Pertemuan Kedua

51 2 106
                                    

Warning : 16000+ kata

Tambah banyak ya haha...

Moga kalian gak bosen deh dengan tulisanku yang masih berantakan :)))))

Jangan lupa vote dan komen, karna dua hal itu selalu bisa bikin semangat semua author buat nulis.

Jangan lupa juga ingatkan kalau ada typo, atau ada kata-kata yang nggak pas, okey👌

~Happy reading~

"Qila ada Nia di depan!"

Teriak Bunda yang memanggil sang putri dari ruang tamu.

"SURUH KE KAMAR AJA." Jawab Syaqila bergema dari lantai dua.

Bunda menatap Nia yang berdiri di depannya, "Dah, tuh langsung ke kamar aja."

"Oke Bun."

Setelahnya Bunda mempersilahkan Nia untuk masuk.

Sesampainya di lantai dua Nia langsung saja membuka pintu kamar Syaqila.

Ceklek

"Woy." sapa Nia dengan suara yang diberat-beratkan bak laki-laki.

"Woy juga bro." balas Syaqila dengan cara yang serupa.

"Wkwk gaje banget anjir."

"Ya elo."

Nia menghampiri Syaqila yang sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya dengan posisi tengkurap sembari memainkan laptop-nya.

Lalu Nia mendudukan diri di tepi ranjang Syaqila, "Betah banget neng di rumah, main kek bosen gue di rumah." keluh Nia, kemudian ai ikut merebahkan tubuhnya.

"Main tinggal main." jawab Syaqila acuh, ia masih sibuk dengan laptop-nya.

"Lo mahhh, susah banget diajak keluar."

"Lo tau nggak?"

"Nggak."

"Ya udah."

"Serius anjir, gue gibeng lu."

"Iye iye," Syaqila membenarkan posisi bantal untuk menyamankan posisinya, "anak perempuan tu aib, pas kita keluar rumah maka setan menyambut kita." Syaqila menjeda ucapanya, untuk menyamankan posisinya. "Fitrahnya anak perempuan itu betah di rumah, kalo dia betahnya di luar rumah, berarti nggak punya rumah—"

"Serius ya anjing!" Seru Nia kesal.

"Wkwk, sensi banget mbak" Syaqila tergelak, "fitrahnya perempuan itu betah di dalam rumah, kalau dia suka keluyuran atau gak betah dirumah berarti dia lagi keluar dari fitrahnya."

"Tau dari mana lo?"

"Mbah Google."

Nia hanya menatap malas Syaqila yang masih asyik dengan laptop-nya. "Lo ngapain sih, sibuk banget kayaknya."

"Lagi nyiapin buat PTN."

"Oh iya, lo mau kuliah di mana?"

"Kampus Bang Juan"

"Lo keknya nggak punya tujuan hidup ya, dari TK sampek kuliah sama semua kek Bang Juan."

"Bukan nggak ada tujuan sih, cuma nggak punya cita-cita aja."

"Sama aja anjir!" Nia menatap Syaqila malas.

"Awokawok" balas Syaqila dengan tawa datar.

Nia merogoh sakunya dan mengambil ponsel yang ia bawa, ia memilih memainkan handphone-nya karena tak mau mengganggu Syaqila. Namun ia teringat akan sesuatu, "oh iya, Qil—"

Ditiga Pertemuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang