Chapter 10

97 64 57
                                    

[Semua Organisasi, lokasi, agama, dan karakter dalam cerita ini hanya fiktif]

•••

Jemima memperhatikan raut wajah Seo Yoon nampak tak semangat. Padahal hari ini waktunya mereka untuk kembali ke rumah masing-masing. Kang Seo Yoon hanya menatap kosong hidangan di depannya tanpa menyicipi sedikitpun.

Jemima bertanya, "Apa yang sebenarnya kamu pikirkan? Sampai-sampai hidangan di depanmu tidak kamu senggol."

Lucy melirik Seo Yoon di sebelahnya. "Kamu nggak makan, Yoon?"

Seo Yoon tidak menyahut panggilan Lucy, banyak pikiran yang ada di otak Seo Yoon. Mendadak gadis berkacamata ini berbicara dan gelisah seorang diri.

"Tidak! Aku tidak mau itu terjadi. Pokoknya, aku harus dapat peluang itu. Ya, harus!" Seo Yoon mengepal sebuah harapan.

"Eh ... kenapa kamu?" tanya Jemima kaget.

"Biasalah, kalau bukan teka-teki silang siapa lagi," jawab Lucy menuang segelas air putih.

Suara Jemima seketika membuyarkan haluan Seo Yoon dalam sekejap. "Seo Yoon!!" pekik Jemima.

Sontak Seo Yoon terperanjat dari kursi makan yang ia duduki. Melihat yang lain memandangnya dengan ekspresi datar. Seo Yoon tidak mengerti apa yang terjadi. Ia balik bertanya, "Kenapa kalian menatapku seperti itu?"

Jemima bertanya pada Seo Yoon, "Apa yang kamu pikirkan?" Seo Yoon enggan menjawab pertanyaan itu, jika ia menjawab, dia akan dipanggil "maniak uang" oleh mereka. Seo Yoon trauma akan perundungan yang dialaminya dahulu. Demi menutupi gengsi, dia rela berbohong demikian. "Tidak ada yang sedang aku pikirkan, Mima. Aku hanya sedikit bermonolog."

"Kalau begitu ... ayo kita makan," ajak Hana.

"Maaf. Kali ini aku harus berbohong. Aku malu dengan kondisi keluargaku saat ini. Aku memang butuh uang itu, tapi aku tidak enak hati untuk memohon berbelas kasih depan kalian," batin Seo Yoon.

"Lucy tolong ambilkan telur mata sapi itu untukku."

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Usai menyantap hidangan, semuanya mengemas rapih tas masing-masing. Lima remaja itu berangkat sekolah menaiki delman. Sedangkan Jane, ia memilih mengayuh sepeda ketimbang menaiki delman.

Seo Yoon mengeluh karena buku gambarnya tidak dapat ditemukan. Tidak sempat untuk mencari, dia hanya pasrah sembari mengharap pertolongan dewi fortuna.

Sementara Jane baru saja berangkat menaiki ontel. Sudah lama ia tidak mengayuh sepedanya kembali, ontel kuno pemberian sang kakek. Kenangan gadis itu seketika muncul.

Flashback off

"Kakek aku pinjam sepedanya dulu boleh?"

"Hendak ke mana, Jane?"

"Mau jalan-jalan ke depan. Sekalian mampir ke rumah. Tadi, aku liat ayah lagi duduk, Kek."

Isaac yang sedang beri pakan ayam tiba-tiba berhenti. Lelaki paruh baya itu menegaskan,"Ga daar niet heen!"
(Jangan ke sana!)

Jane melihat wajah kakeknya seperti tak suka saat dirinya menyebut rumah peninggalan orang tuanya dahulu."Kenapa, Kek?"

"Je leeft daar niet. Stop met het zoeken naar het verleden!"
(Kamu tidak tinggal di sana. Berhentilah mencari masa lalu!)

THE EVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang