TTM 13

172 25 4
                                    

"Reina, belum pulang?" Tanya Rizky yang menghampiri meja Reina.

"Baru mau."

"Mau bareng?"

"Nggak usah, aku tinggal jalan bentar juga udah sampai."

"Iya tapi ini udah malam. Mending aku anterin. Yuk?!" Rizky sedikit memaksa. Akhirnya Reina setuju, karena dia segan menolak secara tegas pada Rizky.

Sebelum benar-benar sampai di tempat kost, Rizky mengajak Reina mampir di alun-alun kota, membeli nasi goreng untuk makan malam.

"Mau makan di sini atau mau di kost-an?"

"Di kost-an aja kayaknya."

"Oke."

Rizky memesan dua bungkus nasi goreng. Setelah nasi goreng selesai, mereka kembali berjalan.

"Ini, di sini." Seru Reina. "Makasih ya."

"Iya, sama-sama. Selamat istirahat Reina."

"Iya, Pak Rizky juga." Sahut Reina sembari pamit masuk. Rizky mengulas senyum sangat manis melepas Reina pergi dan menghilang di balik gerbang tempat kost.

***

"Lagi ngapain?" Tanya Arief saat panggilan videonya tersambung.

"Makan nasi goreng." Jawab Reina. "Kamu udah makan?"

"Baru mau, aku baru pulang soalnya."

"Makan dulu sana."

"Iya bentar lagi. Masih capek."

"Tumben malam."

"Abis dari tempat magang ke toko sebentar."

"Ohh...." Arief mulai beranjak. Ia memilih pakaian ganti lalu masuk kamar mandi. "Aku mau mandi."

"Ya udah aku tut....."

"Jangan ditutup, temenin."

"Hah?!"

"Temenin aku mandi, jangan ditutup."

"Arieeef...."

"Apa?"

"Mesum."

"Siapa yang mesum? apanya yang mesum? Emang salah minta ditemenin mandi sama istri sendiri?"

"Ya tapiiiii......" Arief cuek, dengan santai dia mulai membuka pakaiannya. Reina berdebar.

Memang betul, aku sudah biasa melihat Arief dalam kondisi polos tanpa sehelai benang tapi nggak nonton ia mandi secara live juga. Batin Reina.

Mereka terus mengobrol sembari meneruskan aktivitas masing-masing. Reina dengan makan malamnya sedang Arief dengan aktivitas mandinya.

"Rein, aku kangen." Lolos juga kalimat itu dari mulut Arief. Reina nyengir. "Kenapa? Kamu nggak kangen aku?"

"Kangen."

"Sabtu nanti kamu pulang?"

"Pulang kayaknya."

"Jumat malam aku jemput ya?"

"Sabtu pagi biar aku naik bus dari sini. Jemput di terminal aja."

"Oke."

"Arief mandinya jangan lama-lama."

"Iya."

***

"Ky, lagi apa?"

"Mau tidur, kenapa?"

"Tumben jam segini udah mau tidur?"

"Capek, ngantuk."

"Ohh ya udah atuh, met istirahat ya, Ky."

"Iya, makasih." Rizky menghela nafas panjang. Ia lega meski harus sedikit berbohong. Pasalnya dia belum mengantuk sama sekali. Dia berbohong agar Asti mau menutup teleponnya. Aku nggak mau dia berpikir aku ngasih jalan. Batin Rizky. Rizky kembali berbaring menatap langit-langit, pikirannya melayang mengingat seseorang, senyumnya pun mengembang saat itu juga.

***

"Tumben rame banget, ada apa?" Tanya Reina pada Lela, customer service paling baik di tempat magangnya. Lela sendiri sudah menganggap Reina sebagai adik asuhnya.

"Ada kunjungan atlet nasional. Dalam rangka promosi produk kita."

"Reina?!" Sapa seseorang. Reina menoleh. "Kamu???" Tunjuknya pada Reina. Reina mengulas senyum tipis.

"Marvin?"

"Ngapain di sini?" Tanya Marvin takjub. Baru semalam dia memimpikan Reina, hari ini Tuhan izinkan dia bertemu di dunia nyata juga.

"Aku lagi magang."

"Jauh amat."

"Ceritanya panjang. Waahh selamat ya?!"

"Selamat untuk apa?"

"Udah jadi bintang iklan juga sekarang."

"Kabar kamu gimana? Masih sama Arief?" Alih Marvin.

"Baik, iya masih." Lirih Reina. Marvin mengatupkan rahangnya. Karena ia berharap bukan itu jawaban Reina.

"Vin..." Panggil seseorang yang juga termasuk dalam rombongan Marvin.

"Aku ke sana dulu ya?" Pamit Marvin.

"Iya."

Reina menatap kepergian Marvin. Marvin banyak berubah. Dari cara dia berbicara juga berjalan semua sudah berubah.

Dari kejauhan Rizky yang melihat Reina sempat berbincang dengan Marvin, menatap lurus dengan tangan terlipat di dada.

"Kenapa?" Tanya Asep sembari menepuk pundak Rizky.

"Nggak."

***

Rizky bersiap-siap meninggalkan kantor. Ia segera ke mesin absen lalu berniat menghampiri Reina yang tengah berdiri di lobi kantor sembari mengetik sesuatu di layar ponselnya. Ia akan menawarkan diri mengantarnya pulang seperti kemarin.

"Hai...."

"Marvin?"

"Makan malam berdua yuk?!" Ajak Marvin. "Udah lama kan nggak." Ujarnya kemudian. "Just dinner." Dia menegaskan saat melihat ada gelagat Reina akan menolaknya. "Ayolah..."

"Di mana?"

"Terserah. Aku nggak hapal, pastinya lebih hapal kamu."

"Hehehe aku hapalnya food court di toserba sana, nasi goreng pinggir jalan sama restoran fast food doang. Gimana?"

"Makan seafood mau nggak?"

"Ke sana?"

"Iya?" Reina meringis. "Sebentar kok, makan malam doang."

"Iya."

"Ya udah ayo." Tarik Marvin.

"Mobil siapa, Vin?"

"Taksi online. Ayo." Marvin mempersilakan Reina untuk masuk lebih dulu.

Rizky tanpa sadar mengepalkan tangannya. Semudah itu Reina? Apa mentang-mentang dia atlet?

Teman Tapi MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang