Jika Silvi sudah tidak jaga image di depan Mas crush, pasti udah di betot itu setan satu. Silvi kira Adib akan melupakan ucapan Nabila yang kelewat bener tadi siang, tapi ternyata, Adib malah nanyain itu di depan Aida dan orang tua nya.
"Lo suka sama gue?"
"Uhukk, uhukk!"
Mama Adib di sebelah Silvi reflek menyodorkan minuman pada calon mantu nya. Sebelah tangan nya mengusap bahu Silvi.
"Gapapa, nak? Pelan-pelan aja, yah." tutur nya dengan lemah lembut.
Seketika Silvi rasa nya ingin melebur saja, sudah di tanyai begitu, pake cara keselek di depan keluarga crush. Silvi hanya dalam tersenyum kikuk setelah meneguk minuman pemberian Mama Adib.
"Iya, Tante."
Aida memukul lengan Mas nya cukup kencang. "Jangan nanya begituan di depan Mama sama Ayah, dong, nanti Silvi nya salting, eh, bukan nanti lagi, sih, prediksi gue itu Silvi nya salting sampe keselek."
Silvi hanya dapat memelototi Aida yang sedang tersenyum menyebalkan ke arah nya. "Gapapa, Sil, gue kan perhatian, jadi gue saranin Mas Adib nanya nya pas pulang aja, kan berduaan tuh."
"Uhukk, uhukk!"
Kini Adib yang tersedak, ia segera memyambar minuman nya milik nya hingga. tandas, ah, kaya nya makanan disini pedes semua? Sampe kesedak, nih, Adib nya.
"Kenapa toh?" tanya Bayu—Ayah Adib dan Aida.
"Engga kenapa-napa, Ayah lanjut makan nya." balas Adib dengan segera menetralkan mimik wajah nya yang sempat terkejut.
Sungguh, Silvi ingin cepat-cepat pergi dari situasi seperti ini, namun, jika pulang, ia juga akan tetap bersama Adib!
Seperti sekarang, acara telah usai 15 menit yang lalu, dan Adib sekeluarga baru niat ingin pulang sekarang. Aida bersama kedua orang tua nya menaiki mobil, dan Silvi—tentu saja bersama Adib menaiki KLX milik nya.
Padahal, Silvi tuh pengen yang estetik estetik gitu, Adib nya udah bener pake setelan jas, Silvi nya pake dress putih bunga-bunga ala vintage vibes, seharus nya naik sepeda motor vespa antik gitu, bukan motor KLX... tapi gapapa, Silvi bisa deket-deket sama Adib jadi nya.
"Jadi gimana?"
Silvi menyerngit saat Adib tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Kapan Adib nembak nya? Eh.
"Apa nya?" tanya Silvi balik dengan sedikit berteriak.
Untung Silvi ga budek pas di ajak Adib ngobrol, huhh selamat.
"Jadi pacar gue mau?"
Silvi mengerjap bingung, ini pasti Silvi salah denger, Adib ga mungkin ngajak dia pacaran, ga mungkin, ga mungkin banget.
Karena saking kaget nya, Silvi diam beberapa saat, ngelag maksud nya.
"Sil?"
Karena merasa tak mendapat jawaban, Adib menepikan motor nya tepat di depan rumah Silvi, iya, udah sampai.
"Sil? Udah nyampe."
Silvi langsung tersadar, bahkan kedua lengan nya masih bertengger apik di pinggang Adib. Ia dengan segera menarik tangan nya, dan segera turun dari motor Adib dengan perasaan malu canggung, gimana-gimana gitu.
"Makasih, Kak." ujar nya dengan senyum kikuk.
Adib mengangguk, bukan nya segera pergi, Adib malah melepas helm nya dan membalik badan menghadap Silvi.
"Nunggu... apa lagi, Kak?" tanya Silvi.
"Nunggu jawaban lo."
Silvi menunduk, ini penantian nya, tapi jika ia terima, ia juga akan mendapat masalah. Sungguh pilihan yang susah, Silvi kembali mendongak saat Adib menyentuh tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 💭. fri(end)ship ㅡ re-upload
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU BARU BACA ] Hanya kisah, yang menceritakan tentang hari-harinya anak SMA, tidak semua, tapi ini diambil dari kisah nyata. Nabila Zoey, si judes plus tukang salting, dipertemukan dengan Silvya Charilyn si mood booster bin receh, Amelia...