Sudah seminggu lebih Xiao Zhan tinggal di mansion Wang dan pekerjaannya berjalan dengan sangat lancar. Bahkan ia sering membantu Bibi Zhang karena tugasnya dirasa terlalu sedikit. Apabila Bibi Zhang sedang keluar, Xiao Zhan biasanya akan menghabiskan waktu bersama Wang Jun yang selalu mendatanginya.
Semenjak insiden beberapa hari yang lalu, Wang Jun semakin sering menempel padanya ketika pulang sekolah. Jun kecil merasa bahwa Zhanzhan gegenya sebenarnya adalah pemuda yang pintar karena sering mengajarinya menyelesaikan PR. Selain itu, ternyata gege manisnya tersebut sangat berbakat melukis! Ya, Wang Jun suka melukis, tapi dia sadar lukisannya masih jauh untuk bisa dibilang bagus.
"Apa Tuan Wang tau kalau anda senang menggambar?" Tanya Xiao Zhan saat mereka berdua sedang mengeblok warna pada sebuah kanvas berukuran kecil dengan menggunakan teknik aquarel. Saat ini mereka berada di taman samping karena tempat itu cukup teduh dan sepi.
Wang Jun hanya menggelengkan kepalanya malas. "Aku pernah menunjukkannya dan ayahku yang menyebalkan itu mengatakan kalau lukisanku tidak layak." Ceritanya tanpa minat.
Wang Jun malas jika sudah membahas mengenai ayahnya. Memang, dulu bocah itu sangat mengagumi sang ayah, tapi karena terlalu sering diabaikan, Wang Jun sudah tidak berusaha mencari perhatiannya lagi.
Xiao Zhan menggelengkan kepalanya. "Padahal untuk seumuran anda, lukisan ini terbilang sangat bagus..."
"Kau memang berbakat memuji orang Zhanzhan." Jun tertawa melihat raut tak setuju Xiao Zhan.
Kedekatan mereka berdua pun tak luput dari sosok yang mengawasi dari lantai atas. Sepasang mata tajam mengintai Xiao Zhan dan Wang Jun dengan keingintahuan yang besar.
Wang Yibo sedang berdiri di belakang kursi di ruang kerjanya yang terletak di lantai dua, ia menghadap jendela besar yang menampilkan dua objek manusia yang saling berbincang akrab sambil berkutat pada kanvas di tangan masing-masing.
"Kenapa bisa bocah itu begitu akrab dengan Zhanzhan?" Gumamnya pelan.
Diam-diam Yibo memang selalu mengawasi kegiatan Xiao Zhan lewat cctv maupun laporan dari Paman Liu sang kepala pelayan ataupun Bibi Zhang. Ia hanya ingin tahu apa saja kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Xiao Zhan dan ingin memastikan pemuda tersebut tidak terbebani dengan pekerjaannya dan bisa beraktivitas dengan nyaman.
Wang Yibo hanya tak menyangka kalau putranya yang biasanya angkuh dan tidak mudah bergaul bisa menempel pada Zhan seperti permen karet dalam waktu sesingkat ini. Di rumah ini Wang Jun hanya mau bergaul dengan Liu Haikuan, Paman Liu, dan Bibi Zhang saja karena mereka adalah orang-orang kepercayaan keluarga Wang dan sudah ada di sisi Wang Jun sejak bocah itu masih bayi.
Sedangkan Xiao Zhan? Yibo hanya memberikannya posisi sebagai pelayan biasa. Entah bagaimana ceritanya mereka berdua bisa dekat.
Sudahlah, Yibo sedang tak ingin banyak berpikir. Mari ambil sisi positifnya. Jika putra semata wayangnya dekat dengan Xiao Zhan, maka Wang Yibo akan lebih mudah mengambil hati lelaki manis tersebut dan menikahinya nanti. Mengkhayalkan pernikahannya dengan Xiao Zhan membuat kedua sudut bibir Wang Yibo tertarik ke atas membentuk senyuman lembut.
.
.
"Permisi Tuan Muda dan Nak Zhan," Panggil Bibi Zhang menginterupsi kegiatan keduanya, "Tuan Wang memanggil kalian berdua untuk makan siang."
"Aku juga Bi?" Tanya Xiao Zhan memastikan, yang dijawab anggukan dari wanita paruh baya tersebut.
"Huh tumben sekali orang tua itu mengajakku makan semeja." Gumam Wang Jun pada dirinya sendiri, merasa curiga. "Bi, benarkah ayah yang menyuruhmu? Bukan orang lain? Bukan kloningan yang menyamar jadi ayahku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine, Not Yours [Yizhan] END PDF✔️
FanficHuang Jingyu adalah seorang penggila judi. Ia terpaksa menjaminkan istrinya yang cantik, Xiao Zhan, pada seorang konglomerat kaya raya bernama Wang Yibo karena terlilit hutang. Wang Yibo yang akhirnya berhasil mendapatkan cinta pertamanya berada dal...