07

3.3K 574 213
                                    

"Sometimes you have to lose someone before you realize how much they mean in your life."

—————————

"Eoh, kenapa tisu?"

"Jisoo–ya bersihkan tanganmu, barusan kau pegang tanganku kan?"

"Yak Jennie temanku, tolong jangan sungkan begini, biasa saja." Ujar Jisoo terlihat serius.

"Bu–bukan begitu.." Elak Jennie dengan wajah panik.

"Lalu apa?"

"Sebelum kau datang, aku sedang umm mengupil." Jennie mengulurkan tangannya. "Sini biarku bersihkan." Ia ingin meraih tangan Jisoo tetapi sudah terlanjur menjauhi tangannya.

"Jenn..." Jisoo hendak murka terhadap sahabatnya namun tiba-tiba saja kalimat itu terpotong. Jennie seketika menutup mulut temannya itu dengan telapak tangan. "Ssst.. diam. Ibuku sedang tidur." Cergas Jennie.

Menyadari tangan Jennie sedang menutup mulutnya, Jisoo langsung menggigit tangan temannya itu tanpa ampun. "Arghh aw aw."

"Yak, menjijikkan cuih."

"Liur ini lebih menjijikkan daripada upil ku eoh?" Ujar Jennie tak mau kalah.

Beberapa menit berlalu setelah mereka menyelesaikan acara bersih-bersih tangannya. Jisoo kembali bersuara. "Pernahkah saat bangun tidur. Bantal tidurmu ada aroma minyak wangi yang menyengat?"

"Tidak. Memangnya kenapa?" Tanya Jennie, tampak sedang sibuk menyapu setiap sisi tangannya dengan tisu.

"Hampir setiap pagi ranjang kamarku bau parfum." Ungkap Jisoo dengan tatapan melekat.

Memandang manik Jisoo yang mendalam. Seolah serius dalam menceritakan masalah gadis itu. Sontak saja Jennie sebagai sahabat tidak ingin membuat Jisoo bertambah khawatir. "Mungkin saja ibumu mencucinya dengan pewangi semerbak." Ucap Jennie mencoba memberikan sisi positif.

"Aku tau jelas pewangi yang dipakai oleh ibuku. Tapi wangi ini sungguh berbeda. Minyak wangi itu terasa berkelas dan mahal."

"Atau mungkin.. Hantu!?"

"Yak, tidak mungkin." Pungkas Jisoo dengan tatapan malas, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Juga setiap pagi, aku terbangun, barang dan buku-buku ku diatas nakas sering berubah tempat." Mendengar celoteh Jisoo. Jennie perlahan mendekat kearah wajah Jisoo. "Apa, ada seseorang tak dikenal menghubungimu? Bisa saja itu stalker yang pernah kita bicarakan."

Kling

Jisoo mendongak kearah benda pipih miliknya diatas meja, mendengar bunyi notifikasi. Kemudian meraihnya untuk melihat si pengirim pesan.

Sayang pulanglah, sekarang juga. Taehyung

"Demi apa ini? Bagaimana bisa dia, tau setiap detik dimana aku berada?" Gumamnya pada diri sendiri. "Apa aku harus mengganti nomor?"

Jennie melihat temannya berbicara sendiri dengan nada pelan. Niat jahil itu muncul. Perlahan mengintip isi pesan milik temannya tersebut. Gadis Kim tersadar. "Yak mau ngapain?" Tanya Jisoo dengan nada cukup tinggi sukses membuat Jennie tersentak kaget dan berlalu tidak berhasil melihat isi pesan tersebut.

Jennie mengerucutkan bibirnya. "Luar biasa. Teman akrab ku Jisoo, sekarang main rahasia rahasiaan eoh."

"Maaf tidak bisa memberitahumu Jennie, karna aku takut .. penguntit itu adalah psikopat."

"Jennie.. Aku butuh saran.."

•••

Tepat malam ini pukul dua, Jisoo menutupi wajahnya dengan boneka beruang miliknya, jangan lupakan dengan tubuh yang terbalut kain selimut.

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang