O2

3.6K 359 34
                                    

Sunoo menatap dirinya di pantulan cermin yang memantulkan bagaimana lekuk tubuh cantik itu mengenakan pakaian minim. Bulu mata lentik miliknya bergerak gusar, menatap penuh heran ruangan yang dia tempati. Ini bukan kamarnya.

Sunoo merasakan dadanya panas. Ia tersenyum tipis, senyum kesedihan. Kakinya melangkah maju mendekati cermin panjang di depannya. Ia merapatkan tubuh indahnya untuk dipeluk sesal karena sumpah demi apapun pakaian minim ini seperti jalang di klub karoke.

Badan Sunoo serentak menegang saat sebuah selimut hangat melekat pada bahu telanjangnya tapi Sunoo begitu malu dan terkejut melihat tangan kekar melingkar kuat di pinggang. Ia melongok kesamping, tubuhnya hampir terjungkal mendapati manusia namun berkepala seperti kelinci tersenyum miring disampingnya.

Tidak itu topeng. Sunoo meremas selimut berwarna putih itu dengan tubuh gemetaran. Remasan pada pinggangnya membuat ia menitikan air mata. Jemari berurat yang kian merambat berubah mengelus pahanya lalu menyelusuri ke paha bagian dalam.

Entah mengapa Sunoo tidak melawan saat tubuhnya dibaringkan pasrah dan ditindih tubuh besar makhluk aneh berbadan manusia itu. Dua kakinya dipisahkan jarak lebar, ia melihat kelamin mengacung yang besar sewarna tubuh pemiliknya.

Sakit, benar-benar sakit yang tiada Tara sesaat benda tebal, besar, panjang milik orang itu kini memenuhinya. Mulutnya mengeluarkan liur serta air mata yang tak henti terjun. Tubuhnya di genjot kasar hingga ranjang yang mereka gunakan berdecit akibat gesekan kelamin dan bokong.

"Hentikan ahhh—tuan hiks ahh sudah cu-cukup!!"

Mencoba memberontak namun sayang orang besar dibelakangnya seolah mentulikan pendengarannya. Bukan seperti yang diharapkan rambut Sunoo malah di Jambak hingga kepalanya mendongak memperlihatkan leher mulus mengkilat karena air liurnya. Sunoo sangat kacau terbukti dari setiap terit desahan. Makhluk itu juga mulai melepas topengnya lantas menghisap rakus kulit putih Sunoo mengigit hingga meninggalkan tanda merah darah.

Terlalu lemas untuk kembali memberontak seluruh syarafnya menjadi jelly. Sunoo parah saja dengan terus menjerit saking nikmatnya. Mata rubah itu kini hanya terpejam erat, rasa perih di bagian lehernya baru terasa, Sunoo mendesis perih. Ia mulai merasa sesuatu membesar di dalamnya hingga dengan sekali hentakan kasar cairan hangat menyemprot deras ke dalam lubangnya.

Suara geraman orang dibelakang membuat bulu kuduk Sunoo mengerang. Cukup lelah karena pelepasan, Sunoo hampir terlelap ia berusaha mengeluarkan kelamin itu keluar dari lobangnya. Tubuh yang jauh besar seperti enggan untuk mengeluarkan kelaminnya. Dia justru menahan Sunoo dan menekan tubuh mungil Sunoo yang ditarik paksa untuk bangun. Lantas Melayang dan terduduk dipangkunya, dengan kelamin kembali mengacung menancap sempurna di lubang sempit Sunoo dan naas Sunoo kembali digenjot.

"Tidak aghh tidak jangan lagi!! Cukup tuanku ahhkk ti—DAK."






.

"Sialan!!! Kenapa mimpi itu tidak bisa hilang!!!!!!!"

Yeah Sunoo mengumpati mimpi basah semalam. Gila saja masa mimpi basah sama Sasaengnya?!!!

Tidak waras, kau gila.

Kenapa juga dia bisa bermimpi seperti itu? Jelas jelas dia membenci Sasaengnya? Aturan dia bermimpi melakukan hal itu dengan managernya secara kan dia suka sama HyunJin.

Aneh. Entah Sunoo yang aneh atau mimpi yang aneh.

"Berhenti mengumpat, sebentar lagi sampai" peringatan HyunJin. Nah kan Sunoo lupa kalau sedang berada di mobil.

"Ehem, memang kita akan kemana? Setahu ku hari ini tidak ada jadwal selain latihan dance"

HyunJin tersenyum tipis berarti dari tadi dia ngomong tak diperhatikan oleh Sunoo, apa yang dipikirkan bocah satu itu. "Perusahaan Park. Perusahaan itu ingin menggunakan dirimu sebagai model tapi ada sebagian pihak yang lain tidak setuju, jadi hari ini kau harus bisa menarik orang-orang agar memilih dirimu, paham?"

Milikku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang