"I waste my precious time just to see your beautiful face behind the screen."
—————————
Gadis bermarga Kim kini berdiam diri seraya menautkan telapak tangan pada benda pipih yang ia pegang kencang sedaritadi. Nyawanya masih merasakan kaget luar biasa saat mengetahui kematian sahabatnya ini. Netra dengan pupil mata mengecil itu masih mengarah lurus kearah layar ponsel yang penuh dengan laporan berita berturut-turut memenuhi artikel harian.
Apa stalker itu yang membunuhnya?
Benaknya menyelam bingung tak karuan. Kedua katup indah itu melebar menyadari sesuatu. "Tidak mungkin. Aku baru saja bertemu dengan Jin beberapa hari ini. Tidak mungkin secepat itu kan? " Ujarnya antara menerima atau menolak kenyataan.
Merasa masih belum percaya sepenuhnya bahwa Jin telah meninggalkan dunia. Ia segera beranjak dari tempat yang ia duduki dan berlalu menuju anak tangga. Dadanya merasa menyempit kala melihat berita kematian Jin, ia mencoba tenang mengatur deru napasnya. Jisoo memilih masuk kedalam bilik kamar kemudian melangkah keluar ke balkon kamarnya. Gadis itu langsung menyesap angin disekitar kemudian membuangnya perlahan guna menetralkan dirinya dari semua ini.
Terserempak Jisoo perlahan tersenyum manis sambil menatap pemandangan di depannya. Beberapa atap-atap rumah berjejer rapi membuat mata sentosa melihatnya, ditambah lagi embusan angin sore nan segar menyapu wajah indahnya. Semakin membuat benak si empu tenang dan tentram.
Kling
Terdengar suara pemberitahuan ponsel miliknya. Bertanda seseorang mengirimkan pesan. Seketika ujung bibir yang menyungging tadinya itu menjadi menciut setelah melihat nomor si pengirim pesan tersebut. Jujur saja Jisoo sudah merasa tidak asing dengan angka yang tertera di layar ponsel miliknya. Bagaimana tidak? Sudah seminggu ini dirinya melihat isi pesan tak dikenal itu. Selalu terus-terusan mengirim pesan padanya. Jisoo hanya membacanya saja. Terakhir kali dia membalas pesan itu dimana titik terakhir dia bertemu Jin.
Jisoo-ya kau sangat cantik dari bawah sini sayang. -isi pesan tersebut.
Gadis itu memejamkan matanya serapat mungkin, hingga kian detik selanjutnya menghempas napas berat. Ia mencoba memandang dengan tatapan meloya seraya memundurkan sedikit kepalanya. Hidungnya mengerut, kalimat dari manusia tak dikenal itu terlintas membuatnya memandang kesegala arah mencari-cari sosok pengirim pesan misterius. Jisoo memandang kepalanya kehadap bawah.
Sontak pandangan gadis itu kembali tersentak saat mendapati seorang pria tinggi kekar mengenakan hoodie andalan tampak sedang berdiri didepan pagar hitam rumah Jisoo. Gadis mahasiswi kedokteran itu tidak dapat melihat sepenuhnya wajah pria itu karena terhalang oleh balutan masker putih. Jisoo hanya bisa melihat sepasang mata yang tengah menatapnya kagum, sukses membuat bulu kuduk di tubuhnya berdiri tegap.
Dengan penuh keberanian. Rasa penasaran akan kematian Jin terlanjur memenuhi dirinya. Jisoo mencoba menelepon si pemilik pesan misterius itu. Benar saja, seseorang yang masih berdiri dibawah sana serta-merta mengangkat tangannya yang sedaritadi menggenggam ponsel hitam miliknya. Kemudian menaruh benda pipih itu tepat di daun telinga.
Muncul suara khas berat nan menggoda membuat Jisoo sedikit tergemap takjub, ia tidak berkedip. Jisoo tak dapat berkhianat pada suara yang sungguh memesona ini. Sanggup membuat si empu merasa mendapat ketenangan disana. "Jisoo-ya. Kau sekarang sudah cukup berani ya sayang?"
Jisoo tersentak mendengar paduan nada berat itu. Pasalnya suara ini mampu membuat dirinya bergeming diam mematung hingga meraup detik jarum jam. Hati lembutnya mulai tersadar, dirinya hampir tenggelam oleh belaian. "Berhenti menggodaku! Apa kau- kau yang telah membunuh Jin?" Tanya Jisoo sedikit gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Alert | Vsoo
Romance[141020] - [240722] Lelaki bermarga Kim jatuh hati pada gadis mahasiswi kedokteran bernama Kim Jisoo. Berawal dari kecelakaan, membuat Taehyung penasaran. Tiada hari tanpa mengikuti kemanapun Jisoo pergi. Rate: Mature content Cover by: me Stalker Al...