamu nya mau" kataku

"maaf ya bg bukan maksud apa2 tapi baiknya jangan deh, saya gak mau nnti kalau ada yang liat kita dan mereka mikir macem2" jelasnya

"ha mikir macem2 gmna? kita kan cuma makan ga ngapa2in😶🤨" terangku dengan agak sedikit bingung apa maksud dari perkataan Belinda sebenarnya.

"Begini loh bg, saya kan tdi sudah jelas ya bilang kalau saya itu gada pasangan tpi kan saya ga tau abg nya gmna, kalau seandainya ada ya tidak mungkin saya mengiiyakan utk makan berdua dgn abang" tambahnya lagi.

Anjir gua di skakmat sm ni cewe. Setelah kalimat Belinda tadi, jujur saja aku tidak mampu berkata2 lagi, aku juga tidak bisa berbohong utk mengatakan bahwa aku single. Setelah percakapan itu Belinda lgsg melaju dengan motor nya tanpa mengatakan sepatah katapun padaku lagi.

Belinda POV

Sesampainya di rumah aku bete sejadi2nya, aku bener2 gatau apa yg aku perbuat itu salah atau bener, gua sukaaaa. gua seneng banget diajakin Ardan makan, ya Tuhan kenapa gua harus nolak ajakan tadiiiii😭🤲

Tapi gue juga gabisa jd cewe jahat, Ardan kan udh punya pasangan. Jadi emng udh sepantesnya gue nolak. Gue gaboleh jalan ama pacar orang😥

~setelah makan siang

Gmna nih.. gue balik ke kodim lagi gak yee😭 Mau balik tapi ntar gmna hadapin Ardan. Duh knpe sih kmrn hrs milih kodim jd tempat penelitiannya, eh tpikan gua juga gatau kalau bakal ada ardan disitu😭🤲

Akhirnya gua memutuskan utk tetap pergi kek kodim krn mau gamau itu adalah hal penting buat gue..

sesampainya di parkiran Kodim, jujur aja gua deg degan. Tpi gue berusaha se calm mungkin, samapai akhirnya gua masuk dan...

"tok..tok... misi pak saya Belinda yg kmrn sudah izin mau penelitian" kataku pada seorang tantara yg sepertinya sdh berkepala empat.

"Oh iya silahkan masuk tadi Ardan sudah blg, katanya klo ada mba bernama Belinda dtg bisa lgsg ke meja di ruangan sana." jawab bapak tantara itu

"oh begitu ya makasih bnyk ya pak permisi" jawabku sembari jalan dengan bada setengah membungkuk (tanda menghormati lwt di depan org yg lbh tua).

Ardan kok ga ada ya? pikirku. Apa dia marah sama aku?, apa dia malu krn aku tolak ajakan nya?, apa dia udh gamau lg liat aku?😥 aduhhhh Belinda.. ayo dong fokusss waktu lo buat disni tinggal besok.. gua hrs fokus ngerjain ini😣✊

..

Waktu udah menunjukan pukul 17.20. Aku segera membereskan meja yang telah aku pakai. Oh iya ya, berkas angket ini hrs aku bawa pulang tapi mau taro dmna ya. Secara ini kertas bnyk banget. Aku lihat2 sekelilingku tapi tiba2 saja kaki terasa menendang sesuatu, trnyata ada kardus sedang dikolong mejaku, pdhl tdi siang kardus ini tidak ada sepertinya ahh sudahhla mungkin rezeki anak soleh. Aku pun menggunakan kardus itu dan segera menuju parkiran. Saat keluar ruangan ternyata kantor udh sepi bahkan gada orang, aku pikir mungkin mereka sedang berjaga di gerbang.

Aku berjalan ke arah parkiran dgn tatapan yg sedikit melamun, bagaiman tidak.. pikiranku dipenuhi pertanyaan mengapa sejak tdi Ardan tidak terlihat.. Brukkk.. aku menbrak seseorang dan beberapa kertasku jatuh dari kardus.

Ardan😲..? kataku dalam hati

Tanpa sepatah kata Ardan langsung membungkuk dan memunguti lembar demi lembar yg terjatuh lalu membawa kardus miliku ke parkiran. Ia meletaknnya dengan baik di pijakan motor matic ku lalu pergi tanpa berkata apapun juga.

Aku melihat punggungnya yang berjalan sampai ia masuk ke dalam kantor, sejenak aku diam di parkiran dan tiba2 aku sadar bahwa tentara2 di pos jaga sepertinya memperhatikan kami sejak tadi.. Aku lgsg melaju dan keluar dari gerbang kodim.

Sesampainya di rumah pikiranku masih dipenuhi sekelebat pertanyaan tentang sikap ardan padaku tadi.

Ardan POV

Sepertinya aku memang salah terhadap Belinda, seharusnya aku sadar bahwa tidak mungkin Belinda tidak tahu bahwa aku punya pacar, tentu saja kami sudah saling meng-follow sejak lama. Belinda memang perempuan baik, aku jadi malu sudah begitu padanya.

Aku beralih pandang pada meja yg biasa di duduki Belinda, bingung dengan perasaanku sendiri. Aku melihat semua lembar angket di tandai dgn stiky notes kecil berwarna-warni, aku fikir mungkin itu ada hasil yg sudah ia periksa.

Eh iya ya, penelitian Belinda kan terakhir besok, berarti nih berkas bakal dia bawa pulang hari ini. Aku segera menuju warung depan kodim utk membeli kardus berkas namun ternyata di beri gratis oleh ibuk nya.

Nih kardus gua taro mana ya... bawah meja aja deh biar ga ketahuan kalo disengaja.

Jodohnya Pak TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang