19

1.5K 195 9
                                    

"Love is like the wind, you can’t see it, but you can feel it."

—————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————————

Sepasang katup mata itu saling memandang dengan tajam. Taehyung menahan emosinya ketika melihat seorang pria dengan wajah tersenyum miring. Tampaknya otak milik pria itu sudah tidak waras. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Melihat reaksi Taehyung, sesudahnya Tuan Lee langsung berhenti memesem dan berlanjut memandang sungai Han nan indah oleh pantulan percikan penerangan yang berada di sekitar sana.

"Bagaimana bisa pembunuh yang penuh akan rahasia menjadi penikmat keramaian ini?" Kata Tuan Lee kala sebelumnya mendapati pria Kim yang sibuk dengan alam bawah sadarnya. Pasalnya tak biasanya melihat perilaku Taehyung. Karena pada dasarnya Taehyung tak suka tenggelam dalam keramaian, bahkan tak tau akan kedamaian. Dirinya yang penuh kegelapan menjadi berubah drastis saat ini. Lelaki Kim itu diam tak mengeluarkan sepatah kata, sangat tidak sudi menyahut ucapan iblis itu.

Sadar bahwa Taehyung memasang raut wajah kesal seketika saat itu juga Tuan Lee tertawa lepas. Melihat tindakan manusia di sebelahnya barusan. Amarah Taehyung mulai meluap kembali, dadanya terasa ingin meletus. Secara terang-terangan Taehyung masih belum mengerti maksud lelaki tua ini mendatanginya kembali. Belum lagi ia masih teringat dengan ucapannya bahwasanya untuk pertemuan kalinya Taehyung tak akan membiarkan Tuan Lee lolos. Akan tetapi Taehyung memberi kesempatan untuk mendengar obrolan terakhir mereka. Mungkin saja akan muncul peluang untuk melenyapkan Tuan Lee kali ini.

"Taehyung-ah, kau tau konsekuensi atas tindakanmu sebelumnya bukan?"

Katanya membuat pria Kim menyernyitkan alisnya, sedetik kemudian dia berhasil mencerna apa maksud Tuan Lee. Dia mengerti bahwa dasar pemikiran lawannya ini, balas dendam dan pengkhianatan harus ada terjadi kematian. Taehyung membuang pandangan sebagai petanda memahami perkataan itu. "Tuan Lee, sebaiknya kau pergi sebelum aku membuat reputasimu hancur." Cergas Taehyung sedaritadi risih melihat pria tua itu terus-terusan menatapnya dalam.

"Kau tau. Aku pandai dalam hal itu bukan, Tuan?"

Lelaki Kim berpaling ke arah lawan bicaranya dengan seringai andalan. Kedua netra milik Lee membola melihat Taehyung. Detik kemudian, cengkraman kuat itu mendarat ke sisi wajah Taehyung, akibat itu membuat tubuh Taehyung berhasil terpental jatuh. Dapat dilihat wajah Tuan Lee sudah merah dengan mata menggelap murka. Saat daya pikir pria Kim memberi sinyal adanya ancaman datang, rasa kobaran semangat bak api itu mulai kembali bergejolak.

Taehyung tertawa keras bagaikan psikopat yang sebenarnya. Mata monolid yang tadi indah beralih menyipit tajam. Tuan Lee beranjak berdiri. Lantas pria Lee membuang wajahnya kesamping, lalu menghembuskan napas panjang. Tuan Lee mengurungkan niatnya untuk berlanjut memukul Taehyung. Sangat naik darah memandangnya, kendati demikian ia harus lihai berunding dengan pembunuh bayaran pilihannya ini.

Tidak bisakah ia bertemu dengan orang lain untuk membuat suasana hatinya sedikit tentram selain berhadapan dengan pria tua ini lagi? Tuan Lee melihat sekitarnya. Beberapa para pengunjung sungai Han mulai sedikit melirik ke arah dua insan tersebut seraya saling bergunjing di antara telinga mereka. Manusia setengah iblis ini bisa di katakan gila akan kehormatan. Pujian atas kekuasaannya sangat bergantung dengan pencapaiannya.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang