BR [24] Menuju Ending

48K 2.6K 1.1K
                                    

Yahallooowww

Welcome back, cepat yah Vomennya capai target, kenapa gak dari dulu aja aku bikin kek gitu yah, supaya kalian tuh semangat. Gak sih aku liat-liat yang vomennya itu-itu aja orangnya.

Untuk kalian Readers Jiya yang selalu suport dengan cara Vote dan Komen, kalian tuh unch unch banget dah pokoknya mah sayang kalian dan terlope-lope banyak-banyak deh. Yang Sider gak diajak 🥱

*typo tandain

SELAMAT MEMBACA 🌸
_________________________________________

"Hero pinggirin mobilnya, cepathmmp" Bellova menutup mulutnya saat mual itu datang lagi.

Cepat-cepat Hero menepikan mobilnya didekat trotoar. Bellova langsung melompat turun dari mobil dan berlari kearah semak-semak, untungnya malam itu keadaan jalanan tidak terlalu banyak mobil yang berlalu lalang.

"Huueeekkkk" Bellova memuntahkan cairan kental dari mulutnya, ia belum makan sedari tadi, oleh karena itu makanan satupun tak ada yang ia keluarkan.

Hero dengan telaten memijat tengkuk Bellova "Kamu belum makan ya?" Tanya Hero tak santai

Bellova tak menjawab kerena sibuk dengan acara muntahannya.

"Gak kuat" lirih Bellova sambil menahan kepalanya yang tiba-tiba pusing

"Pulang aku buatin bubur, kamu istirahat dulu, nanti kalau keadaan kamu udah membaik baru kita kerumah keluarga aku"

Bellova mengangguk lemah "Gendong" pintanya merengek

Hero terkekeh dengan sigap ia menggendong Bellova, ia menatap perut Bellova tajam "Jangan aneh-aneh lo, cewek gue tersiksa nih, udah lahir aja gue cubit ginjal lo, Pi" gerutu Hero mengancam janin yang berada didalam perut Bellova

"Ishhh sebelum kamu cubit ginjalnya, aku duluan yang cabut ginjal kamu" ancam Bellova masih dengan nada yang lemah, wajahnya bahkan memucat "Dan lagi, kenapa manggilnya Pi"

"Yupi"

"Kenapa jadi Yupi sih!"

"Pengen aja, supaya ada manis-manisnya gitu"

Bellova memutar matanya malas. Hero memasang sabuk pengaman untuk Bellova, saat tubuh wanita itu telah berada didalam mobil

Cup

"Tidur gih, supaya mualnya gak dateng" ucap Hero lembut sambil mengecup kening Bellova

"Hm" Bellova menurut dan mulai memejamkan matanya dan Hero pun mulai menjalankan mobilnya menuju apartemen.

Perjalanan keapartemen memakan waktu hampir 15 menitan.

Setelah sampai di besment apartemen, Hero turun dari mobil dan menuju arah pintu Bellova.

Dengan sangat hati-hati Hero menggendong Bellova ala bridal tanpa membangunkan sang empuh

"Eunnghhh" racau Bellova, Hero menghentikan langkahnya dan menatap wajah Bellova.

Laki-laki itu pikir Bellova akan terbangun, namun ternyata wanita itu kembali tidur sambil menyenderkan kepalanya pada dada bidang Hero.

Hero kembali melangkah, ia menekan tobol lift lantai 69 saat berada didepan pintu besi itu.

Sedang menunggu lift datang, Hero sempat memperhatikan wajah Bellova yang pucat, ia menelusuri setiap jengkal wajah cantik wanitanya

"Sayang banget sama lo, Lova" ungkap Hero pelan, entah Bellova mendengarnya atau tidak

Ting

Pintu lift terbuka, Hero-pun melangkah masuk. Ia ingin secepatnya sampai ke apartnya.

Didalam lift Bellova membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah wajah Hero yang tengah menatap datar kedepan.

Best Revenge  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang