Chapter 10

2.7K 405 11
                                    

Author P.O.V

Wanita berambut (h/c) (h/l) itu sedang merapikan berkas-berkas yang sudah dia kerjakan. Sekarang dia hanya perlu membuat surat pengunduran diri. Sebenarnya dia sudah membuatnya, hanya tidak membawanya

Wanita itu membawa berkas-berkas yang menumpuk di kedua tangannya. Berjalan menuju lift dan ruangan Kaito tanpa memedulikan tatapan orang-orang

Akhirnya dirinya berdiri di depan pintu dengan tulisan nama suaminya itu. Dia masuk dan matanya melihat sekeliling. Tidak ada Yumi, dan hanya ada Kaito yang sedang sibuk mengerjakan berkas-berkas. Kemana wanita yang selalu menemani Kaito itu?

Dia tidak mempedulikannya dan berjalan ke depan Kaito dan menaruh berkas-berkas tersebut

"Aku sudah mengerjakan tugas-tugas yang kau minta" Kaito tidak memperhatikan (name) sama sekali. Dia tetap mengerjakan berkas-berkas seperti tidak ada yang berbicara kepadanya

"Hari ini adalah hari terakhirku bekerja, aku tidak akan masuk untuk besok dan akan memberikanmu surat pengunduran diri" lagi-lagi, Kaito tetap melakukan pekerjaannya seperti (name) tidak berada di situ. Wanita itu menggeretakkan giginya. Bagaimana pria ini bisa bersikap kekanak-kanakan seperti ini?!

(Name) memutar badannya dan pergi begitu saja keluar dari ruangan Kaito. Ah, dia seketika teringat dengan salah satu temannya, Ieiri Shoko yang bekerja sebagai dokter. Dia harus bertemu dengannya

(Name) berjalan ke ruangannya dan membereskan barang-barang nya. Dia membawa semua hal yang memang miliknya pribadi dan kembali berjalan keluar perusahaan menuju mobil putihnya

Dia menyalakan mobil dan langsung menuju rumah sakit tempat Shoko berkerja

Dia memarkir mobilnya di parkiran basement rumah sakit dan langsung menuju resepsionis

"Permisi, kalau boleh tanya, dimana ruangan kerja Ieiri-sensei?" Resepsionis mengangguk dan langsung mencari data yang di tanya (name) lewat layar komputer nya

"Apa anda sudah membuat jadwal temu?" (Name) menunjukkan chat nya dengan Shoko beberapa menit lalu saat mengendarai mobil. Resepsionis itu melihat dan mengangguk

"Ieiri-sensei berada di ruangan 110" (name) ber terima kasih dan langsung berjalan ke ruangan yang dituju. Ruangan 110 terlihat di depan matanya, di saat itulah Shoko keluar dari ruangannya

"Shoko!" Shoko menoleh. Wanita berambut cokelat dengan mata yang selalu terlihat lelah itu melambaikan tangan ke arah (name)

"Ada apa? Tidak biasanya kau datang menemui ku di jam kerja" Shoko melipat kedua tangannya dan menaikkan sebelah alisnya

"Aku membutuhkan bantuan mu" Shoko tersenyum malas

"Karena kau adalah salah satu teman baikku, aku akan membantu. Omong-omong, kau tahu pria yang mendekati mu yang bermarga Gojo dan Geto?" (Name) hanya mengangguk sekilas, tapi tidak mengerti kenapa tiba-tiba membahas mereka

"Mereka adalah sahabatku saat SMA hingga kini" (name) mengkerutkan keningnya

"Kenapa kau tidak pernah bercerita?"

"Karena kau tidak bertanya" (name) hanya menyeringai datar mendengar jawaban Shoko

"Tapi intinya, mereka bercerita kepadaku dan meminta saran bagaimana cara mendekati wanita" (name) yang mendengarnya tertawa. Jadi, Geto mengajaknya makan malam bersama karena saran dari Shoko?

"Berhenti tertawa, kau membuat ku ingin menertawakan mereka yang tidak memiliki pengalaman dengan wanita kecuali dengan Riko" keduanya tertawa. Dan percakapan mereka terus berlanjut hingga Shoko harus kembali bekerja karena pasien yang berdatangan

𝙎𝙀𝘿𝘼𝙏𝙄𝙑𝘼 || Jjk Dilf [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang