12

1K 76 5
                                    

Mark menatap haechan yg kini tengah berjalan di depan nya dengan langkah riang .

Kini kedua nya tengah berjalan jalan melihat desa tersebut .

Sebenarnya Mark tidak mau melakukan nya , tapi karena haechan terus merengek pada nya dan berjanji tidak akan kabur dari nya, alhasil Mark mau tidak mau harus menuruti kemauan gadis itu .

Terlihat Beberapa Penduduk desa yg tak sengaja lewat menyapa Mark dengan sopan .

"Sayang ,hati hati " Mark memegangi tubuh haechan yg hampir jatuh ke tanah.

"Hehe ,maaf kak Mark "kata nya sambil tersenyum pada lelaki itu .

Melihat senyuman manis dari haechan, Mark yg awal nya ingin mengomeli gadis itu mengurungkan niat nya .

"Kak Mark ,aku mau kesana "seru haechan dengan nada semangat .

Mark mengikuti arah telunjuk gadis itu , di mana terlihat tiga orang wanita paruh baya tengah asyik bercengkrama sembari merangkai bunga .

"Baiklah " Mark menggandeng tangan haechan sebelum gadis itu lari duluan kesana .

Ketiga wanita yg tadi nya tertawa seketika menghentikan tawa mereka saat melihat Mark dengan seorang gadis , yg kini tengah berjalan ke arah mereka dengan wajah dingin nya .

"Tu..tuan Mark "

Ketiga nya lalu berdiri dari tempat duduk mereka lalu membungkuk memberikan hormat pada lelaki itu .

"Duduk saja , lanjutkan pekerjaan kalian "kata Mark pada ketiga wanita paruh baya itu .

Haechan menatap ketiga wanita itu dengan seksama, kemudian mata nya sedikit terbuka lebar saat melihat salah satu wanita yg sangat dia kenali.

Wanita yg dulu sempat ingin menolong nya keluar dari desa ini .

"Bibi " ucap haechan dengan nada ragu ragu .

Wanita itu hanya menganggukkan kepala nya sembari tersenyum kepada haechan.

"Sayang ,ingat janji mu , gue akan ngawasin dari sana " Mark menujuk sebuah pondok kecil yg tak jauh dari tempat mereka sekarang.

Haechan mengangukkan kepala nya kemudian memeluk mark dengan erat , hal itu membuat lelaki itu nampak kaget , karena biasanya Mark lah yg sering memeluk gadis itu duluan .

"Terima kasih kak Mark, terima kasih  "ucap nya dengan nada lirih .

Mark mengelus rambut haechan kemudian mengecup bibir gadis itu lembut, tak peduli dengan tatapan dari tiga wanita paruh baya yg kini tengah tertuju pada mereka berdua.

Setelah melepaskan tautan bibir nya pada bibir haechan, Mark segera  pergi menuju ke arah pondok tersebut.

Pipi haechan sudah merah ,sungguh dia malu karena Mark mencium bibir nya  di tempat umum seperti ini.

"Nak "

"I..iya bibi "

"nak ,Kau tidak pp kan "minghao menatap haechan dengan wajah khawatir nya .

Sejak insiden itu ,dia terus kepikiran dengan gadis yg ada di depan nya sekarang.

"Hmm ,aku tidak pp bibi , ah iya ,apa aku boleh ikut merangkai bunga bersama bibi dan kedua teman bibi juga"

"Tentu saja boleh , ayo sini " minghao kemudian menarik tangan haechan lembut menuntun gadis itu untuk duduk di samping nya .

Mark yg melihat hal itu tersenyum tipis ,dia senang bisa melihat haechan segembira itu .

Tangan mungil gadis itu mulai mengambil beberapa bunga mawar yg warna nya berbeda, kemudian mulai merangkai nya .

Mark tau kalau apa yg telah dia lakukan pada gadis itu salah , tapi mau bagaimana lagi , hanya ini cara agar dia bisa terus bersama gadis kesayangan nya itu ,tanpa ada halangan dari siapapun, termasuk dari laki laki bernama Lee Jeno  .

.
.
.
















Suasana di dalam mobil nampak sunyi , tak ada yg membuka suara nya dari tadi , semuanya tengah sibuk dengan urusan masing masing.

Renjun yg merasa tidak nyaman berdecak kesal ,di lirik nya Asahi yg kini tengah menyandarkan kepalanya ke bahu jaemin , tangan gadis itu sesekali memainkannya jari jari milik saudara kembar nya tersebut.

Lalu doyoung , remaja laki laki itu nampak lebih fokus dengan ponsel nya ,dan Jeno , laki laki itu menyetir mobil dengan kecepatan tinggi , padahal sudah berapa kali Renjun memberi teguran bahkan meneriaki nya agar mengurangi sedikit kecepatan pada mobil itu,tapi Jeno sama sekali tidak peduli dengan hal itu ,yg ada di pikiran nya saat ini hanyalah , menyelamatkan haechan , sahabatnya, kesayangan nya ,orang yg sangat berharga di hidup nya setelah keluarga nya .

"Doyoung "

"Apa "

"Kok Lo bisa , maksud gue , gimana bisa lacak lo lokasi haechan"

"Ribet banget bahasa Lo kak "Renjun memutar bola mata nya malas mendegar kata kata  doyoung , memang remaja satu ini sangat suka sekali membuat nya darah tinggi dalam sekejap.

"Ya bisa lah kak Renjun ku sayang ,kan ada hp kak hyunjin ,dan di sana ada nomor dari kak Mark,dan jangan lupa , gue itu hacker sejati ,jadi masalah kaya gitu gampang buat gue  "jelas doyoung .

"Bisa nggak manggil gue gitu nggak ,jijik gue denger nya"

"Salah mulu perasaan "

"lama lama gue jodohin juga Lo berdua ya ,berantem aja terus kerjaaan nya " kata jaemin sambil menggelengkan kepala nya .

"Amit amit ,siapa juga mau sama anak ABG kaya dia ! "

"Dih ,gue juga ogah kali kalau mau sama kak Renjun yg galak kaya gitu"

"Haduh " jaemin menepuk jidat nya saat pertengkaran kecil itu kembali terjadi ,sementara Asahi hanya bisa  terkekeh melihat tingkah kedua nya .

Jeno jangan di tanya ,laki laki itu bahkan dari tadi sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut, tertawa,bahkan untuk tersenyum pun sama sekali tidak ada .

Wajah terlihat dingin dan datar, sungguh,saat ini Jeno sangat menyeramkan .

.
.
.





















"Haechan, apa tuan Mark menyakiti mu nak " minghao berbicara pelan menatap gadis itu .

Haechan menatap ke arah di mana tempat mark berada ,terlihat laki laki itu kini masih memperhatikan diri nya dengan tatapan datar .

"Ja..jangan bahas itu di sini bibi Hao , aku takut "ucap haechan dengan lirih .

Minghao kemudian mengelus elus punggung haechan dengan lembut , sungguh dia tidak tega melihat haechan harus menghadapi situasi seperti ini.

"Maafkan bibi ya nak "

Haechan dengan cepat menghapus satu tetes air mata nya dari pipi nya .

"Tidak pp bibi Hao ,terima kasih waktu itu sudah mau menolong ku "

"Sama sama nak"minghao tersenyum kemudian mengusap lembut pipi gembil gadis itu .

"Haechan "

Ketiga wanita itu sontak menoleh ke arah sumber suara .

"Ayo kita pulang "Mark menatap haechan dengan datar .

Haechan hanya bisa mengangukkan kepala lemah , kemudian gadis itu menatap ke arah ketiga wanita paruh baya itu sambil tersenyum,terutama pada minghao .

"Bibi terima kasih ya sudah mengizinkan chanie ikut merangkai bunga , kalau begitu chanie pamit dulu "

"Iya ,hati hati ya " haechan mengangukkan kepala nya , kemudian berjalan ke arah Mark yg sudah menunggu nya .

Mark menatap ketiga wanita itu dengan pandangan dingin nya lalu merengkuh tubuh haechan membawa nya pergi dari sana .


Obsesi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang