03

4.3K 705 393
                                    

"People who are secretly in love always act like eyes around you."

—————————

Suasana kantin kampus sangat penuh dan sesak. Bayangkan saja dalam satu lantai gedung hampir memuat banyak mahasiswa yang berkuliah disana. Jisoo memilih untuk makan siang diluar fakultas kedokteran saja. Lagi pula dirinya telah menyelesaikan tugas-tugas mutasi hasil ciptaan dosen kuliahnya sehingga merasa bebas dan pulang dengan mudahnya.

Sahabatnya sedaritadi berada bersebelahan, menemani Jisoo menikmati makan siang di sebuah kedai ramen yang sedikit pengunjung. Bukan berarti makanan tidak enak atau rating rendah, akan tetapi karena harganya yang tak manusiawi untuk kalangan pelajar ataupun mahasiswa. "Yak Jisoo kau yang bayar kan?" Jennie menyuguhkan pertanyaan yang dibalas anggukan oleh gadis itu. Tidak berancang bahwa gadis Kim mempunyai harta melimpah. Tetapi sesekali ia sisihkan uang sebagai dikemudian hari yang tidak terduga makan-makanan mahal seperti hari ini.

"Kau tau? Akhir-akhir ini sedang marak kasus korban penguntit." Ucap Jennie membuat Jisoo seketika mendongakkan kepalanya setelah menyeruput ramen lezat itu.

Lantas membuat perhatiannya beralih pada topik pembahasan temannya. "Se-semalam, ada seseorang mengikutiku-" Tutur Jisoo dengan sedikit gagap. Daya pikirnya mencoba mengingat detail lebih dalam dan berlanjut menyadari sesuatu. "Astaga.. Dia juga tau dimana tempat aku tinggal." Sambung Jisoo.

Jennie dengat kilat menyondong maju sambil menatap dengan bola mata membulat sempurna. Dengan raut wajah terkejutnya. "Apa kau lihat wajahnya? seperti apa?" Tanyanya masih berdampingan dengan ekspresi muka tercengang itu.

Kedua netra indah Jisoo berpindah mengarah keatas sebagai tanda sedang memikirkan beberapa perihal. Terus berusaha menggali-gali dan mengingatnya sejenak. Mengingat bagaimana peristiwa semalam yang menimpanya. Sesekali mengusap dagu mungilnya dengan jari telunjuk. "Eoh maaf sayangnya aku tidak melihatnya." Ungkapnya setelah sekian waktu berpikir. Mungkin itu bisa dikatakan sebagai titik minus Jisoo dalam memikirkan suatu hal, terkadang otak lemot itu datang menghampiri.

 Mungkin itu bisa dikatakan sebagai titik minus Jisoo dalam memikirkan suatu hal, terkadang otak lemot itu datang menghampiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selaku teman yang baik. Jennie agak dongkol kepada daya pikir Jisoo yang terlanjur memakan menit perdetik. Semisal Jisoo adalah ramen, Jennie tak segan untuk menggigit geram. Tentu saja hal tak senonoh itu tidak akan terjadi karena rasa sayang kepada sang sahabat. Jennie menyipitkan mata ke arah empu dan berlalu menghembus napas berat. Kembali berucap. "Yak Jisoo-ya. Seharusnya kau menelpon polisi saat itu juga."

"Tidak semudah itu, ibuku pasti khawatir." Lempar gadis Kim.

"Andwae! Kau harus beritahu aku jika terjadi sesuatu."

Semoga saja stalker itu tidak kembali.

•••

Gadis bermarga Kim tampak sejak tadi duduk di sebuah halte untuk menunggu jadwal hadirnya bus. Sedangkan Jennie telah pulang lebih awal karena salah satu keluarga menjemputnya. Masih setia menunggu mobil bus seraya memijat-mijat layar benda persegi panjang berwarna putih itu.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang