bab 6

148 33 7
                                    

Cerita ini adalah karya fiksi.
Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.






































"Aku boleh duduk disini?" Tanya Takemichi.

Ran yang sebenarnya masih setengah sadar mengangguk kencang. Ia dapat merasakan wajahnya yang memanas, Ran memalingkan wajah.

Sudut bibir ia tarik, tersenyum lembut. Sang empu surai raven beranjak duduk di sebelah Ran.

Terlalu dekat.

Jika begini terus, Ran tidak dapat mengatur detak jantungnya.

Takemichi di sampingnya tampak tidak sadar. Pemuda beralih membuka lembaran buku. Safir bergilir kiri ke kanan, membaca setiap kata yang jadi kalimat pada buku.

Pemuda netra lembayung susah payah menetralkan semburat merah yang sebelumnya menghias wajah tampan. Lembayung beranikan melirik samping kiri, melihat sang empu surai raven fokus membaca.

Ran menopang dagu, membuang napas perlahan demi atur detak jantung. Netra tak kunjung melepas sang surai raven.

"Kamu tadi tidur?" Takemichi menanya berbisik demi hilangkan sunyi canggung antara keduanya.

Lembayung menunjukkan kilatan. Dalam batin malu karna tepergok Takemichi. Ran berdeham rendah, mengangguk kecil yang Takemichi dapat tangkap melalui sudut netra.

Takemichi menemukan itu lucu. Seperti anak kecil yang ketahuan memecahkan barang berharga milik orang tuanya. Pemuda terkekeh pelan, berusaha tidak menimbulkan suara mengganggu. Sang surai raven merasa lega bertemu dengan orang yang dikenalnya sekarang.

Ia tak pandai untuk bersosialisasi di lingkungan baru, dan sedikit masalah jika dia duduk sendirian di perpustakaan. Itu serasa selalu ada pasang mata yang melihat kearahnya walaupun itu tidak benar.

Takemichi ingin setidaknya lebih dekat dengan teman sekelas, dan untungnya Ran waktu itu terlebih dahulu mengajak nya untuk pulang bersama sekalipun mereka saat itu belum mengenal satu sama lain.

Ia sedikit tak nyaman untuk melanjutkan mengobrol bersama Ran. Mengingat ini adalah perpustakaan.

Safir bersinggungan dengan lembayung yang senantiasa menatapnya.

Pemuda netra lembayung seketika menatap lurus ke arah depan. Sungguh, ini terlalu dekat untuk bertatap muka dengan Takemichi.

Dua belah bibir ranum terbuka, namun sang empu mengatupnya kembali. Takemichi sibuk mencari sesuatu di tas miliknya. Sebuah note kecil, pemuda merobek selembar kertas. Ia selanjutnya mengeluarkan pena, sibuk menggoreskan tinta diatas nya.

Netra lembayung mencuri pandang pada secarik kertas, sebelum akhirnya kertas tersebut disodorkan ke arahnya. Ran berpaling dari kertas, bersinggungan dengan safir. Ran memberi pandangan bingung.

Sedang Takemichi beri ia senyum tipis, mengisyaratkan untuk membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.


Mau mengobrol di luar?


Lembayung melihat pertanyaan itu. Ran hening sesaat, sebelum akhirnya pemuda mencari alat tulis untuk membalas pertanyaan. Sang surai panjang tersebut bersusah payah mencari kedalam tasnya.

Safir Takemichi memperhatikan hal tersebut, terkekeh kecil melihat Ran. Tangan lembut miliknya menepuk pundak Ran, meminjamkan pena miliknya untuk Ran.

pulang :: rantakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang