Bab 2: Siapa Yang Bunuh Diri?!

116 11 0
                                    

Please keep support me 💚

.

.




"Tidak boleh!" jawab Tatsuya dengan tegas.

"Kenapa? Kenapa hanya aku yang tidak boleh ikut? Aku lahir dan besar disini,bukan?"

"Yumi, makan saja makan malam mu. tidak baik makan sambil berbicara!" tegur Kana.

"Ibu,setidaknya berikan sebuah jawaban yang bisa aku terima. Jelaskan mengapa aku tidak bisa mengikuti upacara kedewasaan itu? kenapa? Apa karena upacara itu diadakan dengan menyelam di laut untuk mencari mutiara maka ayah dan ibu melarangnya?"

"Sebentar lagi ujian masuk perguruan tinggi dimulai. Daripada kamu memikirkan upacara kedewasaan itu, fokus saja pada sekolahmu!" sahut Tatsuya.

Yumi meletakan sumpitnya, dia benci mendengar jawaban yang sama. "Semua orang di desa ini sedang mempersiapkan anak gadisnya untuk ikut upacara. Sedangkan ayah dan ibu? Menyuruhku fokus sekolah padahal belajarku juga stabil. Semua nilaiku baik-baik saja. hanya sehari mengikuti upacara bukan berarti itu akan menjadi halangan kedepannya!"

"Yumi! Kenapa kamu tidak bisa menuruti kami? Hal yang mudah seperti ini kenapa kamu tidak bisa menuruti?"

Yumi berdiri dari kursinya, "Ayah,Ibu! Tidak mudah bagiku menahan diri melihat laut yang biru setiap hari. Kaki ku gatal ingin menyentuh pasir pantai tetapi tidak bisa! aku ingin berlari, menceburkan diriku dan membasahi tubuh dengan air laut. bermain-main bersama teman sepulang sekolah. Di hidup ini aku hanya ingin seperti itu!!" kata Yumi marah lalu keluar dari rumah.

"YUMI! YUMI!" panggil Tatsuya dan Kana bersamaan namun tak didengar olehnya.

Yumi lari menuruni bukit, ia terus berlari hingga sampai di jalan dan disaat yang bersamaan sebuah mobil datang ke arahnya.

Yumi tidak menggerakan kakinya dan hanya diam di tengah jalan. Beruntung, mobil itu mengerem tepat sejauh 1 meter dari Yumi sehingga tidak menimbulkan tragedi berdarah.

"Astaga! Siapa itu?!!"

Orang-orang yang berada di dalam mobil terdengar mengeluh karena Yumi yang tiba-tiba muncul di tengah jalan. Bahasa yang mereka gunakan bukan Bahasa Jepang, melainkan Bahasa Indonesia.

Yumi menatap nanar ke arah supir yang mana adalah seorang pria muda yang cukup tampan.

"Profesor Samudera, apa anda tidak apa-apa?" tanya Crystalbelle, mahasiswa dari sang profesor.

"Siapa astaga gadis itu? Apa dia tidak memakai matanya untuk jalan?!" protes Adimas.

"Sudah kuduga, tidak akan lancar!" kata Rendra dengan lirih.

Samudera keluar dari mobil dan mendekati gadis itu, "Hei k-"

Belum selesai pria itu bertanya, Yumi bergegas pergi ke arah pantai. Melihat kemana arah gadis itu pergi ditambah kondisi Yumi yang menangis juga berantakan. Samudera merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu sehingga ia ikut menyusul.

Yumi tersenyum bahagia melihat laut. Langit berwarna jingga masih tersisa untuk ia lihat. Ketika Yumi hendak masuk ke dalam air. Samudera menangkapnya dan menyeret gadis itu menjauh dari air.

"APA YANG ANDA LAKUKAN?!" teriak Yumi tidak terima karena tubuhnya ditarik ke belakang oleh orang yang tak ia kenal.

"JUSTRU AKU YANG HARUS BERTANYA PADAMU APA YANG MAU KAU LAKUKAN?!" tanya balik Samudera kepada Yumi.

"Hei, kenapa pikiranmu pendek sekali? mendapat masalah sedikit sudah ingin bunuh diri saja! Kamu benar-benar tidak ingin hidup?!"

Yumi tertawa tidak percaya dengan yang ia dengar. "Aku?? Berpikiran pendek dan ingin bunuh diri?!"

"Tentu saja, siapa lagi kalau bukan kamu?!"

"HEI, PAMAN!" teriak Yumi.

Samudera membelalakan matanya karena dipanggil dengan kasar oleh gadis ini. "Kamu manggil aku paman?!"

"Profesor dipanggil Paman?" tanya Crystabelle tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.

"Dan dia memanggil 'Hei' kepada Profesor!" ucap Adimas yang terkejut setengah mati.

"Nyalinya besar!"

"K-kamu tidak sopan sekali memanggilku seperti itu!" tegur Samudera.

"Paman yang tidak sopan karena tiba-tiba menangkap saya seperti itu apalagi menyentuh tubuh saya tanpa izin!"

"Kamu kan mau bunuh diri, bagaimana saya bisa diam saja melihat orang bunuh diri?"

"Tapi, aku tidak bunuh diri! Aku ingin menyentuh air laut karena aku tidak pernah menyentuhnya! Apa Paman puas?!!"

"Tidak mungkin! Orang yang hidup di desa pinggir pantai tidak mungkin tidak pernah menyentuh air laut!!" Ucap Samudera tidak percaya.

"YUMI!!" teriak Hitomi dan Toma secara bersamaan. Mereka pergi berlari ke arahnya bersama dengan Tatsuya dan Kana yang begitu mencemaskan Yumi.

"Astaga, kami mencarimu satu desa! Bisakah kamu tidak kabur sembarangan begitu saja?!" tanya Tomi.

"Tolong jaga anak anda dengan baik, dia hampir saja bunuh diri!" ucap Samudera kepada orang tua Yumi.

"Bunuh diri?" tanya Tatsuya heran.

"Dia ingin melompat ke laut tadi." Jawab Samudera memberitahu.

"Tapi, Yumi ke laut bukan ingin bunuh diri. Dia berlari kesini karena memang tidak pernah menyentuh air laut!" jelas Kana.

"Kami melarangnya datang ke pantai ataupun bermain air laut, sehingga menyebabkan dia merasa tertekan dan memberontak. Dia lari kesini karena ingin bemain bukan bunuh diri." Jelas Tatsuya.

"Paman, dengar kan dengan jelas?" tanya Yumi.

Samudera tidak bisa berkata-kata setelah mendengar penjelasan dari kedua orang tua Yumi. Melihat semua orang tidak fokus dengannya, Yumi langsung pergi untuk bermain air laut.

Ketika ia datang, ombak membasahi tubuh Yumi. Gadis itu tertawa senang dan sesekali melemparkan air ke arah Hitomi dan Toma.

"YU-"

"Sayang, biarkan ia bermain sebentar. Kita melarangnya pergi ke upacara kedewasaan. Setidaknya biarkan ia bermain dengan air laut."

"Kalau dia terbawa ombak bagaimana?"

"Jangan khawatir Paman! Yumi akan baik-baik saja! kami akan mengawasinya!" kata Toma. Kana menepuk lengan Tatsuya dan memintanya untuk pulang.

"Mohon maafkan saya, saya ceroboh terlalu mudah menyimpulkan!" pinta Samudera merasa bermasalah.

"Tidak apa-apa! hanya sebuah salah paham, kalian silahkan lanjutkan perjalanan."

"Bibi minta maaf telah merepotkanmu. Datanglah ke toko ikan keluarga Seika. Bibi akan memberimu diskon!" kata Kana lalu diangguki oleh Samudera.

"Profesor, kita sudah ditunggu. Sebaiknya mari kita kembali ke mobil!" kata Adimas mengingatkan.

Samudera menatap Yumi yang begitu senang bermain dengan air laut. ia seperti orang paling bahagia di dunia hanya karena menyentuh air laut.

"Laut dan dia tampaknya berjodoh!" batin nya. Diam-diam senyum Samudera mengembang. Semua orang melihat kemana Samudera memfokuskan matanya.

Crystalbelle tampak tidak senang, ia lalu memegang lengan Samudera. Memintanya untuk segera kembali dan pergi dari sini.

Rain in Clear SKY | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang