09

3.1K 525 224
                                    

"Jealousy is a love dear."

—————————

Jisoo sedang berlari kencang menyusuri koridor yang amat panjang. Gadis itu berlari dengan napas yang tak beraturan, setelah menerima pesan bahwa sang pacar dirawat di rumah sakit.

BRAKK!

Jungkook tersentak ketika mendengar dentuman suara pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Jangan ditanya bagaimana kondisi Jungkook saat ini, sekujur tangan kekar miliknya banyak lebam, tercetak jelas disana, pakaiannya pun jauh dari kata rapih.

Mata Jisoo berkaca-kaca, hingga air bening itu perlahan jatuh di pipinya. "JUNGKOOK!" Jisoo memeluk erat Jungkook.

Jungkook membalas pelukannya. Jungkook mendorong pelan tubuh Jisoo, setelah merasakan tetesan air mata di punggungnya. "Jisoo-ya jangan menangis, sayang." Ucapnya lembut kemudian, menghapus air mata gadis Kim dengan punggung tangan.

"Tolong jangan pergi sendirian lagi." Gerutunya dengan wajah cemberut, namun terlihat imut. Jungkook malah mencubit geram kedua bongkah pipi lembut Jisoo itu. "Yak! Sakit!" Rintih gadis itu dibalas kekehan oleh Jungkook. "Jungkook lepas."

"Panggil sayang."

"Arghh." Pria Jeon itu merintih kesakitan, setelah Jisoo mencubit kuat punggungnya. Pasalnya terdapat luka memar disana. "Arghssst Jisoo-ya jangan disana, itu belum diobati."

"Eoh ... Maaf."

Jisoo membuka setengah kaos Jungkook untuk bisa melihat punggung pria itu. Seketika matanya membola. Alangkah terkejutnya ia mendapati banyak luka ungu kebiru-biruan. Juga kain perban terbalut di perutnya dengan sedikit bercak darah, akibat tusukan pisau dari Taehyung.

Gadis itu beranjak pergi menuju ambang pintu. "Mau kemana?" Jisoo masih terus berjalan keluar tanpa menjawab pertanyaan Jungkook. Beberapa menit kemudian Jisoo kembali mendatangi Jungkook, dengan membawa kotak P3K. Dan berlalu mengambil salep agar biru dipunggung Jungkook menghilang. Setelah selesai, ia menaruh kembali salep itu ketempat semula.

"Kau tau Jisoo? Aku sungguh merindukan sentuhan hangatmu." Ucap Jungkook lembut. Gadis mahasiswi kedokteran itu hanya tersenyum lebar.

"Daritadi bodyguard mu tidak kelihatan. Apa keluargamu tidak tau soal ini?" Jisoo melempar pertanyaan.

"Aku bukan anak kecil. Aku bisa mengurus masalahku sendiri, dan juga masalahmu Jisoo-ya. Terutama Taehyung." Kata-kata Jungkook, membuat Jisoo sedikit tersentak mendengar nama Taehyung. "Kim Taehyung akan masuk kedalam sangkar yang gelap. Penjara."

Manik Jisoo terkejut. "Jangan main-main!"

"Aku serius." Jawab Jungkook membuat gadis Kim terdiam. Lubuk hati Jisoo bertanya. "Apa Jungkook bisa menghentikan Taehyung?"

Kruuk..

Jungkook tertawa keras mendengar suara perut Jisoo yang kelaparan. Wajah gadis itu memerah, malu sekali rasanya. Tangan kiri Jisoo meremas perutnya berusaha mencegah bunyi cacing yang sedang menari-nari kelaparan. Jari panjang Jungkook ingin menekan tombol bel, guna memanggil perawat membawa makanan. Namun terhalang oleh tangan Jisoo.

"Aku akan membelinya sendiri."

"Jisoo-ya apa kau tidak lelah. Biar suster yang membawa makanan. Kau disini saja." Ujar Jungkook. Namun Jisoo tetap bersikeras dengan keputusannya. Tak ingin merepotkan Jungkook. Jarum jam terus bergerak maju. Setelah mendapat persetujuan dari pria itu. Jisoo segera melangkahkan kedua kakinya pergi. Meninggalkan Jungkook sendirian disana. Pria Jeon itu mulai merasa ada yang janggal jika dirinya berada sendiri di bilik rumah sakit ini. Tidak ingin mengambil resiko. Mahirnya dengan cergas Jungkook meminta asistensi.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang