"Nggak usah langsung nengok, ya. Ada cowok di belakang kamu, daritadi lagi ngeliatin kamu," ucap Mika tanpa membuang pandangannya pada perempuan di hadapannya.
"Ganteng nggak? Kalo masih gantengan kamu, males lah aku," Terra terkikik merespon ucapan Mika yang kini sedang sibuk menulangi ikan goreng yang kemudian dagingnya dia taruh di piring milik Terra.
"Ya jelas gantengan aku lah."
"Yaudah nggak usah aku liat kalo gitu," jawab Terra sambil tersenyum. "Kamu lagi ada project apa, Mik?" Terra mengalihkan pembicaraan, tidak mempedulikan perkataan Mika tentang lelaki yang sedang memandanginya, walaupun hatinya merasa penasaran ingin tahu siapa lelaki di belakangnya.
"Lagi nyiapin exhibition aja, masih tiga bulan lagi. Kamu dateng, ya," jawab Mika sambil membasuh tangannya di mangkok berisi air.
"Yang kamu bilang di London itu? Yang bikin kamu nolak dateng ke KusumArt Gala? Iya lah, Saachi Gallery sih," goda Terra.
KusumArt Gala yang disebut Terra adalah pameran seni sekaligus gala amal yang diselenggarakan oleh KusumArt Museum tiap tahunnya yang terinspirasi dari acara Met Gala yang diselenggarakan di Amerika. KusumArt Museum sendiri adalah museum seni di Bali yang didirikan oleh Bapak Wijaya Kusuma, yang tak lain adalah kakek Terra sendiri.
KusumArt Gala menjadi acara tahunan bergengsi yang selalu dinantikan oleh seniman-seniman di Indonesia. Adalah suatu kehormatan mendapat undangan untuk bisa hadir di dalamnya. Beragam karya seni dipamerkan dalam acara ini. Sebagai pembukaannya, diadakan gala dinner yang diawali dengan red carpet fashion show para undangan yang didominasi oleh seniman dan artis papan atas Indonesia. Acara intinya tentunya gala itu sendiri, yang nantinya hasil dari pelelangan karya-karya seni para seniman itu sepenuhnya akan digunakan untuk pendidikan dan pemugaran museum-museum di Indonesia.
Mikael Kamajaya, lelaki yang bersama Terra sekarang, adalah seorang pelukis yang cukup punya nama di Indonesia. Tahun ini dia terpaksa menolak undangan KusumArt Gala karena karyanya yang pernah diikutkan di pameran bertaraf internasional yang juga diselenggarakan di KusumArt Museum akhir tahun lalu, akan dipajang di Saachi Gallery di London, berdekatan dengan jadwal KusumArt Gala.
"I'll send you the invitation and tickets. Kamu tinggal duduk manis aja."
"Eh, no need, Mika. Beneran, deh. I'll buy my own ticket," jawab Terra sambil mengambil gelas berisi es teh di depannya. "Eh tapi kan tiga bulan lagi KusumArt Gala dan aku juga bantuin temenku jadi asisten dia. Mana acaranya juga di Arundaya lagi. I'll be very busy around that time. Semoga nggak bentrok ya jadwalnya. Aku usahain bisa ke sana."
"Oiya, aku baru inget, kamu jadi mau bantuin siapa tuh namanya? Pieter? Yang desainer itu? Tahun ini dia dapet invitation?"
"Iya, Mik. It'll be his first time. Dia excited banget. Gimana menurut kamu? Dia bilang nggak full time sih bantuinnya. Dia minta aku yang desain buat kostum after party-nya."
"Kamu kenapa nggak bilang aja ke Eyang sih buat dapet invitation-nya? Gini-gini kan kamu juga fashion designer," tanya Mika keheranan.
Iya, seharusnya memang semudah membalikkan telapak tangan Terra jika dia mau ikut berpartisipasi dalam KusumArt Gala. Kakeknya lah pemrakarsanya. Dan dia adalah cucu kesayangan Eyang, begitu Terra memanggil kakeknya. Tapi sejak dulu Terra tidak suka dengan nama belakangnya. Bukan tidak bangga menyandang nama Kusuma di akhir namanya, namun banyak orang jadi meng-underestimate dirinya. Oh pantes, cucunya Pak Wijaya Kusuma sih. Begitu kira-kira kata orang kebanyakan jika tiba-tiba dirinya yang sudah lama meninggalkan dunia fashion desain masuk ke daftar tamu undangan sebagai desainer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truveil; Menemukanmu | Johnny Suh
Fanfiction"Lo beneran nggak inget gue?" Ini kali kedua Junior menanyakan hal yang sama pada Terra. Namun dari mata perempuan di hadapannya, Junior yakin perempuan itu tidak mengingatnya. Junior kecewa lagi. Terra tersenyum getir, memory-nya menyerah mengingat...