Suara dentuman musik mengelegar banyak orang-orang yang menari, tidak ada yang protes dengan suaranya yang begitu keras, justru mereka terlihat menikmatinya. Aroma khas alkohol bercampur dengan tembakau kering dibakar menyeruak pada indra penciuman. Lagi, tidak ada yang protes. Mereka semua menikmatinya.
Sela, gadis itu tampak tenang. Duduk manis seorang diri ditemani minuman yang sedang hits saat ini. Pandangannya mengedar kesepenjuru ruangan, ia melihat berbagai macam manusia yang sedang merasakan apa itu kenikmatan.
Ia menghela nafas pelan, melirik pada arloji yang tengah ia kenakan. Padahal ini belum sangat malam dan ia merasa sudah sangat bosan, tidak ada yang menyenangkan seperti biasanya.Ia bangkit, tidak lupa membayar pesanan yang telah ia teguk. Baru lima langkah ia berjalan tangannya di genggam oleh seseorang ia menoleh.
"Gua liat-liat kayaknya lo sering ketempat ini,"
Sela masih terkejut, bola matanya membesar sekaligus berbinar. Ia mengigit dalam bibirnya menahan pekikan.
Itu Nathan, kakak kelasnya. Sela sudah menyukainya sejak ia mengajakan kaki di sekolah menengah pertamanya. Dan sekarang ia tengah berbicara dengan idolanya.
Baiklah ia hapus kata-katanya tadi -bahwa malam ini membosankan- malam ini luar biasa. Sangat.
"Iya... "
"Iya?"
Sela meringis, kegugupannya membuatnya bodoh didepan idolanya. "Ah, kebetulan gua member club ini." ujarnya cepat. Menghapus segala binarnya, bersikap biasa saja.
"Oh iya? Kebetulan club ini punya kakak gua."
Sela tahu, ia tahu semua tentang Nathan. Termasuk club ini punya kakaknya, itu alasannya dia slalu berada disini setiap malam.
"Gua Nathan."
"Sela,"
Nathan menunduk mengulurkan tangan kanannya, layaknya seorang bangsawan menawarkan untuk berdansa. Dan Sela menerima tawaran itu.
.
________________
Delapan
Terkenal
________________
.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Sela dan Senna menjadi primadona sekolah. Semua orang mengetahuinya, termasuk Alya.
Dia sangat mengagumi pertemanan ke-duanya. Akhir-akhir ini Sela membuat gempar seantero sekolah, dengan kabar bahwa Sela berpacaran dengan Nathan-kakak kelasnya. Mendengar hal tersebut, Alya shock bukan main.
Decakan kagum terus dia keluarkan jika dirinya berpapasan dengan Sela, sungguh perempuan itu menjadi panutannya. Seandainya ia bisa terkenal layaknya Sela dan Senna, Alya yakin lokernya akan dipenuhi berbagai macam hadiah. Tapi itu sungguh mustahil, mana mau seorang Sela berteman dengan Alya yang notabenenya seorang nerd?
Tapi, menjadi terkenal tidak semua enak, Alya tahu itu. Dimana ada penggemar disitu juga ada pembenci. Anak laki-laki adalah penggemar dan anak perempuan adalah pembenci.
Kejadian sekarang misalnya, ia harus berdiam diri dalam bilik toilet menutup mulut rapat-rapat. Memejamkan mata saat suara yang paling ia benci menggelegar. Dari luar terdengar suara bentakan. Sepertinya bukan dia orang melainkan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble makers; Bad girls
Teen FictionTrouble, friendship & love. 5 gadis yang terjebak dalam satu perjanjian. Perjanjian untuk saling terikat satu sama lain, dalam suka maupun duka. *** Trouble makers; Bad girls copyright © 2022 by Queen_chy15 ⚠️ sexsual content, mental illness, har...