◉Dugaan◉

4.1K 376 7
                                    

HOLLA KETEMU LAGI KITA
JANGAN LUPA VOTE+ KOMEN+FOLLOW
◉▣◉
Happy reading..

Tiga sekawan yang tak lain Brayan, Bima dan Rylan sedang berbelanja kebutuhan panti di mini market terdekat. Beberapa menit yang lalu anak anak Blackboy's mengabari mereka serta memberi tahu jika mereka tidak bisa membeli kebutuhan panti hari ini. Maka sebagai wakil ketua dan anggota inti mereka bertigalah yang harus turun tangan.

"Woi bodoh, ngapain lo beli mie pedas buat anak panti. Sana pilih mie yang rasanya original. " suruh Rylan menatap tajam Bima yang meletakkan kembali mienya.

"Siapa tau mereka bosan rasa itu mulu. " protes Bima dan melengos mengikuti Brayan.

" Si Bima ngak mikir apa, kalau anak panti bisa mencret masal kalau makan mie yang bumbunya dari cabe terpedas sedunia itu?. Kenapa yah bocah satu itu gobloknya minta ampun. "Dumel Rylan tidak habis pikir dengan isi pikiran temannya yang aneh dan tingkahnya masih kekanak-kanakan.

"Telur udah, garam, ayam sekeranjang terus sayur-sayuran buat anak panti juga udah terus apalagi ya?. Brayan memegang dahunya seolah berpikir. "Oh iya susu buat anak anak panti belum. " Brayan langsung mendorong trolinya menuju rak susu.

Beberapa macam dan aneka rasa susu sudah terpampang jelas pada deretan bagian sana.

Brayan memilih beberapa kotak susu rasa coklat, stoberi dan vanila, tapi Brayan tidak sengaja melihat Buk Disna yang tengah kesusahan meraih susu yang terletak di rak paling atas. Brayan menahan Buk Disna yang hampir saja terhuyung kebelakang. "Ibuk gak papa kan? Sumpah Buk saya kaget liat ibukk hampir kehuyung kayak tadi.

Buk Disna menyeka keringat yang membanjiri pelipisnya. Menoleh ke arah Brayan yang tampak mengulas senyum tipis. " Raknya tinggi banget den. Susah di gapai sama makluk pendek kayak ibuk. Hahaha. "Buk Disna tertawa mengejek dirinya sendiri yang pendek.

Brayan berjinjit, mengangkat tangannya tinggi tinggi dan meraih susu hamil rasa stoberi. "Ibuk hamil? Wah selamat ya buk. Sejak kapan kok saya ngak tau Buk.

" Iya den Brayan. Alhamdulillah penantian ibuk belasan tahun ini akhirnya berujung manis. Oh iya den, temannya Den Evan yang itu udah kasih kado yang ibuk kasih belum?. Soalnya ibuk udah gak tinggal di apartemen lagi. Kan ibuk udah pindah sama suami ibuk.

Brayan mengangkat alisnya sebelah. Teman? Bukankah Teman Evan hanya ia, Rylan dan Bima. Tapi kenapa kata Buk Disna ada teman lagi? Aneh.

"Teman yang mana maksud ibuk? Rylan dan  Bima Buk?" tanya Brayan beruntun.

Buk Disna nampak berpikir. Ia kira Brayan dkk tau siapa laki laki itu ternyata tidak bagaimana ini. Terus kado itu gimana?."Bukan kalian. Tapi ibuk ingat namanya persis kayak Den Evan. Dan dia udah hampir huni Apartemen den Evan dua bulan terakhir ini. Ibuk kira kalian kenal?. Bagaimana ini.

"Jangan jangan dia maling Den. " panik Buk Disna takut.

Brayan berusaha menenangkan Buk Disna. "Udah buk, jangan takut. Siapa tau dia beneran temen kami. Yaudah saya bayar ini dulu ya Buk. Assalamu'alaikum.

Brayan langsung membereskan barang belanjaannya. Jujur ia ingin tahu siapa orang yng memakai apartemen sahabatnya tanpa sepengetahuan mereka. " Makasih buk, atas informasinya. Brayan dan yang lainnya pamit dulu ya Buk.

"Walaikumsalam." lirih Buk Disna memengang dadanya.

"Apa semuanya akan baik baik saja?.

Transmigrasi Evan  (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang