Briefing

21 17 22
                                    

Setelah isya' Silvi mengundang Nabila, Amel, Lailil, Adib, dan Nathan untuk datang ke rumah El, bukan tanpa alasan, El yang menyuruh karena jika bicara face to face itu menurut nya akan lebih mudah di pahami.

Mereka duduk di gazebo bambu outdoor milik keluarga El yang berada di sebelah rumah El, tepat nya di halaman rumah El yang benar benar benar luas itu.

Mereka duduk di gazebo bambu outdoor milik keluarga El yang berada di sebelah rumah El, tepat nya di halaman rumah El yang benar benar benar luas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silvi membantu Mama El membawa minuman untuk mereka semua. Lalu saat sudah berkumpul semua, mereka pun memulai rapat dadakan yang El dan Silvi adakan.

"Jadi?" ujar Nathan, dengan satu alis yang terangkat.

"Jelasin, Sil, lagi sariawan." ucap El pada Silvi di samping nya.

Silvi merotasikan mata nya. "Lo mah sariawan tiap hari, El." cibir nya.

"El ngajak kita liburan, di biayain Papa El, kalian pada mau ikut kan?"

Mereka kompak membelalak. "Yang bener aja Papa nya El mau ngebiayain kita liburan?" sahut Amel.

Silvi mengangkat bahu nya acuh. "Papa nya El itu kebanyakan duit."

El meraup wajah Silvi dengan kesal. "Ralat. Niat nya syukuran aja, sambil nyenengin anak."

Nathan tertawa. "Iya deh, si paling anak tunggal kaya raya, seneng terus deh lo perasaan, kenapa baru kali ini lo bilang Papa lo mau nyenengin anak?"

El mendengus. "Kali ini bener-bener seneng."

"Karena ada Amel, yah?" sahut Lailil dengan menaik-turunkan alis nya.

"Diem, deh, lo!"

"Terus, tujuan nya kemana?" tanya Nabila, ia menatap mereka secara bergulir.

"Gunung lawu."

Byurr

"JOROK BANGET SIH!" pekik Amel saat terkena semburan Nathan, belum ketelen udah kepaksa keluar.

"Maap maap. Heh, yang bener aja lo! Jangan ke Gunung lawu kenapa, gua yang tadi nya gabut dan pengen ikutan seketika jadi sok sibuk, nih."

"Hmm, Gunung lawu yang terkenal pasar dieng nya itu, kan?" seru Nabila, yang di angguki Silvi.

"Niat gue juga nolak anjir, lah ini si El ngajak nya kesana, njing." timpal Silvi dengan tersenyum kecut.

Adib yang sedari tadi diam pun angkat suara. "Tapi, kalo ke Gunung lawu, berangkat malem, kan? Night ride? Juga bisa sekalian juga, kan?"

Lailil menjentikan jari nya. "Nah itu, Kak! Itu yang gue tunggu-tunggu, tapi yaitu! Ga anu..."

Nabila mendengus. "Anu apaan coba. Dan, yah kaya nya seru sih, tapi masa cuma bertujuh?"

"Kalo mau ngajak crush, ajak aja, Bil." balas Silvi.

"HIHHH! GA GITUUUU!"

"Yang bener?" goda Silvi dengan menaik turun kan alis nya menatap Nabila yang sudah merengut kesal.

[✓] 💭. fri(end)ship ㅡ re-uploadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang