12. Panglima Pratama

300 60 4
                                    

Tubuh Vino merengkuh dalam dingin malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Vino merengkuh dalam dingin malam. Apa di sini temaram memang selama ini? Kapan pagi akan datang?

Tanpa ragu sedikitpun Vino keluar dari goa, meninggalkan Eisa sendiri yang fokus bertapa. Dipandangnya langit. Gelap gulita menyapa tanpa mentari. Kepala Vino rasanya masih sakit, ia pun kembali ke dalam goa dan menidurkan diri. Menutup matanya dan berharap semoga saat ia bangun, pagi hari sudah ada lagi.

—⚜—

Vino mengerjap. Eisa masih dengan posisi yang sama saat Vino bangun. Melihat ke luar, langit masih gelap. Kapan pagi akan datang? Sepertinya ia sudah tidur lebih lama dari pada kerbau.

"Temukan dia," ucap Eisa dalam semedinya.

"Temukan siapa, kak?"

"Panglima Pratama."

"Pratama... Pratama tuh... Kak Dixa?"

Hening. Vino pun bertanya. "Bagaimana aku bisa menemukan panglima itu? Ya... Mungkin bisa saja jika kakak mempunyai obor."

BLAR!

"Ah! Panas!" seru seseorang. Tiba-tiba muncul dari bagian dalam goa yang gelap dengan kobaran api menerangi seisi tempat.

Vino terkejut. Kobaran api itu besar, hampir membakar goa yang berisi bebatuan. Pemuda tinggi itu terlihat sangat ceroboh mengendalikan kekuatannya.

Eisa yang masih tetap dalam semedinya berkata dengan tenang, "Jaga wibawamu, Yang Mulia sudah datang."

"Hah?! Ah! Hormat hamba kepada Yang Mulia," kata pria itu sambil berlutut hormat. "Hamba, Panglima Kimal, akan memberikan cahaya untuk Yang Mulia menjelajah, menemui Panglima Pratama."

"Apa kau akan menemaniku?" tanya Vino.

"Tidak, Yang Mulia. Waktu hamba tak banyak di sini," jawab Panglima Kimal dengan api berkobar di tangannya itu.

"Mengapa?"

"Karena matahari itu belum terbangun."

"Matahari? Apa maksudmu?"

Panglima Kimal masih terdiam. Dengan melangkah mendekati Vino sambil membawa kobaran api itu, ia berkata, "Mohon ampun, Yang Mulia, sekiranya engkau sudi menerima api dari tanganku ini untuk menerangi perjalananmu nanti."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Panglima Raja KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang