8. Hangat yang Hilang

5 5 9
                                    

Rasanya, baru kemarin aku mulai merasakan hangat dan nyaman itu. Namun, sekarang sudah hilang.

Rafika Deraya

➖➖➖

Sejak pagi, aku dan teman-teman OSIS lainnya disibukkan dengan tugas masing-masing. Hari ini adalah hari penyambutan kepala sekolah baru. Sesuai rapat saat itu, aku dan tim mendapat bagian dokumentasi, dan yang banyak berperan di sini adalah kak Maya.

"Bagus nggak ? Apa kejauhan ya gue ambilnya ?" Tanya kak Maya memperlihatkan hasil jepretannya padaku.

"Bagus, kak. Kalo kejauhan kan bisa di zoom, nggak bakal pecah kan ?"

"Enggak, kamera mahal ini." Sombongnya, aku hanya terkekeh.

"Maya, Raya, sini !"

Kami menoleh, melihat kak Alfi yang berdiri tak jauh dari posisi kami.

"Kenapa, kak ?" Tanyaku.

"Dipanggil Bu Tina, temen-temen yang lain udah pada ngumpul." Jawabnya lalu berlalu pergi.

Aku dan kak Maya pun mengikuti kak Alfi, segera bergabung dengan teman-teman OSIS lainnya.

Saat kami baru saja bergabung, ternyata Bu Tina sedang berbicara, mengucapkan terima kasih kepada kinerja OSIS yang bisa dibilang baik.

"Terima kasih banyak atas kerjasama anak-anak Ibu, acara pagi ini berjalan lancar dan baik. Ibu harap, kedepannya dapat dipertahankan dan lebih baik lagi."

Kami semua tersenyum senang.

"Raya, hasil dokumentasinya Ibu tunggu secepatnya ya."

"Iya, Bu. Siap." Kataku bersikap hormat.

"Ibu sudah menyiapkan camilan dan minuman buat kalian. Nikmati sebelum kelas dimulai ya." Kami mengangguk antusias.

Bu Tina keluar terlebih dahulu,menyisakan kami yang menunggu kak Rama, kak Alfi dan teman-teman bagian konsumsi yang pergi mengambil camilan dan minuman.

"Ini nih yang gue tunggu-tunggu tiap ada acara." Ujar kak Alfi dengan pancake coklat di tangannya.

Kami tertawa, dalam hati turut mengiyakan perkataan kak Alfi.

"Seger banget. " Kak Maya meletakkan gelas plastik berisi lemon tea yang hampir habis.

"Eh, Ray, foto-fotonya langsung gue pindahin ke hp lo aja ya ?"

"Iya, kak, nih." Aku memberikan ponsel pada kak Maya, membiarkannya memindahkan foto-foto dokumentasi acara.

"Temen-temen, kita duluan ya." Pamit kak Faiha dan beberapa teman-teman lain.

Satu persatu anggota OSIS mulai meninggalkan aula, mereka sudah selesai dengan camilannya.

"Ray, gue sama Alfi duluan ya, nanti lo sama Rama oke ?"

Tanpa menunggu jawabanku, kak Maya dan kak Alfi sudah lebih dahulu pergi.

Aku menghampiri kak Rama yang sedang membersihkan beberapa sampah yang tertinggal. Ikut membantu, aku menampung sampah di tanganku.

"Sini !" Kak Rama menyodorkan plastik berisi sedikit sampah.

"Yuk, kakak anter ke kelas." Katanya berjalan lebih dulu.

Aku menurut, sesampainya di depan pintu, aku menunggu kak Rama yang sedang membuang sampah. Setelah selesai, kami melanjutkan langkah menuju kelasku.

"Raya."

Esok dan SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang