Gess jangan lupa ya ini murni 100% fiksi dan tidak terikat akan legenda,nama dan tempat. So, jadilah pembaca yang bijak. Happy Reading 💚
.
,,
Samudera tidak ingin berlama-lama di dalam laut, ia dengan cepat menarik tangan Yumi untuk keluar dari gelembung udara dan membawanya naik ke permukaan. Ia angkat tubuh Yumi yang tak sadarkan diri ke atas speedboat terlebih dahulu kemudian dia menyusul naik dan berhasil kembali ke daratan.
"YUMI! YUMIKO!" panggil Kana dan Tatsuya yang panik.
"Biarkan saya membantu!" izin Samudera kepada kedua orang tua Yumi. Ketika keduanya mengangguk sebagai tanda memberi izin, Samudera langsung mengambil alih dalam melakukan pertolongan pertama.
Samudera berusaha membuat Yumi memuntahkan isi air laut,setelah beberapa tekanan. Gadis itu membuka matanya dan bernafas secara normal, tapi dia tidak memuntahkan air laut sedikitpun.
Kana langsung menepuk-nepuk punggung Yumi, bermaksud membantunya mengeluarkan air laut. tapi, bukannya air laut yang keluar malah keluhan sakit dari Yumi.
"Ibu sakit! jangan tepuk punggungku!" katanya."Muntahkan air laut!"
"Bagaimana aku bisa memuntahkannya kalau aku tidak ingin muntah! Aku baik-baik saja sekarang, yang penting aku sudah sadar!" ucap Yumi. Ia kemudian mencoba untuk berdiri,namun dia masih belum sadar sepenuhnya dan alhasil kehilangan keseimbangan. Beruntung, Samudera ada di dekatnya dan membantu gadis itu agar tidak sampai jatuh ke pasir.
"Kenapa kamu merepotkan orang?" tanya nya sembari berbisik. Tak lama, Samudera mengendong Yumi dan membawa gadis itu ke tempat yang lebih aman. Di belakang, kedua orang tua Yumi mengekori mereka.
Seika Yumagichi merasa lega melihat Yumi dan Samudera mulai memiliki interaksi. Dia mengangguk puas dan senang. lagipula, mereka yang bertakdir akan kembali satu sama lain.
***
"Achoo!! Achoo!!"
Suara bersin yang keluar dari mulut Kirei terdengar berat. Dia menderita flu sepanjang hari karena kemarin hampir tenggelam dan juga tubuhnya memang dalam kondisi yang tidak baik pada waktu melakukan upacara kedewasaan.
"Bahkan anjing saja tidak demam di musim panas!" ungkap Toma sembari terus menyuapi Kirei dengan obat herbal yang telah dibuat oleh Nenek Yumi.
"Kamu pikir hanya aku yang flu waktu musim panas? Hiroshi juga malah rutin! Ta-Tapi kenapa Yumi tidak kedinginan? Apa tubuhnya baik-baik saja setelah juga hampir ikut tenggelam karenaku?" tanya Kirei heran melihat Yumi yang sedang membaca manga dan tertawa layaknya tidak pernah ada kejadian menakutkan pagi tadi.
Toma dan Kirei saling melihat Yumi, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan rupanya!" ucap keduanya secara bersamaan.
Merasa ada yang menatapnya, Yumi menoleh dan mendapati kedua sahabatnya itu sedang menatap dirinya. Termasuk Hiroshi yang juga tampak khawatir melihat keadaan Yumi. Gadis muda itu menutup manga nya dan duduk dengan benar.
"Kalian kenapa menatap ku seperti itu? apa ada yang salah??"
"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Hiroshi.
"Aku baik-baik saja, memangnya kenapa?"
"Kirei saja sampai kena flu dan harus minum obat, sedangkan kamu? Seperti tidak terjadi apa-apa." sahut Toma.
"Sudahlah, aku baik-baik saja! kenapa kalian sekhawatir ini? kalian ingin aku juga kena flu seperti Kirei? Jelek sekali keinginan kalian!"
"Bukan seperti itu, kami hanya bingung mengapa kamu tidak takut dan syok atas kejadian hari ini." sanggah Hiroshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain in Clear SKY | Jaemin
FanfictionMusim panas yang cerah, lautan dan langit yang biru, awan putih layaknya permen kapas adalah hal terfavorit bagi Yumi dan Samu. Dua orang yang negara dan budaya ini. Yumi yang menyegarkan dan Samu yang dingin begitu cocok satu sama lain. Tetapi, sia...