BR [16] Saksi

49.6K 3.5K 425
                                    

Yahallo

Vomennya tolong dong dibanyakin, kalau gak dibanyakin dan gak rame aku bakal pindahin cerita ini ke karyakarsa (berbayar) mau, hmm??...

Disini gratis loh aku gak minta banyak-banyak selain Voment... gak papa kalian jarang komen, tapi please lah Vote aja deh, gila.... tinggal tekan bintang dipojok bawah aja susah minta ampun dah...

🍒SELAMAT 🍆MEMBACA🍑

Setelah masuk kedalam apartemen Hero, Davira langsung duduk disamping yang punya apartement.

Dapat Hero lihat dari air muka Davira, bahwa wanita itu sedang frustasi. Bisa dipastikan bahwa frustasinya disebabkan oleh Orion yang tengah bersembunyi.

Hero tersenyum evil. tanganya menarik remote tv dari atas meja, lalu menyalakannya.

Seketika hot news tentang pewaris dari keluarga Ferola muncul pada layar. Hero melirik Davira berpura-pura terkejut.

"Panas ya Dav, lo keringetan" disodorkannya tissue diatas meja kepada wanita itu "Padahal dingin loh ini? Suhu AC-nya juga pas kok" lanjut Hero.

"H-hah!" Gugup Davira, mengusap dahinya yang memang berkeringat.

"Panas?"

"Gak kok, mungkin tadi gue dari luar, soalnya diluar panas banget" alibi Davira, Hero menjawab dengan membulatkan mulutnya.

Keduanya beralih kepada TV yang sedari tadi masih menampilkan berita menggemparkan tentang Orion yang menjadi buronan.

"Gue gak nyangka Orion ngelakuin itu" ucap Hero sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, bersandiwara tak habis pikir.

Davira hanya diam, ia menjadi was-was bila nanti namanya ikut terseret. Ia tak mau masuk penjara di usia mudanya.

"Katanya polisi masih nyelidik saksi-saksi yang liat Orion bertransaki" kompor Hero mengorek sisi lemah Davira 

"S-saksi?"

"Hu'um lo gak tau? Beritanya juga udah kesebar di grup angkatan, yang gue denger-dengernya sih saksinya salah satu murid SMA Alangkasa" pancing Hero lebih dalam.

Davira menggigit bibir bawahnya panik sendiri, apa mungkin ia saksi yang dimaksud? 

"Dav, lo kok dari tadi kaya gak nyaman gitu si?"

Davira menoleh kesamping dimana wajah Hero yang terlihat bingung sedang menatapnya "Gak tau nih, gue gak enak badan" bohongnya lalu menetralkan degup jantungnya karena takut.

"Oo, tapi gue denger lagi dari anak-anak tongkrongan, katanya kalo saksi yang terlibat mau bersaksi di pengadilan, seandainya si saksi juga ternyata terbukti bersalah bisa di potong masa hukuman penjaranya atau kalau beruntung sih bisa langsung dibebasin asal saksinya mau kooperatif sama pihak kepolisian." ujar Hero lagi-lagi ia berbohong, faktanya ia tak tau tentang pasal atau hukuman yang mengatur tentang saksi-saksi dari pelaku yang melakukan tindak pidana narkoba.

"O-ya?"

Hero mengangguk "Jadi, lo sebagai saksi dari kejahatan yang Orion perbuat, mending lapor polisi deh, daripada lo keseret jadi pelaku juga?"

Deg

Davira yang tadinya menunduk secepat kilat menoleh kepada Hero "E-eh, m-maksud lo?" Tanyanya terbata-bata. Apa maksud dari ucapan Hero barusan?

"Ya lo ngaku aja kalo Orion bener-bener bandar narkoba" jawab Hero sambil menarik rokok dari bungkusnya, mematik api hingga membakar ujung rokok itu. Ia sengaja menghembuskan asapnya mengenai wajah Davira.

Best Revenge  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang