chp 4 - Spring

136 10 0
                                    

Suasana di dalam bar kini semakin panas. Luffy menghadapi Arlong yang sedang marah besar karena hal yang tak diharapkan terjadi hari ini.

"Apa kau tahu apa yanga kau lakukan bocah?" Tanya Arlong sambil menggertask giginya.

"Tahu. Lagian, kita disini adalah pertarungan antara dua orang yang tak suci. Ayo kita lihat, Siapa yang layak dapat keuntungan." Ucap Luffy memasang kuda-kuda.

"DASAR BOCAH! KAU PIKIR KAU BISA MENGATASIKU YANG SEDANG MARAH..."

Belum habis Arlong bicara, dai sudah di hajar Luffy. "Orang yang tak bisa mengendalikan emosinya, akan kalah dalam pertarungan. Kenapa tidak tersenyum saja? shishishi." Ucap Luffy tenang, sambil menunjukkan gigi putihnya yang tercipta berkat Ace yang memaksanya gosok gigi tiap malam.

Anak buah Arlong juga datang untuk mempertahankan bar mereka, sehingga pertarungan terjadi kian memanas. Walaupun anggota topi jerami kalah jumlah, namun mereka masih bisa mengendalikan pertarungan.

Luffy, dan Arlong terus saja beradu pukulan. Arlong memiliki tubuh yang lebih kuat karena pertumbuhannya sudah sepenuhnya matang, sedangkan Luffy masih dalam masa pertumbuhan. Tapi, Luffy memiliki teknik yang lebih kuat.

Walaupun tak kelihatan seperti bisa di bidang apapun, Tapi Luffy sangat ahli dalam akrobatik. Karena sedari kecil dia sering memanjat pohon, dan gedung-gedung bersama Ace, dan Sabo.Dia juga dilatih bela diri oleh Ace yang merupakan pemegang sabuk hitam Taekwondo, dan juara Taekwondo nasional.

"SIALAN KAU BOC..."

"Berhenti bicara yang tak perlu! Telingaku sakit." Ucap Luffy memukul mulut Arlong hingga giginya copot.

Arlong berusaha mengambil kayu di sampingnya untuk memukul Luffy, Namun diluar dugaan. Benda itu yang hancur saat terkena badan Luffy.

"Kakakku bahkan bisa membelah beton dengan kedua dangannya. Akan memalukan kalau aku tak bisa membelah kayu, Kecuali pedang kayu Zoro sih. entah kenapa itu kuat kali. Shishishi." Ucap Luffy tersenyum sambil mengeraskan tinjunya.

Kemudian Luffy meninju Arlong hingga terkena ke meja waiters bar. Dia beberapa saat Luffy memandangi meja itu dengan gusar. Dia memandang sesuatu yang mengubahnya dari tersenyum menjadi marah.

"Ini darah. Kenapa ada darah di bar?" Tanya Luffy menatap Arlong kemudian berselang meantap Nami.

Nami sangat tahu darah apa itu. Karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari Arlong memukulnya karena tak becus melayani pelanggan sedari dia kecil. Darah yang tersesat dari pembuluh darah di tubuhnya itu membuat tubuhnya merespon dengan air mata.

"Bukan urusanmu bocah..."

"Sudah kubilang untuk menutup mulutmu kan?" Ucap Luffy memandang Arlong tajam sambil menutup mulutnya. Kemudian Luffy membenturkan kepalanya ke atas meja bar itu hingga hancur.

"TEMPAT SESEORANG DI KEKANG, DAN TAK BISA BEBAS ADALAH TEMPAT TERBURUK DI DUNIA INI, DAN ORANG YANG MEMBUATNYA ADALAH SAMPAH YANG LAYAK DI MUSNAHKAN." Ucap Luffy yang terus- menerus menghajar Arlong. Hingga dia jatuh pingsan.

"NAMI!! SEKARANG KAU SUDAH BEBAS KAN? TAK AKAN KUBIARKAN AIR MATA MENGALIR LAGI DIMATAMU." Ucap Luffy yang berteriak ke arah Nami. Sedangkan Nami hanya tersenyum sembari air mata mengalir dari matanya.

Bar itu sudah hancur berantakan, dan Arlong sudah tumbang. Nami kembali mendekati Luffy, dan memasangkan topinya kembali di kepalanya. "Makasih Luffy. Bagaimana aku membayarnya?" Ucap Nami pelan.

"Mudah saja. Selalu berada di sisiku ya, Nami!" Ucap Luffy tersenyum, dan Nami tak punya pilihan selain mengangguk.

"Semuanya!" Ucap Chopper yang masuk ke bar denag  tergesa-gesa.

Naughty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang