Setelah pergulatan panjang antara logika dan perasaannya, dan juga pertimbangan saran dari teman-temannya, akhirnya disinilah mereka sekarang.
Kursi panjang di lantai lima gedung YG Entertainment menjadi saksi bisu ketegangan yang Jennie dan enam temannya rasakan yang juga ikut mengantarnya.
"Jangan takut, ini sama kayak kamu nyanyi di cafe atau waktu busking kemarin, just do your best and let God do the rest." kata Irene menenangkan sambil memegang lembut tangan Jennie.
"Kita ada disini, urusan lolos atau engga-nya biar jadi urusan nanti, yang penting lo udah melakukan yang terbaik." kini Wendy juga ikut menenangkan.
"Gue yakin lo pasti bisa kak, kalo lo gugup, anggep aja gue nanti ada didalem nemenin lo nyanyi." memang, jika Jennie gugup, Jennie akan mengingat bahwa Rosé ada disampingnya dan boom rasa gugupnya menguar entah kemana.
Taehyung, Taeyong, dan Hanbin juga ikut melontarkan kalimat penyemangat dan juga diselingi candaan supaya Jennie bisa sedikit tenang dan melupakan kegugupannya.
Jennie hanya bisa tersenyum membalas ucapan mereka sembari mengatur nafasnya dan menetralkan detak jantungnya, bahaya juga jika panick attack-nya kambuh di saat-saat seperti ini.
"Jennie Kim." kata staff yang bertugas memanggil peserta audisi saat itu.
Bisa dibilang yang ada diruangan ini adalah para peserta jalur undangan yang hanya butuh acc dari sanjangnim untuk langsung menandatangani kontrak menjadi trainee.
"Pasti bisa, good luck!" kata lainnya menyemangati.
Sebelumnya Irene sudah berbicara pada staff tentang kondisi adiknya yang mengalami disabilitas dan untungnya staff disini sangat baik dan mengatakan pada Irene untuk tenang saja.
Sesampainya Jennie di dalam, ia disuruh duduk di kursi yang sudah disediakan, tentu saja masih dibantu oleh staff baik tadi. Setelahnya, staff pun pamit undur dari ruangan yang hanya diisi oleh sanjangnim, dua orang staff, dan ada dua idol senior, juga ada kamera yang sudah menyala untuk arsip agensi.
"Sopankah memakai kacamata hitam didalam ruangan?" tanya salah seorang idol senior itu—Mino dengan nada dinginnya.
"Ma-maaf sebelumnya, saya mengalami kecelakaan dan kehilangan penglihatan setelahnya, mohon maaf atas ketidaksopanan saya." jawab Jennie gugup dengan terus membungkukkan badannya.
"Oh, maaf sudah salah sangka, tapi bisakah kamu melepas kacamatanya sebentar?" pinta idol senior satunya—Dara dengan menatap sengit Mino, sedangkan sanjangnim masih tetap diam memperhatikan.
Jennie langsung melepas kacamatanya dengan ragu hingga menampilkan mata indahnya yang tertutup sempurna. Semua yang ada disana menatap miris kondisi Jennie.
"Saya sudah melihat penampilan kamu di busking kemarin, dan saya cukup terkesan dengan teknik vokal kamu, bisa kamu lakukan lagi sekarang?" akhirnya sanjangnim berbicara.
Jennie pun menurut dan segera menyanyikan lagu yang sudah ia siapkan. Kali ini ia memilih lagu dari role model-nya Rihanna dengan judul Take A Bow. Meskipun awalnya gugup, tapi ia bisa mengendalikan rasa gugupnya itu dan mulai menikmati suasana.
Mino, Dara, dan sanjangnim sudah saling melirik dan mulai menganggukan kepalanya. Entahlah, meskipun Jennie mempunyai kekurangan, tapi tak menutup fakta bahwa ia memiliki suara dan teknik vokal yang baik, visualnya juga sangat mendukung.
Belum lagi mereka bisa merasakan bahwa Jennie memang mempunyai aura seorang bintang, yang mampu mempesona siapa saja yang melihatnya.
Setelah selesai bernyanyi, Jennie hanya bisa berharap-harap cemas menunggu keputusan mereka. Memang, biasanya butuh waktu bagi mereka untuk membuat keputusan apakah peserta ini lolos menjadi trainee atau tidak. Tapi sepertinya, Jennie adalah pengecualian. Mereka seperti tak mau melepaskan Jennie dan sudah yakin bahwa Jennie adalah orang yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
happier than ever | jennie x irene
Fanfictionsoul-sisters (n.) connected eternally, praying and cheering for eachother, laughing till stomach hurt, and somehow makes everything all right. because when I'm with you, I'm happier than ever.