empat

76 57 42
                                    

"Papi kapan pulang?"

"Sabar ya, seminggu lagi papi pulang."

"Bianca kangen, pengen menghabiskan waktu bareng papi."

"Papi usahakan pulang cepat, papi matiin ya pekerjaan numpuk. Dah, love you my daughter!"

"Love you too Papi."

Panggilan video berakhir, dia menatap lekat foto wallpaper yang terpajang. Bianca menatap nanar foto keluarga yang sangat bahagia, senyuman tipis terukir indah di bibirnya.

Semenjak kematian Maminya lima tahun lalu, kehidupan Bianca langsung runtuh dalam sekejap. Papinya jadi sibuk dengan pekerjaannya, jarang mengajaknya bermain seperti dulu. Rumah hening, tidak ada lagi canda tawa menggema di seluruh penjuru rumah.

Bayang-bayang Maminya masih terekam jelas dalam benak Bianca. Ia tau Papinya masih belum bisa menerima kepergian Maminya. Jadi dia sengaja menghabiskan waktu untuk bekerja untuk menghalau kesedihan.

Bianca rindu akan masa-masa itu. Jika dia bisa meminta, dia berharap waktu itu terulang kembali.

.

_____________

Empat

Antagonist girl

_____________

.


Pasti di setiap circle mempunyai satu orang yang kerjaannya marah-marah, ngegas, dan main tangan.

Di dalam circle beranggotakan lima orang ini, Bianca lah seperti itu. Iya, Bianca mengakuinya. Itu karena emosinya yang paling tidak stabil. Dia mudah marah, mudah badmood, terkadang juga ringan tangan.

"Punya mata enggak sih Lo?!" pekikan keras Bianca, menjadikannya pusat perhatian.

"Ma-maaf, a-aku enggak seng-ngaja."

Bianca memutar bola mata malas, "Lo gagap?!" Bianca berdecak sebal, dia berada di atas bukan di bawah. "Gua di sini, kenapa Lo liat kebawah?!"

Gadis itu menatap wajah Bianca yang memerah, sungguh Bianca paling benci dengan orang ceroboh. Sedangkan gadis tadi hanya meminta maaf?! Kalau tidak bisa membawa jus, enggak usah di bawa minum aja langsung. Kalau begini kan nyusahin orang.

"Maaf, aku enggak sengaja Ka. Tadi kamu yang nabrak dulu--"

"--kok lu jadi nyalahin gua?! Jelas-jelas di sini baju gua kotor, dan Lo malah nyalahin gua!"

Sebenarnya Bianca tidak semarah itu, jika gadis ini hanya meminta maaf masalah selesai. Tapi dia malah menyalahkannya karena kecerobohannya sendiri. Tidak tahu diri!

"Tapi emang kamu yang nabrak aku duluan..."

Plak!

Sudah Bianca bilang bukan, cukup meminta maaf saja. Bukan malah membela diri, dia tidak suka di sudutkan.

Mata gadis itu berkaca-kaca, Bianca tersenyum remeh melihat sudut bibirnya mengeluarkan darah. Lemah, baru gitu aja udah mau nangis.

"Udah Ka, jangan hiraukan si cupu ini." Senna merangkul bahu Bianca, berusaha menenangkan emosi gadis itu.

"Padahal dia cuma dengerin gua marah aja, terus minta maaf masalah selesai."

"Iya gua tau, dia emang enggak punya mata." bela Senna, dia tersenyum manis. "Dari pada marah-marah gini mending makan di kantin."

"Minggir lo! Sakit mata gua liatnya." titah Evelyn, gadis itu pergi dengan menunduk.

"Bubar Lo semua, ini bukan tontonan publik!" gadis yang lebih pendek menimpali. Siapa lagi kalau bukan Alya.


🍂🍂🍂

"Besok ketua masuk, mau kasih kejutan enggak?" Evelyn bertanya. Mereka ber-empat menoleh bersamaan.

"Mau ngasih kejutan apa?" Alya bertanya.

"Ya apaan kek, drama gitu cowoknya pura-pura selingkuh." Evelyn memberi usul, walau usulannya agak gila bukan agak tapi memang gila.

"Belum jadi kejutan, yang ada tragedi pembunuhan." saut Bianca, dia langsung membayangkan apa yang akan terjadi jika mengikuti usulan gila Evelyn.

"Dia bukannya paling enggak suka ya sama yang namanya kejutan..." ujar Senna, seingatnya ia paling tidak menyukai dengan kejutan. Dalam hal apapun itu, dia kan marah jika di beri kejutan.

"Oh iya, gua lupa. Tapi kapan lagi 'kan nyambut dia," Evelyn menepuk keningnya pelan. Gadis itu melupakan fakta tentang ketuanya.

"Kita bersikap sewajarnya ajalah, dia 'kan orangnya agak beda. Orang mah seneng di kasih kejutan, dia malah marah." ucap Alya dengan kekehan kecil.

Bianca hanya menggeleng kepala, tidak ada yang berubah dari Alya. Gadis itu masih suka gibah. Semenjak ketuanya menjalani masa skorsing mereka tidak berani membolos. Bukan tidak berani hanya tidak seru saja jika satu orang tidak masuk.

'saling bersama meski suka maupun duka'.

Itulah visi misi pertemanan mereka. Bianca gadis yang dianggap antagonist oleh sebagian orang. Namun, di anggap malaikat oleh teman-temannya.

-tbc-


cerita hanya fiktif belaka,   ambil sisi positif buang jauh-jauh sisi negatif.

jangan lupa vote dan komen, aku sangat mengapresiasi sama pembaca yang tau cara menghargai.

Kritik dan saran diterima dengan lapang dada, pakai bahasa yang sopan ya.

Salam hangat, Queenchy ❤️

Trouble makers; Bad girlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang