TTM 5

243 29 4
                                    

"Ehh nanti siang kita jadi kan ke rumah Suci?" Tanya Teguh pada yang lainnya.

"Jadi dong, nggak enak. Calon anggota kita juga kan dia. Iya nggak, Rief?"

"Hah?!"

"Kok hah?!" Wisnu mengernyitkan kening.

"Neng, dirimu kenapa? Kalem amat." Seru Teguh sembari memperhatikan Reina.

"Iya lemah letih lesu dari tadi dilihat-lihat." Tambah Ocha.

"Hehehe nggak apa-apa." Reina nyengir sembari menggeleng.

"Ahh palingan tugas Pak Zio belum beres." Seloroh Wisnu. "Rief, contekin napa? Kasian anak orang."

"Enak aja, aku udah selesai kok." Ujar Reina sembari mengetuk-ngetuk pulpen ke meja dan entah mengapa pulpen tersebut tiba-tiba terlepas dari genggamannya dan jatuh bebas.

"Sorry kayaknya aku nggak ikut." Ujar Arief sembari maju satu langkah lalu tangannya memegang sudut meja agar Reina yang tengah mengambil pulpen terlindungi.

"Kenapa?!"

"Ibu kan lagi nggak fit, otomatis aku harus gantiin ibu jaga toko."

"Terus Suci....?!" Pertanyaan Wisnu menggantung.

"Ya kan udah diwakilkan sama kalian."

"Beda atuh, kamu calon mantu. Kita mah teman biasa." Arief nyengir dicuri pandang Reina, ia ingin melihat reaksi Reina.

"Aku juga wakilin ya. Lemes...."

"Kamu sakit, Rein?" Tanya Teguh.

"Nggak cuma lemes aja. Pengen istirahat." Arief memperhatikan.

"Nanti pulang bareng, biar aku anterin dulu." Ujar Arief.

"Ehh nggak usah." Tolak Reina.

"Udah, daripada kamu pingsan di jalan. Ngeri." Timpal Arief.

"Iya." Reina menyerah, dia tidak nyaman ditatap tajam oleh Arief karena tiba-tiba pikirannya melayang ke kejadian semalam.

"Ehh....Pak Zio datang." Seru Wisnu sembari menepuk pundak Teguh. Mereka pun berhambur ke meja masing-masing meninggalkan meja Reina.

***

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Arief sembari melirik sekilas Reina.

"Nggak cuma lemes aja."

"Gara-gara semalam ya?"

"Ihh jangan dibahas."

"Kok jangan dibahas?"

"Takut ada yang denger."

"Lha kita ini lagi di mobil, cuma berdua. Siapa juga yang bakal nguping."

"Ya siapa tahu ada yang pasang tape recorder."

"Ahh kamu sok seleb banget." Arief mengacak-acak rambut Reina.

"Arieeeef...." Protes Reina.

"Ehh dianterin ke rumah ibu apa ke rumah mama dulu?"

"Ke rumah mama, boleh?"

"Boleh."

"Pengen istirahat, pengen tidur."

"Oke." Dan tanpa terasa mobil yang dikemudikan Arief pun sampai di depan rumah mendiang orang tua Reina. "Sampai."

"Ya udah aku turun ya?! Makasih udah dianterin."

"Sama-sama, nanti beres dari toko aku jemput."

"Oke."

***

Teman Tapi MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang