14. Even if We're not Together

4.6K 503 66
                                    

Di tengah kesedihannya, Xiao Zhan mulai mengeluarkan barang-barang miliknya yang sangat sedikit dari dalam lemari. Perasaannya sangat kacau dan satu-satunya hal yang bisa ia pikirkan adalah pergi dari tempat ini. Walaupun pemuda itu masih tak yakin dengan keputusannya.

Setelah memikirkannya puluhan kali akhirnya Xiao Zhan mencoba menelepon Jingyu. Dan seperti biasa, tak butuh waktu lama bagi suaminya untuk mengangkat panggilannya.

"Zhan? Ada apa menelponku siang-siang? Sudah merindukanku lagi hmm?" Suara jenaka milik Jingyu mau tak mau membuat air mata Xiao Zhan tumpah kembali. Perasaan bersalah menyeruak dalam dirinya.

"Jingyu ge..." Lirihnya, tak mampu melanjutkan kata-katanya. Lelaki bergigi kelinci itu menangis dalam diam.

"Zhanzhan, ada apa sayang?" Tanya suara di sebrang.

"Jingyu ge, aku ingin pulang, hiks." Tangisnya sambil terisak.

"Zhanzhan, tidak biasanya kau seperti ini." Ujarnya tenang. "Apa ada masalah di sana?"

"Ti-Tidak." Xiao Zhan menggeleng panik meskipun ia tahu Jingyu tak akan bisa melihatnya. "Aku hanya merindukanmu Jingyu ge." Xiao Zhan tak akan mampu mengatakan yang sebenarnya, ia sungguh takut kehilangan suaminya. Xiao Zhan hanya memiliki Jingyu setelah orang tuanya tiada.

"Yasudah kalau tidak mau bercerita." Xiao Zhan bisa menebak suaminya di sana pasti sedang memasang senyum teduh. Senyum yang selalu pria itu berikan saat Xiao Zhan sedang bimbang. "Zhanzhan, kau perlu tau ini. Sejak dulu aku selalu mengagumimu karena kau adalah sosok yang tegar. Seberat apapun masalah dalam hidupmu kau tidak pernah mengeluh dan selalu tersenyum menghadapinya. Kau selalu punya banyak cara untuk menyelesaikannya dalam sekejap. Zhanzhan, kau sungguh orang yang kuat, tidak semua orang bisa seperti dirimu." Hibur Jingyu yang tak mengetahui penyebab mengapa istrinya menangis.

Isak tangis Xiao Zhan perlahan mereda. Lelaki itu menghapus air matanya dan tersenyum lemah. "Jingyu ge, kau selalu tau bagaimana cara menghiburku."

"Tentu saja, aku kan suamimu." Candanya, kali ini Xiao Zhan ikut terkekeh bersamanya. "Apapun masalahmu kali ini Zhan, aku yakin kau bisa melaluinya. Aku akan selalu mendukungmu dari sini."

Xiao Zhan menatap sebagian pakaiannya yang sudah dikeluarkannya dan ditata dalam tas jinjing. Pemuda itu mengurungkan niatnya. Ia kembali memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam lemari.

.

.

Huang Jingyu menatap ponselnya dengan nanar. Apakah akhirnya Wang Yibo melakukannya? Perasaan sakit menjalari dadanya ketika memikirkan Xiao Zhan.

"Maafkan aku Zhan." Air matanya mengalir begitu saja.

Jingyu menahan keinginannya untuk membawa lari Xiao Zhan dari sana ketika mendengar tangisannya tadi. Tapi apalah daya, perjanjian tetaplah perjanjian. Jingyu tak bisa melanggarnya begitu saja jika tak mau Wang Yibo menarik uangnya kembali.

Semua ini terjadi karena kebodohannya hingga ia mengorbankan orang yang sangat dicintainya. Tapi apalagi yang bisa dilakukannya? Jingyu sekarang merasa dirinya adalah pria tak berguna. Tak bisa melakukan apapun untuk menyelesaikan masalah yang telah diperbuatnya sendiri dan malah bergantung pada Wang Yibo serta menjaminkan istrinya sendiri.

.

.

Tok tok

"Zhanzhan?" Panggil suara cempreng khas bocah dari luar pintu.

"Masuklah."

Cklek

He is Mine, Not Yours [Yizhan] END PDF✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang