//CW: Mention of Blood//
"Junior, I'm sorry," ucap Terra entah untuk keberapa kalinya di dalam Jeep Wrangler Junior, setelah mereka bertiga diseret paksa oleh security untuk segera keluar dari The Lawn.
"I'm fine, Terra. You should stop apologizing."
"Does it hurt?" Tanya Terra sambil pelan-pelan membersihkan sedikit darah di ujung bibir Junior. Junior menjawab dengan gelengan kepala dan senyuman.
"Lo ada photoshoot nggak besok?"
"Sempet-sempetnya lo mikirin kerjaan gue," Junior terkekeh.
"But it's your face. Aset berharga lo. Gue bisa diamuk Deo nggak sih?"
"Lo tau ada teknologi namanya concealer nggak? It's fine, Terra. I'm fine," tegas Junior sembari lekat menatap perempuan yang kini berjarak sangat dekat di hadapannya. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya saat tiba-tiba Terra memegang dagunya, begitu lekat memperhatikan lukanya sambil masih menyeka sisa darahnya.
"Why did you provoke him?" Tanya Terra. Tiba-tiba dia menekan tissue yang dipakainya untuk membersihkan luka Junior dengan cukup kuat di ujung bibirnya karena jengkel dengan apa yang Junior lakukan.
"That hurt, Terra," Junior meringis sambil tertawa melihat Terra memanyunkan bibir mungilnya. "I didn't like it when he hurt you."
"Now you hurt yourself," jawab Terra sambil mengoleskan krim di luka Junior.
"I'm sorry."
Terra menjauhkan dirinya dari Junior, bersedekap lalu melipat kaki kanannya agar bisa berhadapan dengan Junior, menatap Junior yang kini sedang salah tingkah karena merasa seperti hendak dimarahi.
"Tell me why you need to drunk tonight?"
"Hah?" Junior kebingungan dengan pertanyaan Terra.
"Lo bilang malam ini lo pengen mabuk kalo nggak ketemu gue."
"Ooh. I just had a bad day I guess."
"Mau gue temenin minum?"
"Hah?" Junior tidak bisa menyembunyikan raut wajah kagetnya mendengar pertanyaan Terra.
"Mau gue temenin minum, nggak? In your place or at my resort? You choose."
"Really? If you don't mind, then yes."
-----
"Tante Miryam yang desain ya?" Pertanyaan pertama yang muncul di benak Terra saat masuk ke dalam villa dengan tiga kamar milik Junior. Mereka baru saja melewati pool yang terletak di bagian paling depan villa.
Kini mereka memasuki foyer ruang utama yang kanan kirinya dihiasi lukisan khas Bali. Setelah melewati foyer, Terra melihat ke arah dapur minimalis dengan mini bar berhadapan dengan ruang tengah yang diisi dengan sebuah sofa dan kursi rotan dengan rajutan makrame yang menghiasi sandarannya.
"Siapa lagi? Anggep rumah sendiri, Terr. Maaf berantakan. Nggak tau kalo mau ada tamu," Junior mempersilakan Terra, sambil memungut beberapa baju dan handuk yang tergeletak sembarangan di lantai dan sofa, membuat Terra kekeh.
"Kok lo nggak nginep di sini aja tiap ke Bali? Malah sering ke Arundaya," tanya Terra sambil menjatuhkan diri di sofa.
"Kejauhan kalo di sini. Kalo cuma 2-3 hari di Bali mah di Arundaya aja. Gue mau stay lama di Bali kali ini, makanya sekarang di sini. Bangkrut gue 2 bulan nginep di Arundaya. Kecuali lo kasih diskon," canda Junior sambil mengeluarkan beberapa botol soju dari dalam kulkasnya dan mengambil 2 gelas kecil di dalam kabinet di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truveil; Menemukanmu | Johnny Suh
Fanfic"Lo beneran nggak inget gue?" Ini kali kedua Junior menanyakan hal yang sama pada Terra. Namun dari mata perempuan di hadapannya, Junior yakin perempuan itu tidak mengingatnya. Junior kecewa lagi. Terra tersenyum getir, memory-nya menyerah mengingat...