Semerbak alam berirama menghantarkan sejuk bagi para siswa. Dino terkucilkan di antara kedua belasnya. Ia tak pernah punya geng, apalagi teman yang benar-benar teman di sekolah.
Pada akhirnya semua berhenti bicara pada saat Lanu membuka sebuah denah yang diberikan oleh Bu Dian. Ya, lagi-lagi Bu Dian ada urusan dengan kepala sekolah sehingga harus meninggalkan mereka untuk belajar sendiri.
"Kita disuruh ngapain sih?" tanya Yohan pada Lanu. "Btw gue belom tau nama lo semua. Mau kenalan gak?"
"Telat," kata Joel. "Makanya jangan keseringan tidur."
"Ya udah, kenalan aja lagi," perintah Esa.
"Gue Joel, yang ini Aksa sama Yohan. Kita bertiga kelas dua belas." Joel pun menatap Lanu. "Lanjut aja kelas sebelasnya kenalan. Eh, lo kelas sebelas kan?"
"Iya, kak. Saya Lanu, yang ini..."
"Saya? Pffttt... Santai aja. Lo pada gak bakal ditatar sama kita kok," kata Yohan dengan mata kantuknya. "Aduh, gue napa ngantuk mulu ya?"
"Maklum, udah umur." Joel tersenyum miring kemudian berkata pada Lanu, "Ke kita make gue-lo juga gapapa kok. Santai."
"Gue Lanu, ini Harjun, Nyongki, sama Kenzi. Kita kelas sebelas."
"Kelas sepuluhnya?" tanya Joel.
Kimal, Dexa, Boodi, Eron, dan Vino dengan cepat mengangkat tangan mereka.
"Wih... Lo bertiga bukannya anak akselerasi?" Yohan menunjuk Boodi, Eron, dan Vino.
"Iya. Gue sama Eron akselerasi. Tapi, gak tau kalo dia anak apaan," kata Boodi sambil menunjuk Vino.
Vino gugup bukan kepalang. Setelah berhasil menetralkan debaran jantungnya, Vino pun berkata, "Saya anak beasiswa sekaligus akselerasi, kak."
"Woah... Kece juga lo. Gue suka nih anak pinter begini." Yohan merangkul Vino dengan tulus. "Eh, lo kalo ngomong sama kita pake gue-lo aja ya? Gapapa, gak bakal digigit. Paling digantung."
"I-iya, kak."
"Kak, kita langsung jalan ke titik yang diminta aja kali ya? Tadi disuruh Bu Dian buat ngikutin denah ini," kata Lanu sambil memberikan kertas denah pada Yohan.
Vino melihat kertas itu sekilas. Seperti perjalanan yang cukup jauh. Hah... Agak malas tapi mau bagaimana lagi kan?
"Ok, langsung aja. Lo aja deh yang megang denahnya. Gue males," kata Yohan yang kembali memberikan denah pada Lanu.
"Bentar dulu." Joel mencegah Yohan untuk pergi. "Gue belom tau nama mereka bertiga."
"Lo gak tau mereka?!" tanya Yohan.
Joel menggeleng. "Iya, gak tau."
"Makanya sering buka HP!"
"Kenalin diri lo bertiga," perintah Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Raja Kelana
FantasíaMereka hanya siswa biasa. Mengapa dikirim ke negeri antah brantah untuk melakukan hal tak terduga?! "Saya cuma mau pulang! Saya bukan pangeran! Apalagi seorang raja!" - Vino Putra Klanarez