Reina terperanjat, segera ia jatuhkan ponselnya dengan posisi telungkup. Reina serta merta memberi kode pada Arief agar tidak bersuara. Arief mengangguk sekilas.
"Rein...?!" Marvin tampak mengernyitkan kening.
"Iya?"
"Kenapa?" Marvin balik bertanya.
"Maaf."
"Ya udah kamu sholat dulu sana. Keburu waktunya habis."
"Iya, kamu juga. Jangan lupa shalat."
"Siap. Take care, honey." Reina mengulas senyum manis.
"Udah?" Tanya Arief datar saat panggilan video Reina dan Marvin terputus. "Katanya nggak ada kabar? Kok kepergok video call-an ya?"
"Baru kali ini video call nya juga." Elak Reina.
"Ya udah ayo sholat."
"Bareng nggak?"
"Kamu duluan aja. Aku mau mandi dulu." Reina mengangguk.
***
Selepas makan malam, Arief dan Reina pun terlihat mengerjakan tugas bersama. Ema yang tadinya hendak menghampiri mereka akhirnya mengurungkan niat. Ema pun memilih beristirahat di kamar.
"Ini apa sih jawabannya?" Tanya Reina sembari mengetuk-ngetuk pulpen di deretan pertanyaan yang tidak ia ketahui jawabannya.
"Googling coba." Saran Arief.
"Sama kamu."
"Siniin hp nya." Arief meminta ponsel miliknya yang tergelak dekat Reina.
Arief mulai mengetikkan kata kunci. Lalu beberapa artikel pun terpampang. Arief memilih satu artikel yang menurutnya cocok.
"Ini nih." Ujar Arief. Mereka pun tanpa banyak kata segera menulis jawaban.
Selesai mengerjakan tugas, Reina segera merapikan buku catatannya lalu masuk ke kamar lebih dulu. Sedang Arief ia memilih berselancar di dunia maya sembari duduk santai di sofa ruang tengah. Dan jemarinya tiba-tiba terhenti di postingan sebuah wejangan tentang pernikahan. Arief pun segera menekan back di layar ponselnya dan kembali ke mesin pencari. Lalu mengetikkan sebuah kata kunci.
"Rein." Lirih Arief sembari menutup pintu kamar dan menguncinya.
"Iya." Sahut Reina yang hampir saja berbaring. Arief duduk di pinggiran tempat tidur lalu menyerahkan ponsel miliknya pada Reina. Reina mengernyitkan kening tapi diterimanya juga ponsel tersebut. Reina kemudian membaca artikel yang tengah dibuka Arief. Seketika Reina membulatkan mata lalu menelan saliva.
"Terus?" Reina menatap lekat Arief. Arief salah tingkah.
"Aku dosa kalau nggak lakuin itu ke kamu. Dan kalau sampai batas waktu itu kita nggak...." Arief menggantungkan kalimatnya. "Itu sama aja aku jatuhin..." Arief serba salah. Reina meringis. "Ya udah kayaknya sekarang lebih baik kita tidur dulu aja." Putus Arief saat melihat perubahan mimik wajah Reina.
***
"Baik, sekian dulu materi untuk pertemuan kita kali ini. Terima kasih. Selamat siang."
"Selamat siang, Pak."
"Hei.... Nonton yuk?" Ajak Ocha. "Film horor yang kita tunggu-tunggu udah tayang lho, perdana hari ini."
"Ayooo...." Seru yang lain antusias kecuali Reina.
"Rein, ikut kan?"
"Kalau nontonnya film itu, nggak ahh."
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Married
RomanceHah, nikah?! Sama dia?! Nggak salah? dia kan...... Terjebak dalam suatu pernikahan padahal hubungan mereka hanya sebatas teman main. Hayoooo gimana tuh?