Junior memutuskan The Lawn sebagai tujuannya menghabiskan malam sendirian. Belum terlalu malam sebenarnya untuk berpesta malam itu, jadi The Lawn masih tergolong cukup sepi saat Junior tiba.
Alunan musik R&B/Soul mengiringi langkah Junior saat masuk ke dalam. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru untuk mencari tempat terbaik untuk menemani sendirinya.
Mata Junior tertuju pada beberapa kursi kosong di bar semi outdoor yang nampak lengang malam ini. Yang membuatnya tertarik untuk berjalan mendekat adalah sosok perempuan yang sedang duduk di salah satu kursi. Perempuan yang walau hanya tampak punggungnya, namun Junior tahu betul bahwa dia adalah Terra. Tuhan benar-benar sedang baik padanya.
"Boleh duduk di sini?" tanya Junior yang serta merta membuat Terra menolehkan wajah ke arah sumber suara.
"Jun?"
"Jodoh deh kita kayaknya," canda Junior sambil menarik kursi di sebelah Terra. "Kosong, kan?" tanya Junior. Terra mengangguk.
"Sendirian? Deo mana?" tanya Terra basa-basi.
"Party sama temen-temen SMA nya," jawab Junior singkat sambil membaca-baca menu di hadapannya. "You okay?"
"Hm? I'm good. Why?"
"Alcohol's not good for brain."
"I need to clear my mind," jawab Terra terkekeh.
"Yoga can help. Or meditation."
"Just a sip won't hurt," jawab Terra sambil menyesap cocktail pesanannya.
"Gue takut lo lupa lagi sama gue," canda Junior.
"I have no intention of forgetting you, Jun. Gue nggak bercanda waktu gue bilang ada masalah sama memori di otak gue,"
"That's why I warned you not to drink alcohol."
"Well thanks for your attention."
"What happened?"
"Hm? Nothing."
"I'm all ears."
"Just had a little argument with my friend."
"I said I'm all ears," tegas Junior sekali lagi.
Terra terkekeh mendengar cara Junior menjawab, atau mungkin lebih ke memaksanya untuk bercerita.
"So, this friend of mine--,"
"That boyfriend?"
Terra lagi-lagi terkekeh melihat cara Junior menyebut Mika sebagai teman lelakinya dalam bahasa Inggris. "Kalo maksud lo Mika, yes, we're talking about him," Terra menjeda kalimatnya sambil menyesap kembali cocktailnya. "So, gue baru tau kalo selama ini Mika masih belum bisa maafin sahabat gue. Dan dia juga keliatan nggak suka sama anak gue. Yang terakhir itu yang bikin gue sedih."
"Wait, what?! Anak lo? Lo punya anak? I mean, the real anak? You're married?" Junior tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Terra malah tertawa melihat raut wajah Junior. "No, I'm single. Dan gue juga bukan janda," Terra menekankan kalimat terakhirnya. "I adopted my bestfriend's daughter."
Ada kelegaan di wajah Junior saat mendengar penjelasan Terra. "Jadi lo single, kan? Gue nggak lagi nongkrong sama istri orang kan ini?" Tanya Junior memastikan. Pertanyaan Junior membuat Terra tertawa untuk kesekian kalinya. "So, kesalahan apa yang sahabat lo lakuin sampe Mika nggak bisa maafin dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truveil; Menemukanmu | Johnny Suh
Fiksi Penggemar"Lo beneran nggak inget gue?" Ini kali kedua Junior menanyakan hal yang sama pada Terra. Namun dari mata perempuan di hadapannya, Junior yakin perempuan itu tidak mengingatnya. Junior kecewa lagi. Terra tersenyum getir, memory-nya menyerah mengingat...