Bab 9: Pucat bagai Mayat

31 5 0
                                    


Enjoy

.

.

.





Samudera hanyut dalam pemikirannya saat dia kembali membayangkan bagaimana wajah Yumi yang ceria dan juga tatapan mata yang begitu tulus kepadanya. Jantungnya menjadi berdetak lebih kencang hanya karena memikirkan gadis itu.

Tempat ini juga menjadi lebih hangat karena Yumi yang selalu tiap hari datang ke sini untuk sekedar mengantarkan Bento yang ia buat sendiri atau camilan lainnya meskipun, terkadang adu mulut dengan Reindra.

"Profesor, anda salah memasang pengukur!" tegur Crystalbelle karena melihat sang Profesor yang salah memasang pengukur pada air.

Lamunanya langsung dan dan dia menyadari kesalahannya ini. Adimas dan Reindra cukup khawatir dan bergegas untuk melihat guru mereka.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Adimas khawatir.

"Ada apa dengan Profesor belakangan? Sangat tidak fokus sekali sehingga beberapa data selalu salah dan aku yang harus memperbaikinya! " keluh Reindra.

"Aku baik-baik saja! Mungkin lapar, omong-omong dimana Yumi? Bukankah ini jam untuk makan siang?" tanya Profesor heran.

"Mungkin dia sedang bermain? Dia masih muda jadi maklum jika dia pergi untuk bermain lebih lama," kata Crystalbelle.

"Kalau begitu, biarkan aku saja yang membeli makan siang. Aku akan segera kembali!" ucapnya dengan penuh lesukarelaan dan pergi.

Di tengah jalan ia bertemu dengan Yumi yang tampak pucat.

"Berhenti!" perintah Crystalbelle pada Yumi yang sedang berjalan menuju tempat penelitian untuk sekedar berkunjung dan menyapa yang lain.

"Ada apa Kak?" tanya Yumi tak mengerti karena dia dihentikan oleh wanita di depannya ini.

"Tidak baik bagi kami jika kamu setiap hari datang ke sini dengan alasan mengantar makanan ataupun minuman,maka dari itu mulai sekarang jangan ke sini untuk bermain. Ini bukan tempat kamu untuk bermain!" jelas Crystalbelle langsung ke inti.

"Aku tidak bermain-main! Yang lain saja tidak terganggu kenapa Kakak melarang?"

"Kamu masih muda jadi tidak mengerti betapa pentingnya penelitian ini dan bagi Profesor Samu. Aku akan memaklumi mu karena kamu yang masih muda. Tetapi, mulai hari ini tolong jangan kesini! Kamu tahu mengapa? Profesor menjadi tidak fokus belakangan karena kehadiranmu!"

Yumi menyerahkan bungkusan kain yang mana adalah Bento buatannya sendiri. "Kalau begitu tolong bantu aku berikan ini pada mereka!" pinta Yumi. Crystalbelle mengambilnya.

"Terima Kasih.." ucap Yumi tulus lalu pergi dari sana. Memastikan bahwa Yumi sudah tidak ada dan terlihat oleh mata. Crystalbelle langsung membuang bungkusan kain itu ke laut begitu saja tanpa perasaan bersalah lalu pergi untuk membeli makan siang di sekitar.

Tanpa Crystalbelle sadari, Yumi melihatnya dari balik pohon dan dia merasa sedih. Bento itu dibuat dengan penuh rasa cinta dan juga kasih sayang. Serta ada berkah-berkah yang ia sematkan dalam makanan itu agar penelitian senantiasa berjalan lancar dan juga mereka selalu sehat.

Yumi langsung terjun ke laut untuk mengambil bekal itu dan membawanya ke daratan. Jika, tidak diterima dia akan membawanya pulang untuk diberikan kepada kucing nya.

"Kalau ingin dibuang ke laut setidaknya buka penutupnya agar para ikan bisa ikut makan!" komentar Yumi. Ketika ia sampai ke daratan. Ia merasa lemas. Bagaimana tidak, ketika tubuhnya mengenai air laut dia akan melepaskan energi kehidupan. Apalagi belakangan ini dia terlalu banyak memohon berkah sehingga menghabiskan tenaganya.

Rain in Clear SKY | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang