Kisah kasih dua anak adam.
Dengan pemuda netra lembayung, yang berkali kali dibuat jatuh cinta oleh pemuda netra safir. Ia jadikan pemuda itu sebagai alasan dan tempat nya untuk berpulang.
Dan pemuda netra safir, yang masih terbelenggu dengan temp...
Cerita ini adalah karya fiksi. Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.
Musim hujan di Jepang, buat suhu udara lebih lembap. Rinai hujan kerap turun seharian tanpa berhenti. Intensitas hujan yang terbilang deras, terus mengguyur Tokyo.
Kelopak mata terbuka lamban, memperlihatkan lembayung indah yang tertutup sebelumnya. Sang empu mengerjap beberapa kali sebelum sadar. Indra pendengar menangkap suara butir air yang masih jatuh dari nabastala menuju semesta. Ah, ia juga tertidur rupanya.
Lembayung melihat keluar jendela, bumantara kelabu tidak sedikitpun beri surya eksistensi. Pemuda Haitani meraih ponsel pintar dalam saku dengan gerakan seminimal mungkin, agar tidak membangunkan sang surai raven yang masih pulas tertidur pada bahunya.
Pukul 05.30 sore.
Ini sudah jadwal pulang mahasiswa dan mahasiswi di kampus. Ran sayup sayup mendengar bel yang beberapa kali dibunyikan, menandakan kelas telah sepenuhnya usai.
Sulung Haitani yakin sang adik akan pulang dengan taksi online. Pemuda menunggu sedikit lebih lama sebelum memutuskan untuk turun ke lantai bawah.
Ran perlahan mengancingkan mantel yang menyelimuti Takemichi. Pemuda beringsut membawa kedua tangan Takemichi untuk dikalungkan di pundaknya. Sang surai panjang yang dikuncir, dengan halus bergerak membelakangi Takemichi. Kedua tangan beringsut menuju paha dan mengangkat tubuh pemuda tersebut.
Pemuda dengan mudah mendukung Takemichi yang lebih ringan darinya. Lembayung mengecek dengan sudut netra sang surai raven. Tidak ada tanda pemuda tersebut terganggu sedikitpun, Ran kemudian mengayun kaki jenjang menuju lift.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemuda surai blonde undercut melipat lengan, turquoise menatap pada angka yang semakin lama menurun.
Dan tidak menunggu begitu lama, pintu lift terbuka. Turquoise menunjukkan kilatan kala bersinggungan dengan lembayung. Netra berpindah atensi, melihat surai raven di pundak pemuda.
"Michi?" Chifuyu memanggil rendah.
Pemuda Haitani melangkah keluar dari lift terlebih dahulu, dan berhenti di hadapan sang surai blonde undercut yang Ran ketahui adalah teman Takemichi.
Sang blonde undercut menghela napas, "Ya Tuhan, dia masih suka tidur di sembarang tempat." Chifuyu meraih ponsel pintar dalam saku celana, "Aku akan nelpon kak Sei." Ujarnya.