bab 8

166 27 4
                                    

Cerita ini adalah karya fiksi.
Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.












































Indahnya safir disembunyikan kelopak mata yang masih enggan membuka. Nabastala ditutupi awan. Sinar surya terhalang olehnya.

Pemuda marga Hanagaki membuka kelopak mata kala indra penciuman bekerja. Takemichi mencium bau masakan dari arah dapur. Ia terperanjat, sontak duduk dan beranjak menapak lantai, mengayun kaki menuju keluar kamar yang bahkan pintunya terbuka.


HANTU? PENCURI? Batin berprasangka buruk.


Dengan setengah sadar dan surai yang berantakan, safir melembut melihat pemuda surai blonde undercut di dapurnya. Ia harus senam jantung dalam keadaan setengah sadar.

"Fuyu.." Ia memanggil rendah.

Turquoise memindahkan sesaat atensi pada sumber suara. "Oh? Sudah bangun?" Chifuyu berkata, dan kembali fokus pada masakan. "Kamu tidur sangat lama. Dari sore hari kemarin kamu sudah tidur." Pemuda menambahkan.

Takemichi melangkah malas, mendudukkan bokong pada kursi meja makan. Untuk rumah yang ditinggali oleh dirinya seorang, rumah Takemichi masih memiliki meja makan untuk 2 orang, seperti kebanyakan rumah pada umumnya.

Sang netra safir menopang dagu. Pikirannya belum sepenuhnya sadar sekarang. Tunggu..

Ia berpikir keras. "Kemarin, bukannya aku sama Ran lagi ngobrol berdua di kampus, ya? Sebentar.." Pemuda bergumam yang dapat didengar sang netra turquoise.

Pemuda marga Matsuno mendengus, "Kemarin, saat kelas sudah selesai. Aku nunggu lift, dan di dalam lift ada temen kamu yang kemarin ngajak kamu pulang bareng. Ran? Iya, dia yang nganter kamu sampai kesini denganku. Dan aku menginap disini karna kamu sendirian nantinya, belum lagi kemarin hujan deras, kan?"

Takemichi diam seribu bahasa. "Maksud kamu, Ran yang antar aku? Dengan cara?"

"Dia dukung kamu. Dia sendiri yang gak ingin pakai taksi online dan menyuruh untuk berjalan kaki saja demi menghemat pengeluaran. Untu kak Sei sendiri, kamu pasti gak akan setuju karna takut merepotkan nya, kan?"

Oh, tamat sudah.

Sang safir merasa seperti jiwanya keluar sekarang. Dia bahkan tidak ingin ke kampus nanti. Terlalu memalukan.

"Kenapa kamu gak bangunkan aku aja!?" Seru Takemichi.

"Kamu lupa? Kamu itu paling susah dibangunkan." Sindir Chifuyu.

Pemuda safir menyembunyikan wajah semerah tomat dengan telapak tangan lembutnya. Takemichi menghentak hentakkan kedua kaki miliknya.

Takemichi bodoh, batin merutuk.











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pulang :: rantakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang