14

2K 293 39
                                    

"I want go back to time when you first introduced yourself."

—————————

"Tolong buka penutup ini Taehyung. Aku sangat ingin melihat wajahmu."

Taehyung tersentak mendengar ucapan Jisoo dengan nada lemah. Sepintas pikirannya berkata "Apa yang akan Jisoo katakan jika melihat identitas asliku?" Pria dengan marga Kim itu lemah, tak bisa berucap sepatah kata pun. Keduanya diam mengikis detik jarum jam, hingga Taehyung merenggut kedua bahu mungil Jisoo dengan tangannya perlahan.

Taehyung memeluk Jisoo erat sembari jemari panjangnya menyisir perlahan tiap helai rambut gadis Kim itu. "Jisoo-ya.. Maafkan aku." Ucap Taehyung pelan sambil mendekap tubuh Jisoo di dada bidangnya.

Gadis mahasiswi kedokteran itu hanya diam. Merasai hangatnya dekapan. "Taehyung.. aku akan mencoba mencintaimu." Jisoo berucap pelan kemudian mengeratkan tautan mereka. Sudut indah bibir gadis itu terlihat menyungging.

Pria jangkung itu merasakan dentuman jantungnya mulai bergerak cepat. Matanya membola mendengar lirih gadis itu, "Tidak perlu memaksakan diri." Tutur Taehyung mencoba meyakinkan kembali ucapan gadis Kim barusan.

"Dulu kau mengejarku, tapi mengapa sekarang kau terlihat tidak menginginkan ku Taehyung?"

Taehyung kembali mematung, ia masih mengelola kalimat yang Jisoo katakan sedaritadi. Jika saja ada yang bertanya "Apakah kau mencintai Jisoo?" Jawabannya tentu saja! Pria Kim sangat menyayangi Jisoo. Sebagian hidupnya hanya akan ia berikan kepada gadis tersebut. Jisoo tersenyum tatkala mendengar dentuman jantung dipelukan Taehyung. "Eoh aku bisa mendengarnya." Kata Jisoo sekian detik kemudian ia terkekeh kecil.

Ia tersadar, tak ingin mematung lama. Pria tinggi itu menautkan bibirnya ke kepala sang empu lalu mengusap lembut beberapa kali. Jisoo masih dengan berbalut kain di matanya, kemudian merasakan rentangan tangan panjang Taehyung mulai melepaskan pelukan hangat mereka.

"Makan malam selesai."

Taehyung berdiri dari posisinya duduk bersimpuh. Ia merasakan kedua bongkah pipinya mulai memanas. Kemudian keluar dari ruangan sempit itu seraya membawa nampan yang di atasnya terdapat piring dan gelas kotor.

Ceklek..

Pintu kamar terlihat terbuka lebar. Jisoo dapat melihat binar cahaya terang dari celah-celah kain hitam yang terbalut di matanya. Taehyung kembali kedalam, menciptakan bayangan pria Kim sedang melangkah mendekati Jisoo. Taehyung membawa sebuah tali khusus guna untuk mengikat pinggang Jisoo, tangan dan kaki mungil yang tadinya terikat, Taehyung lepaskan. Lelaki keji itu yakin, Jisoo tak akan memberontak seperti hari-hari sebelumnya. Namun andaikata Jisoo berulah lagi, Taehyung tidak iba untuk mengikat seluruh bagian tubuh gadis itu.

Setelahnya, Taehyung memasang masker hitam miliknya. Lalu tangannya mengarah ke sang empu, melepaskan balutan kain hitam itu. Jisoo mengerjapkan indra penglihatannya beberapa kali agar menerima cahaya lampu remang-remang diruangan itu. Setelahnya mengarah ke pria yang berada di hadapannya daritadi.

Jisoo melihat tatapan Taehyung sayu dan lelah. "Pakai selimut ini." Pria itu menawarkan selimut tebal, gadis tersebut diam memandangi Taehyung, tak berselang lama ia mengangguk menerima pemberian itu. Taehyung menggerakkan tungkai panjangnya, bergerak keluar dari kamar. "Jisoo-ya, Good night." Ucapnya lembut lalu menutup pintu dengan perlahan. Gadis tersebut tak bersuara memandangi punggung Taehyung lambat-lambat tenggelam dari pintu. Kemudian berlirih pelan dengan senyuman.

"Good night."

•••

Hembusan angin malam menerpa kulit seorang pria dengan hoodie andalan. Arus udara yang pelan namun sangat menyejukkan dapat ia rasakan. Taehyung berdiri diatas rooftop gedung kosong. Ia terlihat sedang menunggu seseorang yang amat penting dan rahasia, sampai-sampai melakukan pertemuan di gedung yang telah lama tak berpenghuni ini. Pandangannya campur aduk sembari mengarah ke gedung-gedung tinggi di kota seoul.

Mendadak lamunannya membuyar, setelah mengetahui seseorang akan datang. Mendengar langkah kaki dengan sepatu hitam formal yang dikenakan oleh seseorang yang ia tunggu-tunggu sejak tadi. "Kau menunggu lama?" Ucap pria bersama kemeja dan jas hitam miliknya yang rapi. Taehyung menggeleng pelan lalu menundukkan kepalanya sebagai bentuk menghormati.

"Apa kabarmu?" Tanya pria paruh baya tersebut kemudian tersenyum mengarah Taehyung.

"Tidak terlalu baik." Sahutnya.

Pria dengan pakaian rapi dan formal itu terlihat tak yakin. "Apa ada yang menganggu hidupmu?" Lanjut ia bertanya. Lantaran Taehyung terlihat mencurigakan, seperti ada sesuatu yang disembunyikan. Taehyung alisnya mengerut, dirinya sedikit dongkol dengan pertanyaan itu. Semestinya laki-laki paruh baya itu tahu persis Taehyung hidup diatas dosa-dosa mendiang ayahnya, akan baik-baik saja. Sejatinya yang kejam dan berakal lincah, tak satupun orang berani berurusan dengan psikopat gila ini.

"Tuan Lee. Tidak muakkah terus berbasa-basi setiap kali kita bertemu? Langsung intinya." Cegat lelaki Kim tak ingin bertele lama.

Tuan Lee hanya terkekeh mungil mendengar umpatan Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuan Lee hanya terkekeh mungil mendengar umpatan Taehyung. Kemudian merogoh sela-sela jas hitamnya, "Targetmu bernama Namjoon." Katanya seraya memberi secarik foto dan data bio sasarannya itu. Perintah itu membuat netra pria Kim tersentak. Wajahnya berubah menjadi serius. Taehyung sungguh tak mengenali siapa targetnya tersebut. Namun, seperti biasa, ada api yang bergejolak mendorongnya ingin membunuh seseorang saat itu juga.

Taehyung membaca data Namjoon dengan cerdik dan cermat. Mengetahui bahwa targetnya adalah seorang dosen, bekerja di perkuliahan kedokteran Jisoo. Dirinya semakin tertarik untuk melakukan itu, secepatnya, ingin rasanya Taehyung mencabik-cabik permukaan wajah Namjoon menggunakan pisau andalannya.

"Mengapa kau ingin aku membunuhnya?" Tanyanya kemudian menyimpan secarik keterangan hidup Namjoon di saku hoodie abu-abu pekatnya.

"Dosen bodoh itu mencoba menghalangi rencana perusahaanku." Jawab Tuan Lee santainya sambil menghembus rokok yang ia hisap sedaritadi.

"Taehyung-ah, aku mengandalkanmu."

—————————

-To be continue-

Terimakasih sudah meluangkan waktunya buat mampir💜

All pict an gif credit by Pinterest.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang