'Setelah waktu berlalu, aku paham. Bahwa ternyata tak ada kebetulan dalam sebuah takdir. Walaupun takdir ditentukan dari pilihan kita tapi terkadang takdir itu sendiri yg memilih kita. Sekarang aku ingin lihat, apakah takdir pertemuan kali ini.. sekedar salah alamat menghampiriku lagi atau tidak'. Ujarku dalam benak. Rasanya kejadian itu membuat waktu di dunia ini terhenti selama beberapa menit, sampai benak ku mengucapkan kata terakhirnya.
"Loh, kalian saling kenal?" perkataan Tria langsung mengisi keheningan itu. Aku tak menjawab nya demikian juga pria itu. Aku langsung bergegas melunasi makanan kami dan memanggil Tria utk segera pergi dari sana. Tria pun buru2 pamit pada Fauzan dan teman2nya yg juga msh terlihat bingung krn kejadian tadi.
~Percakapan di mobil
"Lo kenapa lin? tadi itu siapa?" tanya tria dgn nada lembut.
"Dia.. cinta lama gue yg bertepuk sebelah tangan" ujarku dgn nada lesu
"oh pantes, yauda ntar klo lo udh siap ceritain ya ke gue" kata Tria dan kubalas dengan anggukan.
------
Sesudah menurunkan ku di kontrakan ku Tria langsung pamit pulang krn malam semakin larut. Aku melangkah kan kaki menuju ke dalam rumah dengan pikiran yg masih di penuhi oleh kejadian tadi.
'Kalau memang dia tak bisa utk ku, maka berhenti pertemukan aku dengan nya' ujarku sembari menatap langit2 rumah. Berharap ada malaikat yg mendengarnya.
~Keesokan harinya.
Pagi ini seperti biasa aku bersiap-siap utk pergi bekerja namun kali ini dengan sedikit tergesa2 dan tak sempat sarapan. Aku telat bangun, bagaimanana tidak semalaman aku susah tidur krn di permainkan takdir. Aku segera menuju depan komplek dengan setengah berlari dan jujur saja, sangat menyakitkan berlari dengan heels setinggi 9cm. Duh mana nih ojek yg biasanya mangkal disni kok udh pada gada, aku segera berlari menuju jalan besar, sambil berusaha mencari ojek online dari ponsel ku. Entah mengapa pagi ini aku rasanya sudah ketiban sial saja.
Pippp.. sebuah mobil Toyota C-HR berwarna hitam berhenti di depan ku. Aku menatap mobil itu kebingungan sampai akhirnya pemilik mobil menurunkan jendela nya.
"Kamu mau naik? atau mau berdiri terus disitu trs telat masuk kerja dan merugikan perusahaan?" ujar pria itu.
"loh.. Pak Adit?" kataku heran. Dia segera mengalihkan pandangannya dan langsung menantap mataku dalam. Tanpa pikir Panjang aku langsung membuka pintu mobilnya dan duduk dengan wajah menunduk, jujur aku gugup sekali. Ini pertama kalinya aku naik mobil cua berdua dengan seorang pria selain sepupuku.
"pake seatbeltnya!" ujar Pak Adit dgn tegas.
Aku jadi semakin takut dan gugup. Tanpa sadar tangan ku pun ikut gemetar saat menjalankan suruhan pak Adit.
"Kamu ini knp? kamu sakit? pasang seatbelt aja sampai tremor begitu" ujar pak Adit disusul dirinya yg tiba2 mendekatkan wajahnya kepada ku dan hal itu sukses membuatku mematung dan semakin gugup. You know what?... Pak Adit ternyata cuma narik seatbeltku dan memasangkanya.. Dihh gue mikir apa sih.. ya emng hrs nya cuma itu dong, gue berharap dia apa.. huh sadar2 pikiran Kotor dari mana itu. Debat ku dalam benak dan tanpa sadar menepuk kepala ku sendiri dgn keras.
"Kamu kenapa lagi?" tanya pak Adit yg kebingungan melihat ku
"hhh.. gapapa pak" kataku dgn wajah merasa malu.
Ditengah perjalanan aku tiba2 saja ingat bahwa aku lupa membawa rok yg kemarin kupakai krn terburu2 tadi pagi.
"emhh pak maaf, saya lupa bawa rok yg saya pakai kmrn. Sepertinya ketinggalan di meja rumah saya" ujarku.
"Memangnya saya ada suruh kamu hrs kembalikan hari ini?" jawab pak Adit.
"enghh.. engga pak kmrn saya janjiin ke Pak Jodi. Eh iya bapak knp bawa mobil sendiri ga di supirin?"
"Pak Jodi lagi sakit, kamu bnyk omong juga deh terserah mau balikin atau engga itu rok" Kata Pak Adit dgn mimic wajah sedang kesal sepertinya. Aku langsung diam dan menggigit bibir bawahku, aku tak berani lagi mengucapkan sepatah kata pun.
Sesampainya di kantor, aku turun dari mobil Pak Adit dan beberapa karyawan lain yg menyaksikan hal itu terlihat berbisik2 satu sama lain.
"Makasih banyak ya pak atas tumpangan nya" ucapku sambil menunduk hormat. Aku lgsg berlari menuju lift krn tak berani melihat wajah karyawan lain. Beberapa menit kemudian pintu lift terbuka dan aku bergegas masuk ke dalam lalu memencet tombol 3, tiba2 saja ada tangan berbalut jas yg menahan pintu lift.
"Kamu setelah dikasi tumpangan gatau berterimakasih ya" ujar pria itu yg pastinya adalah Pak Adit
"enggh.. ha?" ujarku kebingungan
"yaa buktinya kamu main ninggalin saya begitu saja di di pintu depan.
"enghh.. gak gitu maksud saya pak.." degghh. jantung ku hamper berhenti berdetak, tiba2 saja pak Adit mendorong ku mentok ke dinding lift dan menaruh tangannya di dinding atas kepala ku.
"Jadi yg kamu maksud itu gimana?" ujar pak Adit setengah berbisik..
Demi apapun hal ini membuat ku merinding, aku bisa mendengar dan merasakan dengan jelas hembusan nafasnya yg hanya beberapa centi dari wajahku. Lalu tiba2 saja pak Adit berbalik lagi dengan wajah nyengir puas nya. Untung saja hanya ada kami berdua dalam lift itu, seandainya ada karyawan lain mampus aku. Bisa2 aku jadi bahan gosip satu kantor.
Pintu lift pun Terbuka dan kami sama2 keluar. Dia menuju ruangannya dan demikian juga aku. Hmm tapi Setelah di lihat2 ternyata Pak Adit tampan yah.. pikirku dlm hati dan tanpa sadar memunculkan senyum tipis dari bibirku. Keadaan pikiran ku benar2 aneh baru ini hahahaha:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohnya Pak Tentara
RomanceArdan Ardipramana, seorang perwira TNI yang tampan. Dipertemukan secara tak sengaja dgn mahasiswi cantik bernama Belinda Purnamasari. Belinda menyukai Ardan sejak lama namun ardan sudah memiliki kekasih, lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apak...