chp 11 - Sampai ke Surga

88 7 0
                                    

Sinar matahari senja sudah meliuk-liuk memasuki sebuah dojo yang kosong sejak dua jam yang lalu. Para murid di sana sudah emnghentikan latihan mereka, dan memilih menyantap makan malam mereka di rumah.

Sementara itu, seorang anak kecil masih dengan sigap mengayunkan pedangnya. Kata lelah sudah habis di makan oleh ambisi anak itu, yaitu untuk menjadi lebih kuat. "304, 305, 306..."

Ucapnya masih terus saja mengeyunkan pedang kayunya sambil menaruh sebuah barbel di mulutnya. "Apa kau gak lelah? Pergilah makan malam bersama keluargaku, ayahku mengundangmu hari ini."

Bocah itu terdiam sesaat sambil menatap wanita yang memanggilnya dari pintu keluar dojo, kemudian kembali fokus pada latihannya. "Aku gak lapar."

Perempuan itu langsung menghantam Zoro dengan pedang kayunya. "Okelah, kita Pairing, Kalau kau kalah. Kau ikut makan denganku."

"Apa-apaan itu. Aku gak ma..."

"Apa kau takut?" Balas wanita itu dengan senyum meremehkan.

"SIALAN. MAJU KAU!"

Beberapa saat kemudian di meja makan keluarga Shimotsuki, sudah terdapat tiga sejoli yang dihadapi oleh banyak hidangan enak khas negeri Sakura kesukaan mereka.

"Kuina! Kenapa Zoro sampai bonyok begitu?" Tanya ayah Kuina, Shimotsuki Koushiro.

"Dia kalah lagi dariku."UcapKuina santai sambil mengambil nasinya.

"Tch, kenapa aku selalu harus menuruti keinginanmu sih?" Ucap Zoro kesal.

"Orang lemah tak berhak memilih." Ucap Kuina sambil kini memakan nasinya.

"Apa sih kurangnya latihanku? Kenapa aku tak bisa mengalahkan wanita ini?" Ucap Zoro kesal sambil memukul meja.

"Itulah kekuranganmu?"

"Apa?"

"Kau selalu mempertenyakan kekuranganmu, dan menanya batas mana yang akan menjadi garis finish-mu." Ucap Kuina santai sambil menatap tajam Zoro.

"Orang yang mempercayai adanya batas dalam kemampuan adalah orang lemah."

Kemudian satu meja makan itu kembali diam sampai salah satunya meniggalkan meja itu. Kuina pergi karena alasan ingin tidur lebih awal hari ini. "Zoro-kun. Apa yang dikatakan Kuina benar. Yakinlah kalau kemampuanmu tak akan ada batas. Yang harus kau lampaui di dunia ini adalah dirimu sendiri."

Ucap Koushiro yang juga pergi meninggalkan meja makan sambil membawa piring kotor. Zoro kembali merenungkan nasibnya, dan berencana pergi latihan lagi malam itu. Sesampainya di dojo, dia kembali mengayunkan pedangnya.

"Mau apa lagi kau?" Tanya Kuina yang lagi dan lagi berpas-pasan dengan Zoro.

"Latihan lah, aku ingin jadi lebih kuat." Ucap Zoro sambil terus mengayunkan pedangnya.

"Jadi kau belum mengerti ya." Ucap Kuina kembali menggenggam pedangnya.

"Tak perlu di mengerti."

Kemudian Kuina kembali memukul Zoro dengan pedang kayu itu. "Ayo pairing lagi. Kalau kau kalah kau harus tidur."

"Sakit. Apa-apaan sih kau? Kenapa kau selalu melakukan ini?"

"Suatu saat kau akan mengerti." Ucap Kuina kembali memasang kuda-kudanya.

Mereka akhirnya bertarung, dan terjadi bentrokan yang cukup ketat di antara mereka. Hal ini justru membuat Kuina sedikit heran, baru tadi dia mengalahkan Zoro dengan mudah, kini Zoro sudah berkembang secepat ini.

"Ternyata kau mengerti juga kata-kataku." Ucap Kuina tersenyum.

"Sudah jelas. Aku sekarang tak akan mempercayai sesuatu yang namanya batas itu." Ucap Zoro kembali menyerang.

Naughty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang