10

3.3K 520 174
                                    

"I'm sorry I had to, because losing you is the ruin of my life."

—————————

Jisoo melenguh pelan, kepalanya terasa berdenyut nyeri. Pengaruh dari obat bius pasca seseorang menculiknya dirumah sakit tadi masih dapat ia rasakan. Ketika mata indahnya mulai terbuka, penciumannya kembali berfungsi dengan baik.

Dia sadar ternyata dirinya sedang disekap dalam sebuah kamar kecil yang sangat pengap tanpa ada pencahayaan matahari ataupun lampu. Aroma menyesakkan berasal dari debu tebal, membuat Jisoo sesekali terbatuk.

"Aku dimana?"

"Apa aku sedang diculik?"

Jisoo teringat sesuatu. Mengingat seorang lelaki yang tak lain adalah kekasihnya. Tetesan air mata jatuh membasahi kedua pipi Jisoo. Gadis itu menangis dalam diam, sampai sekali-kali dirinya menangis sesenggukan membayangi tubuh Jungkook yang sudah tak manusiawi. "Jungkook ... Maafkan aku .. Aku tidak bisa menyelamatkanmu. Seharusnya aku mendengarkanmu."

Dirinya terus berkata didalam hati, khawatir. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, bukannya teriak minta tolong atau apa. Jisoo sibuk tenggelam akan pikirannya yang sudah kalang kabut.

Jisoo mencoba untuk berdiri dari posisinya yang sedaritadi duduk memeluk lututnya. Namun apa daya, dirinya tidak bisa berdiri, hanya bisa duduk. "Errgghh." Erang Jisoo kesakitan.

"Apa ini?" Ia tersadar kaki dan tangannya diikat. Namun Jisoo diikat bukan dengan tali biasa. Pengikat itu seperti kawat besi tebal, maka jika Jisoo bergerak akan sedikit merasa sakit dan perih ditangan dan kakinya.

"Sudah bangun rupanya? Hm?"

Jisoo yang mendengar suara itu langsung mengangkat kepalanya yang sempat menunduk. "Siapa?" Jisoo sekarang sedikit merasa takut, karna ia sadar sekarang sedang diculik oleh orang tak jelas siapa. Namun, dari suaranya seperti tidak asing.

Jisoo tersentak merasakan seseorang tengah duduk disudut ruangannya. Napas Jisoo perlahan menyusut tatkala orang didepannya tiba-tiba berdiri tegap kemudian berjalan mendekatinya secara perlahan. Hanya dentuman sepatu dan deru napas berat yang terdengar, membuat jantung Jisoo bergerak tak karuan.

"Errrmmm. Errmmm." Erangan gadis Kim.

Erangan nya terhenti saat sumpalan kain di mulutnya ditarik oleh orang itu. Jisoo benar-benar tidak bisa melihat siapa yang melepaskan penutup mulutnya. Penglihatannya benar-benar gelap. Dapat dikatakan manusia didepannya seorang pria, Jisoo merasakan tangan kekar dengan jari-jari panjang itu membelai rahang kirinya.

"Si, siapa ka–"

Kalimat Jisoo terhenti ketika merasakan sesuatu benda kenyal menyentuh permukaan bibir ranum nya. Kedua maniknya membulat sempurna. Lelaki itu menciumi tepi mulut Jisoo dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. Sampai gadis Kim tidak bisa membedakan mana ciuman pertama dan kedua.

"Jisoo–ya.."

Pria itu menghentikan tautan nya yang mulai memanas. Jujur saja Jisoo sedikit kecewa, dirinya tidak muna, sentuhan yang baru saja dia dapatkan sangat membuatnya nyaman. Tanpa dia sadari, wajahnya mulai terasa panas. "Dia??"

"Tunggu disini. Aku akan mengambil makanan."

Suara berat itu menyelusuri masuk ke indra pendengaran Jisoo. "Stalker gila itu. Taehyung?"

Jisoo mendengar sentuhan lantai dan sepatu yang perlahan menjauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo mendengar sentuhan lantai dan sepatu yang perlahan menjauh darinya. Dapat ia lihat dari sana bayangan tubuh tinggi itu membelakangi nya, akibat cahaya diluar kamar menyelusup masuk kedalam ruangan.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar itu terbuka kembali. Terlihat Taehyung diambang pintu dengan membawa piring yang diatasnya terdapat spageti lezat. Jisoo yang terkulai lemas hanya bisa menatap Taehyung dalam kegelapan.

Ceklek..

Lampu kamar itu menyala, manik Jisoo menyipit, pupil matanya sedang beradaptasi dengan cahaya yang masuk. Penasaran akan wajah Taehyung, sayangnya, tetap saja Jisoo tidak dapat melihat wajah itu. Karna ditutupi oleh masker hitam.

Taehyung duduk disamping dengan tatapan dingin nan menusuk, Jisoo yang ketakutan langsung menggeliat berusaha lepas dari ikatannya, namun, apa daya. Jisoo malah kesakitan karna ikatan kawat itu. Sehingga sia-sia saja berusaha.

"Tenanglah, aku tak akan menyakitimu."

"Tolong lepaskan aku, tolong." Tangis Jisoo pecah sedetik kemudian.

Taehyung hanya menatapnya, diam tak berkutik. Matanya mulai sayu melihat kesengsaraan gadis istimewanya. Sungguh Jisoo adalah manusia pertama yang membuat lelaki bermarga Kim itu memiliki rasa kasihan. "Jisoo–ya aku akan melepaskan ikatanmu. Jika kau tenang dan menurutiku." Timpal lelaki itu yang mulai merasa iba.

Tangisannya pun diam, dia tidak menggeliat bahkan bersuara. Melihat itu Taehyung meletakkan makanan yang dibawanya diatas nakas dan membuka ikatan kawat itu. Mulai dari tangan kanan lalu ke tangan kiri lalu berganti ke kaki kiri.

"Dia membuka ikatanku! Ini kesempatan ku dan tak boleh kusia-siakan. Aku harus kabur!" Suara hati Jisoo menjerit senang.

Bugh!

Saat lelaki Kim itu berusaha membuka kawat besi kanannya. Jisoo menopang dirinya untuk bangkit dan siku tangannya berhasil mendarat keras di tengkuk Taehyung. Hingga Taehyung terjatuh ke lantai kemudian mengerang.

"Arghh." Pekik Taehyung kesakitan sambil memegang bagian yang sakit.

Pandangan gadis mahasiswi kedokteran itu mengarah pada pisau mengkilap yang baru saja jatuh dari saku celana pria itu. Jisoo mencoba meraihnya di sela-sela rintihan Taehyung.

"Arrghh." Taehyung terus mengerang kesakitan.

Jisoo berhasil mendapatkan pisau tajam itu. Tanpa basa basi lagi dengan sisa-sisa tenaga yang ada, gadis itu menodongkan pisau kearah Taehyung. "Lepaskan aku! Atau kau akan mati, Taehyung!" Bentak Jisoo.

Taehyung menatapnya sinis, dia menyeringai pada Jisoo.

"C-cepat! Tae! Atau kau akan mati." Jisoo terus memaksa, dia tak putus asa. Tangannya gemetaran seraya terus menggenggam erat benda berbahaya itu. Menghadapi monster bernama, Taehyung.

BRUKKK

Taehyung menyerangnya dengan tak terduga. Ia memukul pisau yang gadis itu pegang sampai jatuh ke lantai, kemudian mendorong Jisoo kearah dinding. Taehyung menekan leher wanita itu menggunakan lengannya.

"Arrkkhhh!" Erang Jisoo. Taehyung malah menekannya lebih dalam.

Bulir air bening mulai berjatuhan di pelipisnya. "To–tolongh lephaskhaan s-sakit." Gadis Kim menangis.

Taehyung mengangkat lengannya dari leher Jisoo. Menarik kedua tangan mungil gadis itu keatas dan memegangnya erat. Wajah Jisoo dan Taehyung berjarak beberapa senti saja. Dekat sangat dekat.

Seperti biasa tatapan mata coklatnya yang tajam menusuk Jisoo. Jisoo menelan salivanya dengan susah payah. Menahan tangisannya, tapi air mata itu terus keluar mengalir deras.

"Sudah kubilang jangan main-main denganku."

Taehyung menenggelamkan wajahnya kearah telinga Jisoo. "Tolong jangan melawan ku, karna kau tak akan mungkin bisa berhasil. Aku ini lebih kuat dan lebih jenius darimu sayang." Bisiknya mampu, membuat Jisoo merinding.

Plakkk!

Taehyung menampar Jisoo keras, hingga darah segar mengalir disudut bibirnya. Jisoo menyerah, memohon ampun pada Taehyung.

"Maafkan aku Taehyung .. Aku takkan melakukannya lagi."

—————————

–To be continue–

Terimakasih ya sudah meluangkan waktunya buat mampir💜

All pict an gif credit by Pinterest.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang