Sendiri

7.8K 712 7
                                    

"Jadi aku harus bagaimana? kamu selalu membatasiku untuk komunikasi dengan laki-laki lain bahkan sampai kak Wisnu. Mungkin memang dulu kita ada rasa, tapi itu dulu. Sekarang kita sudah punya pasangan masing-masing tolonglah bersikap dewasa sedikit saja, kalau seperti ini terus." ucap Hazel langsung terpotong oleh Aron.

"Kenapa kalau seperti ini terus?" tanya Aron.

"Kamu mau aku marah ha? dari awal pulang tadi ngajak bertengkar terus, kita ke  ring tinju aja yok sekarang." ucap Hazel memukul kecil Aron yang hanya dilihat oleh Aron.

"Sudah jutaan kali aku bilang kalau aku cuma sayang dan cinta sama kamu Aron, kenapa sih masih selalu cemburu bahkan sama kak Wisnu, itu benaran nyebelin."ucap Hazel.

Tangan Hazel yang memukul Aron, langsung ditahan oleh Aron dan ditariknya Hazel ke dalam pelukannya.

"Maaf aku benar-benar sangat takut ada orang yang lebih membuatmu nyaman dibanding aku." ucap Aron.

"Tapi itu terlalu berlebihan."ucap Hazel.

"Iya maaf," ucap Aron.

Aron kembali duduk bersama Wisnu dengan pikiran yang lebih tenang dan mengobrol panjang lebar, sementara Hazel masuk ke kamar Ara.

"Ngapain sih masuk." celetuk Ara dengan nada bicara sedikit kesal kepada Hazel.

"Sensitif banget nih," ucap Hazel duduk diranjang Ara.

"Keluar gih, aku mau tidur." ucap Ara menutup wajahnya dengan bantal dan,berbalik badan membalakangi Hazel.

"Kak Wisnu masih ada di luar loh." ucap Hazel memancing Ara.

"Masa sih?" ucap Ara langsung bangkit dengan semangat.

"Membohongi aku ya," ucap Ara melempar bantal kepada Hazel.

"Kenapa kamu dan abangmu sifatnya bisa sama persis sih? kamu cemburu denganku juga?" ucap Hazel.

"Gimana tidak cemburu kalau kekasihnya lebih banyak waktu bersama perempuan lain."ucap Ara dengan wajah yang ditekuk cemberut.

"Aduh harus menjelaskan dua kali nih, tadi ngejelasin ke abangnya.Sekarang ke bocah ini." batin Hazel.

"Ara,aku ini kakak iparmu.Kamu tidak perlu cemburu." ucap Hazel.

"Tapi kak Hazel dan kak Wisnu bisa menikah, tidak menutup kemungkinan.Wajar saja kalau aku cemburu dengan kedekatan kalian yang luar biasa ini."ucap Ara.

"Kamu sekhawatir itu, aku harus apa untuk kalian percaya bahwa hubungan kami memang hanya sebatas kakak dan adik angkat." ucap Hazel.

"Bahkan aku dan abang yang kakak adik kandung tidak pernah sedekat kalian, bahkan kami selalu menebar kebencian setiap kali bertemu, bertengkar setiap saat.Bukan seperti kalian yang selalu terlihat akrab dan manis." ucap Ara.

"Kalian tu lihat manis dari mananya sih, terserah kalau pikiranmu seperti itu.Aku tetap pada posisiku, sebagai kakak iparmu dan adik angkat kekasihmu tidak akan lebih dari itu, oh iya jangan mengirim hal-hal aneh kepada suamiku.Dia itu kerja, kadang ada rasa capeknya kalau kamu yang iseng ini selalu mengirimkan hal-hal tidak penting  itu bisa saja mengangunya, terlebih hubungan rumah tangga kami jangan pernah ikut campur." ucap Hazel dengan tegas, lalu keluar kamar dengan membanting pintu membuat Ara sedikit kaget.

"Dih, memang benar dari awal aku membencinya.Dia pikir setelah menjadi kakak iparku, bisa memiliki abangku seutuhnya! enak saja, abangku tetap milikku dan apa yang ingin aku katakan kepadanya tidak ada satu orang pun yang bisa melarangku, termasuk kamu istrinya!" omel Ara dengan kesal.

"Huft punya adik ipar yang masih bocah memang sangat menyebalkan." batin Hazel lalu kembali menghampiri meja tamu.

"Kak Wisnu sudah pulang?" tanya Hazel yang tidak melihat Wisnu di ruang tamu.

Kapten Aron 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang