20. End

2.8K 248 15
                                    

"You taught me how to love, but not how to stop."

—————————

Sebuah ponsel bergetar diatas sebuah meja kecil disamping miniatur ranjang tempat tidur. Terpandang seorang gadis sedang bergelung nyaman dibalik selimutnya tanpa merasa terganggu dengan kegaduhan dering ponsel miliknya. Menit berlalu benda pipih diatas nakas itu masih terus mengeluarkan dering suara. Mampu membuat gadis itu tersendat dan merasa terusik. Dengan setengah sadar memanjangkan tangannya, berusaha meraba-raba posisi ponsel berada. Sudahnya mengangkat panggilan suara tersebut.

"Yak Jisoo-ya. Hari ini ada meeting. Jadwalnya dimulai 15 menit lagi!" Paksa gentusan sahabatnya dari sebrang sana.

Iris indahnya belum terbuka seluruhnya. Setelah mendengar hal itu spontan saja membuat si pemilik mata bangun terbelalak seketika. Sialnya dirinya lupa ada pertemuan penting pagi ini akibat melalui malam yang berat. Tanpa membalas ucapan panggilan dari si penelepon, langsung saja Jisoo mengakhiri panggilan secara sepihak dan berlalu menuju bilik kamar mandi.

"Ibu aku pergi dulu!"

Dengan langkah terburu-buru menuruni anak tangga, ia tidak ingin terlambat kesekian kalinya. Tanpa ada titahan Jisoo langsung mengambil sehelai roti isi buatan ibu terkasih dan menyeret gesit tasnya keluar dari rumah itu, sang ibunda hanya menatap bingung terhadap Jisoo seraya menggeleng pelan kepalanya melihat anaknya bergegas.

Pagi hari terlihat sangat cerah. Matahari bersinar begitu terang dari atas sana. Namun, cuaca yang begitu bersahabat tidak dapat menyelesaikan perkara yang ia dapat. Jisoo mengernyit, alisnya mengerut terkena silau cahaya. Kedua iris indah itu berkedip-kedip guna membiasakan penglihatannya dari sorot mentari. Jisoo mulai kewalahan dan kepanasan akibat sorot cahaya terik menghampiri dirinya. Jisoo tidak menghiraukannya gadis itu malah semakin cepat melajukan tungkainya, ia juga tak ingin melewatkan jadwal bus.

Gadis Kim masuk ke dalam bus dengan keadaan terengah-engah akibat lari pontang-panting menuju halte bus, kedua tungkai miliknya terasa ingin copot. Punggung tangan Jisoo menyapu dahinya yang berderai keringat dan mengibas-ngibas baju agar menyejukkan rasa gerah. Ia bahkan tidak mempedulikan tatapan heran orang-orang disekitarnya. Jisoo mengatur napas yang tak beraturan.

Jisoo semakin melangkahkan kaki nya lebih besar menuju ke pintu masuk bangunan perkuliahan itu. Kedua tungkai itu terus berusaha lari, ia masih memiliki cukup tenaga. Kendati demikian ujung pelipisnya kembali mengeluarkan cairan peluh. Sekarang yang terbayang adalah raut wajah murka seorang dosen di kelas itu. Lantaran sang pengajar lama terganti dengan dosen baru. Hentakan sepatu milik Jisoo berdengun di sepanjang koridor. Ia terus menggerutu seraya jantung miliknya bergerak seperti ingin keluar dari sana.

Raut cemas itu memudar setelah mengamati isi ruangan dari ujung akses pintu masuk disana. Tidak ada dosen pengajar yang datang. Deru napas Jisoo menghela tenang. Seluruh atensi mahasiswa disana memandang paras cantik gadis Kim walau kendati demikian tidak mengenakan dandanan seperti biasanya. Jisoo menghempas pelan tubuh lelah di atas mejanya. Ia mendengar sayup-sayup seseorang di sebelahnya memanggil sedaritadi. Dirinya hampir terlelap namun kembali bangun. Jisoo hanya sekadar menetralkan rasa penat akibat kurangnya waktu tidur. "Hmm?"

"Kau masih memikirkan itu?" Jennie melontarkan pertanyaan, membuat gadis Kim membangunkan kepalanya ke atas. Jennie sepertinya mengerti apa yang telah menimpa Jisoo. Ia mendekati sang empu memandang wajah Kim agar dapat melihat teliti. Menampilkan katup mata sembab dan wajah tidak bersemangat. Jemari panjang Jennie merangkup rahang tegas Jisoo. "Yak kau menangis lagi?" Tanya Jennie sambil menatap wajah Jisoo yang kian perlahan mulai beralih sedih. Manik sembab dengan sedikit lingkaran hitam di bawah matanya adalah bukti jelas bahwa setiap malam dia tidak berhentinya menangis. Mengiringi kepergian seseorang yang terlanjur mendambakan isi hatinya.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang